Nama Inisiator
Ahsan Burhany
Organisasi
NA
Topik
Meretas batas – kebhinekaan bermedia
Deskripsi Proyek
Mendekatkan PETANI, PEDAGANG SAYUR KELILING (PAGANDENG) dengan PEMBELI untuk memenuhi DEMAND dengan SUPLY yang tepat lewat teknologi informasi tepat guna.Online disini tolok ukurnya adalah memanfaatkan teknologi informasi untuk selalu terhubung, minimal mudah dijangkau, dimulai dengan pesan singkat atau SMS. Pak Kumis dan pedagang ikan atau sayur keliling lainnya yang bersepeda dari kecamatan Limbung kabupaten Gowa menuju kota Makassar, setiap hari menjajakan sayur dagangannya menggunakan sepeda ke sudut-sudut kota Makassar. Seringkali sayuran atau ikan yang mereka bawa tidak sesuai dengan rencana masakan ibu-ibu langganannya, karena tidak ada komunikasi sebelumnya antara ibu-ibu langganan mereka dengan isi keranjang dagangannya, padahal untuk sebagian kalangan, berkat teknologi informasi, betapa mudah melakukan komunikasi dan koordinasi, baik itu melalui jejaring sosial di internet maupun melalui teknologi komunikasi lainnya seperti telepon dan pesan singkat. Setelah berbincang-bincang beberapa kali dengan pak kumis dan pedagang sayur/ikan keliling lainnya (http://aanburhany.blogspot.com/2010/11/pak-kumis-pedagang-sayur-dari-limbung.html ) ternyata pak Kumis dan sebagian besar rekan-rekannya sesama pagandeng itu buta aksara, tidak tahu baca tulis
Masalah yang Diangkat
1. Mendekatkan jarak antara PETANI, PEDAGANG SAYUR KELILING dan IBU-IBU di dapur melalui teknologi informasi tepat guna.
2. Pagandeng (pedagang sayur/ikan keliling) yang melek melek baca-tulis.
3. Pagandeng (pedagang sayur/ikan keliling) yang melek melek teknologi informasi.
4. Pagandeng (pedagang sayur/ikan keliling) yang melek internet.
5. Akses internet masuk kampung pagandeng.
6. Meluaskan pasar dan memenuhi permintaan pasar dengan mengganti sepeda menjadi gerobak bermotor
Solusi
Pertama, bekerja sama dengan sekolah-sekolah penyelenggara program pengentasan buta aksara dan pemerintah setempat dimana pak kumis dan teman seprofesinya mukim, untuk memberikan pelatihan khusus ataupun melalui kelas regular bila memang masih tersedia. Kegiatan pertama ini kami jadwalkan tuntas dalam tiga bulan.Kedua, mengajar dan membiasakan pak Kumis serta teman-temannya menggunakan telepon genggam, yang akan menjadi alat bantu pertama mereka dalam upaya mendekatkan diri dengan penyuplai dan pembeli mereka. Kegiatan ini kami jadwalkan berlangsung selama 1 minggu. Ketiga, pagandeng yang melek internet, sebelum membangun sebuah kios/ warung internet di tengah kampung, embrio sebuah ISP RT/RWnet milik pagandeng dan kampung sekitarnya. Ini akan memicu sinergi melalui internet dengan medium website atau jejaring sosial antara petani, pagandeng, pembeli dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Estimasi waktu 3 bulan. Keempat, melatih mereka agar infrastruktur internet kampung (berupa warung internet atau kios internet dengan 3-4 unit komputer desktop) dan sistem yang dibangun ini dapat mereka rawat dan kembangkan sendiri, hingga dapat menarik kawan-kawan mereka lainnya untuk bersama-sama memanfaatkan teknologi tepat guna dalam berdagang sayur keliling. Tahap awal, kami hanya akan merekrut 5 pagandeng yang akan menjadi pionir diantara rekan-rekannya, dan diharapkan setelah pak Kumis berhasil, dia dapat menjadi katalisator terbentuknya kantong-kantong baru kelompok pagandeng sayur yang melek internet guna keberhasilan usaha dagang sayur/ikan keliling mereka, dan jejaring komunitas online yang terbangun bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, bukan hanya untuk pagandeng dan warnet mereka telah berkembang menjadi kampungnet dengan harga terjangkau, hingga memprogramkan memiliki sepeda motor bergerobak untuk dagangan sayur mereka.
Pihak yang diuntungkan melalui proyek ini adalah pedagang sayur/ikan keliling, warga kampung tempat pedagang sayur tersebut bermukim, kedua ibu-ibu pelanggan mereka, para petani penyuplai, dan warga kampung. Dengan adanya akses internet kampung masyarakat umum dan dunia pendidikan organisasi-organisasi NGO. Untuk proyek di sosialisasikan ke 5 SLTA,5 Perguruan Tinggai,dan 5 NGO di wilayah DIY.
Target
Pertama pedagang sayur/ikan keliling, kedua warga kampung tempat pedagang sayur tersebut bermukim, kedua ibu-ibu pelanggan mereka, ketiga para petani penyuplai, terakhir warga kampung, dengan adanya akses internet kampung
Indikator Sukses
1. Pagandeng, petani dan pembeli memanfaatkan perangkat teknologi informasi dan internet berinteraksi dalam hubungan PENYUPLAI-PEDAGANG-PEMBELI minimal 50% dalam interaksi mereka tiap hari.
2. Pagandeng mampu memiliki sepeda motor bergerobak yang dibantu pembiayaan pengadaannya melalui program ini dengan cicil tanpa bunga atau dengan mekanisme lain yang ringan buat pagandeng namun tidak membuat mereka “manja”, agar dapat memenuhi permintaan pasar yang meningkat.
3. Pagandeng lain tertarik untuk mencontoh pola dan sistem ini
Lokasi
Makassar, Sulawesi Selatan
Dana yang Dibutuhkan
400 Juta Rupiah
Durasi Proyek
Desember 2011 – Desember 2012