Nama Inisiator
Jaringan GUSDURian Indonesia
Organisasi
Jaringan GUSDURian Indonesia
Topik
Meretas batas – kebhinekaan bermedia
Deskripsi Proyek
50+ komunitas Gusdurian di >30 kota di Indonesia saat ini menjadi motor penggerak/penguat forum-forum persaudaraan lintas iman, yang mati suri sejak tahun 2005 ketika Pemerintah ‘menasionalisasi’ forum kerukunan umat beragama (FKUB). Semangat menabur benih menuai persaudaraan kembali digaungkan dengan strategi dialog karya pengejawantahan nilai-nilai Pancasila secara riil, utamanya melalui program-program lokal. Semua ini merupakan upaya pemulihan dari kekalahan identitas Indonesia saat ini atas identitas alternatif yang secara progresif dikampanyekan dalam dua dasawarsa terakhir. Sikap penuh prasangka antar kelompok, pendekatan kekerasan, dan rentannya solidaritas sosial adalah wujud kekalahan tersebut. Ide proyek ini adalah memperkuat kampanye Bhinneka Tunggal Ika secara nasional dengan mendorong dan memperkuat upaya forum-forum persaudaraan menyuguhkan warta kebhinnekaan lokal melalui medium internet secara tersindikasi. Bila warta bernafas kearifan lokal ini semakin membanjir melalui internet, kesamaan tujuan berbangsa dan bernegara diharapkan semakin menguat.
Masalah yang Diangkat
Kita krisis identitas Indonesia. Yang seharusnya menjadi identitas utama kita, sekarang ini menjadi identitas kedua. Contohnya: ‘orang Indonesia Muslim’ telah tergantikan oleh ‘Muslim yang tinggal di indonesia’. Gelombang ide yang memperjuangkan kejayaan kelompok tertentu, dipicu oleh globalisasi, merembes salah satunya melalui ranah maya dengan penguasaan konten, dan di titik ini kelompok masyarakat pejuang kebhinnekaan Indonesia masih sangat lemah. Forum persaudaraan lintas iman di berbagai daerah yang dikuatkan kembali, bertujuan untuk meningkatkan identitas Indonesia, melalui dialog karya sebagai pengejawantahan nilai Pancasila. Upaya lokal tersebut perlu diangkat dan dirajut, difasilitasi agar dapat saling memperkuat antar daerah di Indonesia. Gaung kearifan lokal dari berbagai daerah juga akan secara sinergis mengangkat semangat kebangsaan dan identitas Indonesia secara nasional; sebagai bagian kontestasi terhadap ide anti kebhinnekaan. Proyek ini bertujuan untuk melakukan sinergi kampanye memperkuat identitas Indonesia dalam bentuk nilai-nilai Pancasila, dengan memfasilitasi berbagai forum kebangsaan lokal agar memiliki strategi kampanye online tersindikasi, berdasarkan prinsip keadilan, kesetaraan, dan persaudaraan.
Solusi
Strategi terbaik bagi forum kebangsaan lokal untuk saling berkabar, saling menguatkan, saling belajar, dan bersinergi kampanye kebhinnekaan adalah melalui kampanye online. Saat ini komunitas/forum lokal dalam jaringan ini sudah banyak melakukannya secara sederhana di jejaring socialmedia (Facebook, Twitter). Misalnya Konsorsium Penghijauan Areal Lereng Merapi, Paguyuban Persaudaraan Nusantara, Forum Bhinneka, Komunitas Gitu Saja Kok Repot, Gerdu Suroboyo, dll. Dibutuhkan strategi program yang tersindikasi dengan lebih sistematis agar tercapai multiplier effect yang bersifat nasional. Semakin banyak kabar kearifan lokal berlandaskan nilai Pancasila yang terungkap, semakin besar gaung dan efeknya untuk membentuk kultur Indonesia modern yang kuat berbasis tradisi. Untuk merealisasikan idealisme tersebut, dibutuhkan prasarana dan kesiapan softskill dan pengelolaan yang memadai. Program Benih Bhinneka berfokus memfasilitasi proses ini, melalui perencanaan strategis kampanye, penyiapan hardware dan pengelolaan kampanye, termasuk training, pengembangan situs, pengembangan konten kreatif dan konten lokal.
Pihak yang menerima manfaat dari proyek ini adalah forum persaudaraan lintas iman di 10 kota di pulau Jawa (Bandung, Garut-Tasikmalaya, Cirebon, Jogjakarta, Kendal, Wonosobo, Kediri, Surabaya, Jember, Jakarta), dan 3 kota di luar pulau Jawa (Lombok, Makassar, Bali). Contoh identitas lokal: BenihBhinneka-Jogjakarta. Indirect beneficiaries: masyarakat umum dari 13 kota, dan masyarakat Indonesia.
Target
forum persaudaraan lintas iman di 10 kota di pulau Jawa (Bandung, Garut-Tasikmalaya, Cirebon, Jogjakarta, Kendal, Wonosobo, Kediri, Surabaya, Jember, Jakarta), dan 3 kota di luar pulau Jawa (Lombok, Makassar, Bali). Contoh identitas lokal - BenihBhinneka-Jogjakarta. Indirect beneficiaries - masyarakat umum dari 13 kota, dan masyarakat Indonesia.
Indikator Sukses
– Adanya rencana strategis tingkat nasional untuk mensinergikan kampanye nilai-nilai Pancasila secara online dari forum lokal, dan untuk mengelola kampanye nasional.
– Sedikitnya 13 forum/kota memiliki rencana strategis kampanye online dengan tema kebangsaan & kebhinnekaan.
– Terbentuknya sindikasi nasional dengan setidaknya 13 situs lokal. Di akhir tahun 2012, ditargetkan bertambah 5 kota.
– Sedikitnya 15 kali training dan perencanaan strategis untuk 13 forum/kota
– Jumlah berita lokal tentang kegiatan/forum gerakan kebangsaan, artikel tentang kearifan lokal dan nilai-nilai yang selaras dengan Pancasila.
– Jumlah linked-articles dari situs dan page jaringan Benih Bhinneka
– Peningkatan jumlah kontributor berita dan artikel tentang isu-isu kebangsaan di akhir periode proyek.
– Analisis dengan menggunakan socmed tools untuk mendapatkan data jumlah & kualitas informasi/pesan, efek viral.
– Analisis dampak diseminasi dan kampanye Benih Bhinneka pada masyarakat awam: awareness, acceptance, dan korelasi terhadap peningkatan nilai kebangsaan.
– Pseudo-output: peningkatan kapasitas para relawan dalam hal strategi kampanye, kampanye on-line, manajemen kampanye, dan produksi gagasan/konten kebhinnekaan.
Lokasi
Jakarta Selatan
Dana yang Dibutuhkan
960 Juta Rupiah960 Juta Rupiah
Durasi Proyek
Desember 2011 – November 2012 (start-up year)