Nama Inisiator
Ishak Salim
Organisasi
Sekolah Rakyat Petani (SRP) PAYO-PAYO
Topik
Keadilan dan kesetaraan akses terhadap media
Deskripsi Proyek
Sekarang ini SRP PAYO-PAYO bekerja sama dengan tiga sekolah petani di desa Soga (kabupaten Soppeng), desa Bonne-Bonne (Kabupaten Polewali Mandar), dan desa Tompobulu (Kabupaten Pangkajene Kepulauan) untuk membangun kedaulatan petani. Sekolah petani ini melakukan aktifitas seperti (1) menemu-kenali jenis hama dan penyakit tanaman melalui berbagai penelitian partisipatif, (2) mengendalikan perluasan hama dan penyakit dengan cara-cara yang ramah lingkungan (organik), (3) meningkatkan produksi yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan petani di desa bersangkutan, dan (4) penjualan hasil pertanian bila desa setempat mengalami surplus. Ketiga desa ini relatif terpencil, sehingga dua diantaranya (Tompobulu dan Soga) tidak memiliki akses terhadap internet—yang dalam hal ini dipandang penting sebagai sumber yang kaya akan informasi yang dibutuhkan petani. Untuk itu, demi terpenuhinya kebutuhan informasi berbasis petani, maka SRP PAYO-PAYO merancang satu sistem penyediaan dan distribusi informasi kepada tiga sekolah petani ini. Yaitu melalui penyediaan fortal website yang dikelola oleh SRP PAYO-PAYO. Portal website ini berfungsi ganda, yakni: (1) mencari dan menemukan informasi sesuai kebutuhan desa masing-masing dan (2) menyampaikan atau meredistribusi informasi kepada ketiga desa melalui media yang sesuai, seperti ‘buletin desa’ yang terbit secara berkala atau panduan uji coba petani yang dibuat khusus, serta informasi yang secara tidak langsung dibutuhkan oleh petani, seperti kecenderungan musim, harga produk pertanian, penemuan teknologi pedesaan untuk pertanian, dan seterusnya. Selain itu, mereka dapat mendokumentasikan kegiatannya dan menjadi bahan belajar yang kemudian dapat dikabarkan kepada petani lain atau sekolah petani lain.
Masalah yang Diangkat
Petani tiga desa ini sedang mengusahakan melepaskan diri dari ketergantungan pihak luar yang menyediakan aneka pupuk, bibit, dan racun kimia serta teknologi pertanian modern, serta konsumsi pangan dan energi lainnya yang tidak berbasis pertanian lokal. Mereka melakukan serangkaian uji coba memenuhi sendiri kebutuhannya seperti kebutuhan akan pupuk kandang, membuat biogas untuk memasak dan listrik, membuat tungku hemat energi, melakukan pembenihan alami, menanam sendiri sayur-sayuran untuk konsumsi mereka, menarik orang-orang muda desa agar tetap bertani, dan tidak tergantung pada peluang kerja di kota. Upaya yang mereka tempuh tidak mudah, karena pihak pemerintah tidak serta merta memberi dukungan penuh atas upaya mereka, pihak perusahaan besar penyedia produk pertanian yang sangat dominan, serta masih terbatasnya kemampuan praktis petani berbasis pengalaman teknis seperti menciptakan teknologi pertanian perdesaan, dan kemampuan meneliti untuk menemukan solusi atas gangguan pertanian baik bersifat biologis maupun non-biologis
Solusi
Untuk sampai pada tujuan ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan: Pertama, SRP PAYO-PAYO membangun sistem pengelolan informasi untuk petani melalui portal website. Kedua, membangun sistem kerjasama antar Sekolah Petani tiga desa ini untuk menjaring kebutuhan mendasar petani seperti masalah sosial-ekonomi pertanian, pengetahun bertani, teknologi pertanian perdesaan, teknik penanganan hama dan penyakit, dan sebagainya sesuai kebutuhan petani. Ketiga, Menghimpun berbagai jawaban atau jalan keluar yang diperoleh dari penelusuran media internet dan seterusnya [semisal menindaklanjuti kepada pihak lain yang memiliki kapasitas untuk menjawab persoalan petani]. Keempat, meredistribusi temuan, jawaban, atau informasi tersebut untuk petani tiga desa melalui media alternatif sesuai kebutuhan petani seperti bulletin desa, manual, leaflet, booklet, dan bila perlu ‘short message services’ (SMS).
Pihak yang menerima manfaat adalah petani dari desa Soga, desa Tompobulu, dan desa Bonne-Bonne berikut Sekolah Rakyat Petani masing-masing desa.
Target
Petani dari desa Soga, desa Tompobulu, dan desa Bonne-Bonne berikut Sekolah Rakyat Petani masing-masing desa.
Indikator Sukses
Tersedianya sistem informasi berbasis internet di SRP PAYO-PAYO; Tersedianya sistem distribusi informasi yang menjamin ketersediaan informasi pertanian bagi petani; Tersedianya media komunikasi berbasis petani seperti bulletin desa, manual, leaflet, booklet, dan berita berbasis ‘short message services’ (SMS).
Lokasi
Maros, Sulawesi Selatan
Dana yang Dibutuhkan
262 Juta Rupiah
Durasi Proyek
November 2011 – April 2012 (5 bulan)