515 - Rumah Folklore Indonesia

Nama Inisiator

Radio Buku

Organisasi

Radio Buku

Topik

Keadilan dan kesetaraan akses terhadap media

Deskripsi Proyek

Menginisiasi warga untuk menggali folklore yang ada di sekitaran mereka. Folklore yang diusulkan warga, selanjutnya diproduksi secara audio dan akan dipasok ke seluruh radio komunitas di Indonesia. Pada mulanya kami akan mengadakan pelatihan kepada masyarakat yang menjadi mitra kerja kami, yaitu komunitas yang punya radio komunitas, bagaimana kiatnya memproduksi folklore, mulai dari penggalian ide sampai produksi audio. Patut, digarisbawahi, folklore yang akan dikonservasi berasal dari usulan warga, sehingga radiobuku hanya akan menjadi fasilitator program dan dapat disimpulkan bahwa warga lah yang secara proaktif mendokumentasikan folklore tersebut. Hasilnya akan menjadi milik mereka sebagai bahan siaran radio komunitas.

Masalah yang Diangkat

Peradaban scripta (tulis) baru ada ketika bangsa ini mengenal tulisan. Sayangnya, peradaban tulis tersebut hanya menjadi monopoli kaum atas. Semisal, pada masa Hindu menguasai nusantara, cuma Brahmin yang beroleh kesempatan itu. Pada masa Islam, keadaan jadi lebih baik ketika syair-syair mulai berkembang dan banyak yang telah di tulis. Era sesudahnya tidak begitu menggembirakan, karena budaya tutur masih terus bertahan, dan kebiasaan tulis tidak pernah mendapat tempat. Kondisi ini berujung pada banyaknya folklore di masyarakat nusantara yang lenyap. Penuturnya sudah tiada dan seringkali belum sempat merawikan kisah-kisah bermuatan narasi lokal tadi kepada generasi muda. Produksi foklore ini, kami anggap sebagai titik anjak untuk menggali lagi pengetahuan-pengatahuan lokal. Mengemas dalam bentuk audio, adalah sebagai jembatan antara peradaban tutur yang sangat diakrabi oleh masyarakat nusantara, dengan peradaban tulis yang sedang dijajaki sekarang.

Solusi

Karena peradaban tulis masyarakat masih lemah, kami coba merangsangnya dengan cerita, yang dituturkan oleh orang-per orang. Tapi juga tidak mudah mengajak agar mau dan bisa bercerita secara baik dan menyenangkan. Oleh karenanya, sebelum proses pembuatan folklore, kami akan mengadakan pelatihan-pelatihan guna memantapkan kemampuan warga membuat folklore. Bahan audio yang telah dihasilkan itu nantinya akan kembali lagi kepada masyarakat pembuatnya. Barulah setelah mereka berhasil membuat bahan audio, perlahan akan disalin dalam bentuk tulisan.
Pihak yang akan menerima manfaat dari proyek ini adalah masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir (Pulau Kijang), Kabupaten Bengkalis (Pulau Rupat), dan Kabupaten Kampar (Tapung) Riau

Target

masyarakat pembuat audio folklore.

Indikator Sukses

Setelah setiap sasaran peserta, yaitu para warga dan pegiat radio komunitas mampu secara mandiri memproduksi folklore, barulah aktivitas ini dapat dibilang sukses. Tentu pula distribusi bahan yang telah mereka buat dengan kerja keras itu, dapat tersalurkan, mulai dari radio komunitas mereka sendiri, dan saling berbagi bahan dengan radio komunitas yang lain. Radio Buku, pada taraf ini nantinya hanya sebagai rumahnya belaka. Yaitu yang menampung semua bahan audio folklore, yang kemudian akan disebarkan via streaming dalam jaringan. Pada puncaknya, semua bahan yang telah diproduksi, akan dibukukan sebagai bentuk literatur yang tak lekang oleh zaman.

Lokasi

Boyolali, Jawa Tengah

Dana yang Dibutuhkan

600 Juta Rupiah

Durasi Proyek

Januari 2012-Desember 2012