Desa Melung Kini, Apa yang Berbeda?



Desa-Melung-Kini-Apa-yang-Berbeda-400x250-48aa15.jpg

Menurut Yossy Suparyo dari Gerakan Desa Membangun, Desa Melung yang terletak di pinggir hutan Gunung Slamet mempunyai masalah utama dalam akses informasi. Warga yang ingin mencari informasi melalui koran harus menempuh jarak 20 kilometer untuk sampai ke pusat kota atau 10 kilometer ke kota kecamatan. Hal ini membuat warga Desa Melung menjadi tidak percaya diri karena merasa desanya berada di pelosok dan identik dengan keterbelakangan. Kondisi ini masih terjadi sampai tahun 2006. Lalu, seperti apa kondisi desa melung kini? Pak Yossy akan menjawabnya.

T: Dulu, warga Desa Melung memperoleh informasi dari mana?

J: Awalnya warga mulai berlangganan koran untuk mendapat informasi. Namun, hal tersebut dirasa mahal dan kedatangan koran sering terlambat. Koran hari ini bahkan sampai di hari berikutnya karena agen koran hanya berada di pusat kota yang jaraknya 20 kilometer dari desa. Selain itu, kondisi jalan yang rusak dan adanya aktivitas Gunung Slamet semakin memperlambat kedatangan koran ditambah lagi warga yang berlangganan koran hanya sedikit sehingga agen pun tidak memprioritaskan untuk mengantar dengan cepat. Keadaan ini membuat warga berpikir untuk mencari akses informasi lain, yaitu melalui internet.

T: Kapan internet mulai masuk ke Desa Melung?

J: Sekitar tahun 2009 internet dipasang di Balai Desa. Saat itu, warga menggunakan internet untuk membuka media sosial dan melihat seperti apa dunia luar. Setelah dua tahun, mereka mulai berpikir apakah internet bisa digunakan dalam praktik produksi, seperti mengenalkan potensi dan produk yang dihasilkan di Desa Melung.

T: Lalu, apakah yang menginspirasi warga Desa Melung untuk mengenalkan potensi desa mereka?

J: Warga di desa tersebut terinspirasi oleh Desa Mandalamekar yang dulunya memiliki kesamaan dengan Desa Melung. Lalu, warga membuat situs melung.desa.id untuk mengenalkan potensi desanya.

T: Ketika situs web sudah jadi, konten apa saja yang ada di situs tersebut?

J: Ada promosi produk pertanian, seperti madu, sayur-mayur dan olahan tanaman obat. Selain itu, pembangunan serta laporan keuangan desa juga diunggah di situs tersebut.

T: Bagaimana warga menjual hasil pertaniannya?

J: Mereka menjual produk tersebut ke luar desa dengan menggunakan motor. Saat jalan di desa masih banyak yang rusak memang ada keterlambatan beberapa jam dalam pengiriman. Setelah jalan diperbaiki, pengiriman barang dari Desa Melung ke kota hanya sekitar 30 menit.

Tags:

Hillun Vilayl Napis
17 Nov 2014


November 2014 | CC BY-SA 3.0