Nama Inisiator
KUNCI Cultural Studies Center
Organisasi
KUNCI Cultural Studies Center
Topik
Meretas batas – kebhinekaan bermedia
Deskripsi Proyek
“Setiap teknologi media membentuk lingkungan/ekologi begitu digunakan, ia bisa bersesuaian dengan tujuan penciptaannya, mengalami perubahan dramatis di tangan pengguna, yang kadang sampai memodifikasi bentuk generasi selanjutnya dari teknologi tersebut. Di Indonesia, berbagai relasi tengah terbentuk antara pengguna dan media berbasis Internet (dengan berbagai ragamnya). Baru sedikit yang diketahui tentang bagaimana lingkungan tersebut berkembang dan apa relasinya dengan perubahan sosial. Lebih sedikit lagi upaya pembelajaran dan pendorongan produk pengetahuan ini ke dalam proses pengembangan kebijakan publik.
Proyek ini bertujuan melahirkan dan membagikan pengetahuan dari pengguna untuk pengguna mengenai perubahan sosial di sekitar praktik bermedia internet, dengan diperantarai satu platform media sosial yang memungkinkan orang untuk mengunggah hasil amatannya kesehariannya ke dalam jaringan, mendiskusikan, menganalisa, dan mengembangkan rekomendasi dari temuannya. Seluruh gagasan, rancangan, pelaksanaan, penyusunan penelitian dan distribusi hasilnya ditentukan secara partisipatif oleh para pengguna dari berbagai komunitas di daerah dan didukung didukung oleh aktivitas luar jaringan (lokakarya, sosialiasi).
Pada gilirannya, hasil proyek pemetaan lingkungan internet ini akan diacu sebagai model bagi riset lanjutan mengenai lingkungan teknologi konvergensi media bersamaan dengan pengembangan studenthijo.net, sebuah media sosial untuk memproduksi dan berbagi pengetahuan. Sasaran kegiatan yang dimediasi studenthijo.net adalah pengembangan masyarakat kritis melalui perluasan partisipasi dan kolaborasi ke arah tradisi intelektual publik yang berkesinambungan secara lokal dan berdampak pada perubahan secara nasional.”
Masalah yang Diangkat
Terbatasnya produksi pengetahuan,persebarannya dan turunannya dalam kebijakan, tentang bagaimana lingkungan/ekologi internet terbentuk dalam berbagai relasi pengguna-media. Ini akibat kurangnya infrastruktur yang memfasilitasi sirkuit pengetahuan yang terbuka, kolaboratif, dan partisipatif, meskipun upaya-upaya pemahaman kritis tengah dilakukan dan penggunaan media internet marak di tingkat lokal. Tiga faktor penyebab yang menjadi sorotan proyek ini adalah: (1) Penekanan nilai produksi pengetahuan pada pengumpulan serta pemindahan informasi yang sudah ada dari ruang fisik ke ruang maya ketimbang menciptakan pengetahuan baru yang relevan dengan kondisi lokal dan lahir dari tangan pertama. (2) Penerapan fungsi berbagi dalam jejaring sosial media di internet hanya terbatas pada aktivitas eksebisi; penekanan pada pengetahuan sebagai hasil jadi ketimbang sebuah proses generasi partisipatif, sementara fungsi interaksi dibatasi dalam pemberian komentar/ tanda “like this”, tanpa mengarah pada tindak lanjut yang berdampak. (3) Dominasi validasi pengetahuan dan metodologi oleh rezim akademis, sehingga inisiatif dan partisipasi kritis masyarakat akar rumput sering diluputkan dari proses pengambilan kebijakan.
Solusi
1. Saling menguatkan inisiatif kritis untuk memahami relasi pengguna-media internet serta perubahan yang dibawanya di Indonesia melalui kerja kolaborasi dan berjaringan serta mengarahkannya pada diskusi yang aktif ke arah pembelajaran bersama dan pengembangan kebijakan.
2. Memfasilitasi upaya-upaya yang ada dengan mengembangkan media sosial yang memungkinkan produksi dan distribusi pengetahuan di tingkat antar-lokal dan nasional.
3. Mendorong produksi pengetahuan yang kreatif dan dekat dengan lingkungan sekitar sembari melibatkan proses penyusunan metodologi pengamatan sosial yang partisipatif, terbuka dan relevan dengan kepentingan lokal-nasional.
4. Meluaskan aspek berbagi sejak identifikasi masalah, analisa dan penguraian temuan, pengujian hasil sampai dengan tindak lanjutnya di level pengambilan dan pengujian kelayakan kebijakan publik.
5. Meningkatkan kualitas, penyebaran, dan intensitas aktivitas produksi dan berbagi pengetahuan sesama pengguna (peer-to-peer) melalui sistem validasi pengetahuan yang dikembangkan secara partisipatif, setara, dan kontekstual.
*Kesemuanya dilakukan di dalam (forum diskusi di website studenthijo.net, sosialisasi gagasan, call for public participation, pertukaran dan persebaran informasi via twitter, facebook) dan luar (sosialiasi lewat pertemuan terbuka dan lokakarya di Aceh, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Lombok, dan Makassar)
Target grup: mahasiswa, Peneliti pemula/non-akademis, Intelektual Publik, anak muda di 10 Komunitas yang kritis di Aceh, Jakarta, Bandung, Makassar, Lombok. Lainnya:
– Publik luas
– Pengambil kebijakan
Target
Target grup - mahasiswa, Peneliti pemula/non-akademis, Intelektual Publik, anak muda di 10 Komunitas yang kritis di Aceh, Jakarta, Bandung, Makassar, Lombok Lainnya: - Publik luas - Pengambil kebijakan
Indikator Sukses
a. Indikator keberhasilan semester bulan pertama:
Satu jaringan terdiri dari 1. Jaringan peneliti muda lingkungan media internet dari Aceh, Bandung, Surabaya, Makassar, Lombok terbentuk di studenthijo.net
2.Proses produksi tentang lingkungan teknologi media internet berlangsung di 6 daerah dapat diakses dan dikembangkan publik
3.Sebuah model dan sistem (versi Beta) jaringan sosial media untuk produksi dan berbagi pengetahuan di Indonesia terbentuk
b. Indikator keberhasilan semester kedua:
1. Satu jaringan pengguna studenthijo.net terbentuk dalam skala nasional (100 orang)
2. Proses dan temuan tentang lingkungan teknologi media internet di berbagai daerah di Indonesia dapat diakses dan dikembangkan publik
3. Sistem (versi Alfa) jaringan sosial media untuk produksi dan berbagi pengetahuan di Indonesia terbentuk dan dapat dikembangkan oleh publik.
4. Pengelolaan studenthijo.net diteruskan untuk satu tahun sebelum pemeilikannya dilepas sepenunya kepada publik”
Lokasi
Yogyakarta
Dana yang Dibutuhkan
995 Juta Rupiah
Durasi Proyek
Desember 2011- November 2012 (Satu tahun)