1002 - Harmoni yang Terusik: Ruas-ruas Penari Jathilan Berhijab

Nama Inisiator

HERVINA NURULLITA

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

https://jurnal.ugm.ac.id/jks/article/view/11648

Contoh Karya

76906810-080f-4d46-aae3-1a7e1b526aad.jpg

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Dokumentasi adalah salah satu bentuk visualisasi dari memori manusia. Dalam jangka waktu yang lama dokumentasi akan memiliki fungsi sebagai sumber sejarah yang mampu memberikan informasi terkait peristiwa besar dan perubahan sosial pada masyarakat. Melalui sebuah dokumentasi, peristiwa bukan hanya sekedar cerita lisan masyarakat yang bisa berubah isi dan maknanya sesuai penyampaian penutur. Peristiwa dan perubahan akan selalu tercatat dan diingat oleh masyarakat. Proyek ini berusaha mendokumentasikan kehidupan sehari-hari penari jathilan berhijab di kabupaten Ponorogo. Kehidupan penari jathilan berjihab menarik didokumentasikan karena tidak terlepas dari kebijakan lokal (baca=budaya lokal), marginalisasi, dan pro-kontra masyarakat. Melalui proyek ini nantinya akan dijadikan sebagai sumber sejarah yang menandai adanya akulturasi budaya lokal yang notabene abangan dengan budaya Islam yang erat dengan syariat dan aturan terhadap tingkah laku perempuan.

Latar Belakang Proyek

Hijab adalah salah satu penanda penampilan yang digunakan oleh perempuan pemeluk agama Islam. Sebagai simbol dari ekspresi kesalihan perempuan Islam, jilbab bermetamorfosis sebagai filter terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syariat Islam. Budaya, tradisi, kebiasaan dan tingkah laku yang setiap hari dijalani perempuan sebelum berhijab akan berubah setelah mereka berhijab. Seperti bagaimana bergaul dengan lawan jenis, bertutur kata, beretika, tingkah laku dan lain-lain. Konsep ini ternyata tidak berlaku pada penari Jathilan yang menggunakan hijab. Mereka menegosiasikan hijab sebagai simbol kesalihan dengan budaya yang sudah dijalani dan diwariskan. Adanya negosiasi ini menunjukkan betapa uniknya fenomena penari Jathilan berhijab di Kabupaten Ponorogo. Fenomena ini juga menunjukkan "Harmoni Yang Terusik" dalam kerangka penampilan penari Jathilan yang diusik simbol-simbol Islami, meskipun pada akhirnya mampu dinegosiasikan oleh para penari Jathilan.

Masalah yang Diangkat

Revolusi Iran tahun 1980-an nyatanya telah membawa pengaruh besar terhadap spirit ke-Islaman negara-negara Islam. Pengaruh ini pada akhirnya sampai ke Indonesia dalam wujud spirit menutup aurat (berhijab) bagi perempuan. Hijab sebagai simbol dari ekspresi keislaman dimasukkan kedalam berbagai unsur kehidupan umat Islam di Indonesia. Salah satunya berusaha dimasukkan kedalam penampilan penari Jathilan di kabupaten Ponorogo. danya Penetration Pasifique ini membuat penari Jathilan dipaksa menjalani dua dunia kehidupan sekaligus. Satu sisi sebagai pemeluk Islam mereka harus menjalankan syariat Islam dengan cara menutup aurat. Sisi lainnya sebagai penari Jathilan (pewaris budaya) mereka harus menjalani hidup yang jauh dari nilai-nilai syariat Islam. Kebimbangan ini akhirnya mewujud dalam bentuk negosiasi pemakaian hijab dalam tarian Jathilan. Fenomena ini tentunya adalah tonggak sejarah adanya perubahan dalam penampilan penari Jathilan. Fenomena ini juga tentunya membawa perubahan sosial besar bagi pergeseran pola pikir masyarakat akan negosiasi agama dan budaya yang membawa pro dan kontra. Adanya permasalahan terkait pergeseran pola pikir, perubahan penampilan, dan persepsi masyarakat dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari penari Jathilan. untuk melihat semua permasalahan ini dapat dilakukan melalui kegiatan dokumentasi keseharian penari Jathilan di kabupaten Ponorogo.

Indikator Sukses

Dalam proyek ini ada dua indikator keberhasilan. Pertama, melalui dokumentasi kehidupan sehari-hari penari Jathilan berhijab, diharapkan mampu mengedukasi masyarakat terkait persepsi pro-kontra fenomena penari Jathilan berhijab. sehingga mampu membuka pola pikir masyarakat secara keseluruhan bahwa hijab dalam Jathilan adalah bentuk akulturasi budaya yang sifatnya memperkaya budaya daerah. berubahnya pola pikir masyarakat merubah pula persepsi yang berdampak pada diterimanya penari Jathilan berhijab, baik dalam festival reyog ataupun reyog obyok. Kedua, dengan didokumentasikannya kehidupan sehari-sehari penari Jathilan berhijab nantinya dapat dijadikan sebagai sumber sejarah yang menandai perubahan besar dalam kesenian reyog pada umumnya dan Jathilan pada khususnya.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.150 Juta

Durasi Proyek

1 bulan