Bisakah Kita Hidup Tanpa Plastik?



300px-Maret_6_2015_PPB_Evaluasi_Detektif1.jpg

Bandung, 6 Maret 2015 – Perkumpulan YBPP mengadakan evaluasi detektif bebas sampah (detektif BSID) yang pertama kali setelah para detektif melakukan kegiatan selama sebulan. Acara dibuka dengan menonton cuplikan film dokumenter Addicted to Plastic dan The Age of Stupid.

Sama-sama bercerita tentang lingkungan, kedua film tersebut menunjukkan bahwa plastik yang banyak digunakan di kehidupan sehari-hari memiliki dampak yang besar. Serpihan sampah plastik yang mencemari sungai dan lautan ternyata termakan oleh biota laut dan selanjutnya biota tersebut dimakan oleh manusia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menyatakan bahwa ada 46.000 serpihan plastik setiap satu mil laut (1,852 km). Hal ini menunjukkan bahwa hidup tanpa plastik itu sulit. Untuk menguranginya perlu peran pemerintah dan industri, seperti membuat regulasi untuk kemasan produk yang berbahan plastik.

Sampah plastik memang masalah yang serius dan perlu campur tangan pemerintah, tetapi kita (secara individu) bisa menguranginya dengan mengubah gaya hidup. Misalnya, dengan tidak menggunakan kantong plastik saat berbelanja. Hal ini dikarenakan kantong plastik yang disediakan oleh supermarket atau minimarket tetap sulit diurai meskipun sudah berlabel biodegradable (terurai secara alami) sehingga masih menimbulkan pencemaran.

Jadi, bisakah kita hidup tanpa plastik? Bisa, tetapi sangat sulit. Hal yang mungkin dilakukan dalam waktu dekat secara individu adalah dengan mengurangi penggunaannya.

Tags:

Hillun Vilayl Napis
12 Mar 2015


March 2015 | CC BY 4.0