Nama Inisiator
RESPECTA Streetartgallery
Organisasi
RESPECTA Streetartgallery
Topik
Meretas batas – kebhinekaan bermedia
Deskripsi Proyek
INDONESIAN STREET ART DATABASE (ISAD) adalah sebuah inisiatif dari RESPECTA STREET ART GALLERY (RSAG) yang dikelola secara independen dan berbasis komunitas serta didedikasikan untuk aktivitas pengarsipan dan penelitian di bidang street art khususnya dan kebudayaan urban di Indonesia pada umumnya.
RSAG adalah media alternatif online bagi para penggiat street art di seluruh Indonesia dan mancanegara. Media ini telah berjalan selama satu tahun sejak Februari 2010. RSAG secara konsisten menjadi ruang terbuka bagi para pelaku street art di Indonesia untuk mendistribusikan karya serta gagasannya seputar isu urban dalam kaitannya dengan aspek sosial, politik, dan budaya baik dalam konteks Indonesia maupun global, seperti masalah perebutan ruang publik, kekerasan, kemanusiaan, dan berbagai isu terkini. Salah satu bentuk komitmen RSAG terhadap isu sosial dalam masyarakat adalah dengan menjadi bagian dari aksi solidaritas bersama untuk selalu menyuarakan kemanusiaan, toleransi, dan keberagaman di Republik Indonesia melalui Indonesian Street Art Movement – SUNDAY 13th . Aksi ini dilakukan secara serempak pada hari Minggu, 13 Februari 2011, di lebih dari 20 kota di Indonesia.
Lihat: http://indonesiastreetartmovement.tumblr.com/
Gerakan ini kemudian berkembang menjadi gerakan sosial BERBEDA & MERDEKA 100%, sebuah aksi kolektif sederhana dari para penggiat street art dan masyarakat luas untuk terus menghargai dan memberi ruang bagi perbedaan dan menutup pintu bagi kekerasan.
Lihat: http://www.berbedamerdeka100persen.net/
Untuk mewujudkan ISAD, RESPECTA akan menyelenggarakan Indonesian Street Art Awards (ISAA), sebuah penghargaan yang diberikan kepada para pelaku street art baik dari dalam maupun luar negeri yang berkarya di Indonesia. Apresiasi juga diberikan kepada mereka yang bukan street artists namun intens mendokumentasikan aktivitas street art di Indonesia (dalam bentuk foto, video, audio, dan teks). Data yang diterima akan disimpan dalam ISAD untuk kemudian dikembangkan ke dalam berbagai program produksi pengetahuan, seperti penerbitan buku, jurnal, workshop, dan festival.
Masalah yang Diangkat
Dunia street art di Indonesia memperlihatkan perkembangan yang signifikan dalam satu dekade terakhir yang ditandai oleh maraknya produksi karya dan lahirnya banyak pelaku street art baru. Namun demikian perkembangan ini tidak diiringi oleh giatnya aktivitas produksi pengetahuan yang sebetulnya penting untuk digalakkan. Hal ini juga dipicu oleh kurangnya media distribusi pengetahuan (data dan informasi) yang terekam baik dalam bentuk foto, video, audio, maupun arsip tertulis yang memadai dalam merekam aktivitas street art di Indonesia.
Solusi
Melalui INDONESIAN STREET ART DATABASE (ISAD) akan terbangun sebuah infrastruktur yang berfungsi sebagai basis produksi pengetahuan tentang kebudayaan urban dalam konteks yang luas bagi penggiat street art dan masyarakat di Indonesia. INDONESIA STREET ART AWARDS (ISAD) merupakan langkah untuk mengumpulkan data dan informasi. Penghargaan ini diberikan kepada karya street art yang melakukan eksplorasi terhadap medium, tema, gagasan, dan memiliki potensi yang inovatif. Apresiasi besar juga diberikan kepada dokumentasi (foto, video, dan audio) yang mengandung muatan historis, memiliki informasi akurat, dan dianggap penting dalam sejarah street art Indonesia.
Pihak yang menerima manfaat dari proyek ini adalah para penggiat street art (yang pada umumnya adalah anak muda, pelajar atau mahasiswa) dan peminat kajian seni dan budaya di berbagai jejaring media berbasis komunitas yang ada di seluruh Indonesia.
Target
para penggiat street art (yang pada umumnya adalah anak muda, pelajar atau mahasiswa) dan peminat kajian seni dan budaya di berbagai jejaring media berbasis komunitas yang ada di seluruh Indonesia.
Indikator Sukses
Tolok ukur keberhasilan proyek ini dapat dilihat melalui beberapa aspek:
1. Bertemunya para penggiat dan peminat street art di Indonesia, baik sebagai kelompok (komunitas, organisasi, jaringan)
2. Terkumpulnya data dan informasi berupa foto, video, audio, dan teks yang akan diarsipkan dan digunakan sebagai sumber produksi pengetahuan.
3. Lahirnya berbagai bentuk pengembangan kreatif (pameran, workshop, presentasi proyek, festival) maupun intelektual (buku, jurnal, seminar) berdasarkan arsip yang dimiliki.
Lokasi
Jakarta
Dana yang Dibutuhkan
132 Juta Rupiah
Durasi Proyek
September 2011 – Agustus 2012