89 - Kartu Pos Kecantikan Perempuan

Nama Inisiator

Meta Ose Margaretha Br Ginting

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

4 tahun

Contoh Karya

New York ISRNC ppt.pdf

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Sebagai peneliti yang banyak berkarya di bagian Timur Indonesia, diksursus akademik jarang menyentuh keseharian remaja perempuan di sana. Proyek ini berusaha mengangkat pergumulan remaja perempuan tentang standar kecantikan dan penerimaan diri sebagai sebuah bagian dari fenomena persentuhan globalisasi dan nilai-nilai lokal. Kartu Pos Kecantikan Perempuan berusaha melakukan pemetaan terhadap pemahaman "cantik" yang kian bergeser dari benak remaja perempuan di Timur Indonesia. Misalnya, sejak tahun 2001 produk pemutih kulit menjadi sangat terkenal di Kupang, atau tren meluruskan rambut secara permanen yang berkembang pesat di Alor. Selain sebuah penelitian, proyek ini menekankan keterlibatan remaja perempuan sebagai bagian solid dari proyek ini. Untuk kembali mengunjungi ide tentang kecantikan, penulis akan mengundang para remaja perempuan untuk ikut melukiskan kembali makna "cantik" bagi mereka dalam sebuah rangkaian kartu pos. Kartu pos- kartu pos ini akan menjadi sebuah peta gumul juang remaja perempuan yang mencoba berdamai dengan arus globalisasi, penerimaan diri dan kecintaan akan budayanya.

Latar Belakang Proyek

Sejak tahun 2014, lewat beberapa kali kunjungan ke Sumba, saya menemukan bahwa perempuan-perempuan di bagian Timur Indonesia memiliki suatu keunikan yang tidak dimiliki oleh peremouan-perempuan lain di pulau Jawa dan Sumatra, tempat dimana saya tumbuh besar. Bahwa setiap perempuan di Indonesia adalah cantik dan indah, kita semua tahu. Berbagai media sibuk meramaikan pulau-pulau di Timur Indonesia untuk menangkap potret wanitanya dan dengan terkadang dengan dangkal melabeli mereka dengan klaim "eksotis". Lain dari eksotis dan kain tenun, tidak banyak media arus utama yang mau membahas perempuan dan pergumulannya. Oleh sebab itulah, saya ingin mengangkat tema tentang kecantikan melalui mata mereka sendiri bukan sekedar menggunakan kacamata media yang sibuk mengagungkan warna hitam kulit mereka tetapi enggan berbicara tentang kesulitan mereka sehari-hari.

Masalah yang Diangkat

Penerimaan diri, standar kecantikan dan globalisasi. Penerimaan diri adalah masalah yang lumrah dan wajar bagi masyarakat perkotaan. Setiap hari, melalui berbagai media sosial seseorang bisa membandingkan dirinya dengan yang lain. Media kita, kekurangan representasi perempuan timur di dalamnya. Kita bisa melihat ada banyak tokoh pria dari Timur yang sukses di dunia hiburan, tetapi sedikit jumlah untuk perempuan. Perempuan dari Indonesia Timur membutuhkan lebih banyak representasi yang jujur dan tidak dilebiih-lebihkan. Oleh sebab itu, para remaja perempuan dari Timur yang tak habis-habisnya didera gagasan standar kecantikan melalui media arus utama, (bahwa cantik itu putih, berambut panjang dan bertubuh langsing) harus ikut berpartisipasi untuk menampilkan sendiri narasi mereka tentang kecantikan.

Indikator Sukses

Pameran kartu pos dan narasi remaja perempuan dari Alor, Kupang dan Bali, beserta sebuah jurnal ilmiah.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.40 Juta

Durasi Proyek

3 bulan