Nama Inisiator
Rumah Pelangi
Organisasi
Rumah Pelangi
Topik
Meretas batas – kebhinekaan bermedia
Deskripsi Proyek
“Rumah Pelangi (www.RumahPelangi.blogspot.com) menginisiasi kepedulian pada anak semenjak 8 tahun lalu dengan pendekatan seni tradisi. Pada awalnya seni ini hanya dilakukan kalangan dewasa namun kemudian dilakukan anak-anak dalam jejaring Tlatah Bocah (18 komunitas di Merapi, Menoreh, dan Sumbing) sebagai kampanye anak merupakan subyek pembangunan.
Remaja masuk dalam kategori anak namun membutuhkan wadah tersendiri. Mereka mulai mudah mendapatkan referensi dari berbagai sumber dalam pencarian jati diri namun perlu pembelajaran bersama untuk dapat memilah hal yang sesuai usia psikologis dan lingkungannya.
Demikian pula dalam Tlatah Bocah (www.TlatahBocah.org), sebagian anak telah beranjak remaja. Kegiatan yang telah dijalani sewaktu anak-anak perlu dilanjutkan supaya pengembangan diri mereka tidak lepas dari tradisi, keberagaman, serta diperkenalkan isu-isu di lingkungan dan penyikapannya. Penguatan komunitas remaja ini dicapai melalui kegiatan berjejaring dalam program kesenian, pendokumentasian kegiatan budaya, serta pengelolaan media jurnalistik yang dikelola mereka. Media online dapat menyebarkan inspirasi pada komunitas remaja daerah lain untuk beraktifitas sesuai karakteristik lokal masing-masing.”
Masalah yang Diangkat
Kecanggihan dan semakin murahnya teknologi komunikasi memudahkan mendapatkan berbagai macam informasi dari berbagai sumber. Pengguna menggali informasi dari luar untuk memperkaya khasanahnya. Meskipun banyak hal yang sudah didapatkan namun mereka tetaplah menjadi konsumen informasi bukan beralih posisi menjadi produsen informasi. Perilaku pengguna jenis ini merupakan pasar bagi kelompok yang mampu menggunakan media sebagai kampanye terselubung pengukuhan bisnis, aliran politik, maupun ajaran yang ingin dikembangkannya. Merapi, Menoreh, dan Sumbing mempunyai keragaman seni budaya. Remaja dalam jejaring Tlatah Bocah dapat mengesplorasinya sebagai kekuatan komunitas untuk pembangunan lingkungannya berlandaskan karakter lokal. Potensi tersebut menjadi sebuah kekuatan dahsyat apabila disatukan dengan kemampuan mengolahnya menjadi dokumentasi – informative yang dapat didesiminasikan melalui teknologi komunikasi untuk menginspirasi komunitas luar daerah mengelola kekayaan seni budaya di daerahnya. Bola salju kebanggaan seni budaya setempat akan melandasi kearifan menyikapi pengaruh dari luar.
Solusi
Pengembangan dan pengelolaan komunitas melalui peningkatan sumber daya melalui diskusi, pelatihan, dan kegiatan bersama / festival (kampanye), Menjalin relasi dengan komunitas lain untuk pengkayaan inspirasi dan penguatan komunitas, Persiapan komunitas untuk kemandirian setelah program dengan mengembangkan potensi sumber daya ekonomi dan kewirausahaan komunitas dan penggeraknya. Target: 1. Anak Merapi, Menoreh, Sumbing 0 – 18 th 2. Komunitas Anak di Merapi, Menoreh, Sumbing dalam jejaring 3. Komunitas diluar jejaring 4. Masyarakat luas (pemahaman hak anak).
Target
1. Anak Merapi, Menoreh, Sumbing 0 – 18 th 2. Komunitas Anak di Merapi, Menoreh, Sumbing dalam jejaring 3. Komunitas diluar jejaring 4. Masyarakat luas (pemahaman hak anak)
Indikator Sukses
1. Tersosialisasi dan meningkatnya pemahaman masyarakat luas terhadap hak anak 2. Terselenggaranya kegiatan rutin remaja tentang eksistensinya melalui sosialisasi, pelatihan, festival, dll 3. Bertambahnya komunitas anak 4. Keberlanjutan dan menguatnya jejaring komunitas anak 5. Terbentuknya kelompok pengelola situs www.TlatahBocah.org 6. Banyaknya pengunjung dan pengisi materi situs 7. Meningkatnya jumlah tradisi / budaya yang terdokumentasikan 8. Kesiapan kemandirian program”1. Tersosialisasi dan meningkatnya pemahaman masyarakat luas terhadap hak anak 2. Terselenggaranya kegiatan rutin remaja tentang eksistensinya melalui sosialisasi, pelatihan, festival, dll 3. Bertambahnya komunitas anak 4. Keberlanjutan dan menguatnya jejaring komunitas anak 5. Terbentuknya kelompok pengelola situs www.TlatahBocah.org 6. Banyaknya pengunjung dan pengisi materi situs 7. Meningkatnya jumlah tradisi / budaya yang terdokumentasikan 8. Kesiapan kemandirian program”
Lokasi
Muntilan, Jawa Tengah
Dana yang Dibutuhkan
370 Juta Rupiah
Durasi Proyek
Januari 2012 – Desember 2014