1054 - LIMPAPEH#1

Nama Inisiator

Nessya Fitryona

Bidang Seni

seni_rupa

Pengalaman

sejak tahun 2009 hingga hari ini, aktif berkarya seni rupa dengan mengikuti berbagai pameran, diskusi, dan menulis ulasan seni serta penelitian seni rupa lokal baik di jurnal maupun surat kabar

Contoh Karya

Tulisan ku kompreses.jpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

LIMPAPEH #1 adalah project kolaborasi bagi para pelaku seni wanita (yang berasal dan berproses di Sumatera Barat atau tidak berasal tetapi di Sumatera Barat). Project ini mengkolaborasikan dua bentuk kegiatan yaitu pameran seni rupa dan street art. Kegiatan ini juga diisi dengan workshop dan diskusi. STREET ART - Kegiatan ini akan mengawinkan dua dunia, yaitu dunia wanita Minangkabau yang penuh aturan dan dunia street art yang dekat dengan vandalisme dan pemberontakan. Melalui Street Art masyarakat dapat melihat isu-isu sosial politik dan lingkungan dari kaca mata wanita serta menemukan kekhasan karakter seni jalanan yang dihasilkan tangan wanita. PAMERAN - Menghadirkan karya-karya seniman wanita berbagai generasi. Selanjutnya menjadi wadah untuk membaca pencapaian eksplorasi oleh seniman-seniman wanita sebagai tolak ukur perkembangan seni oleh wanita di Minangkabau dan menemukan benang merah kekhasan latar belakang gender dan lokalitas budaya dari perupa wanita DISKUSI - Topik yang akan diangkat dalam diskusi adalah Revitalisasi Songket Minangkabau, menghadirkan pemateri Ibu Nina Rianti (aktivis budaya Minangkabau), Iswandi, dan Miranda W. (pegiat tenun lama). Workshop-sebagai limpapeh rumah nan gadang pada hakikatnya wanita Minangkabau harus pandai memasak. Workshop yang akan diadakan adalah workshop memasak jajanan khas daerah, kue inai-inai. Workshop ini bertujuan memperkenalkan kembali makna filosofis dari kue inai-inai pada masyarakat khususnya generasi muda.

Latar Belakang Proyek

Limpapeh rumah nan gadang adalah istilah yang hakikatnya menggambarkan wanita ideal Minangkabau, yakni para wanita yang mampu menjaga pribadi dalam bersikap, berprilaku sesuai aturan adat dan agama. Minangkabau merupakan kebudayaan yang menempatkan wanita pada posisi yang sangat istimewa berbeda dengan kebudayaan lain di Indonesia walau tidak satu satuya. Dari sisi materil, keistimewaan itu berbentuk hak waris harta pusako. Dari sisi moril, keistimewaan itu berbentuk hak garis keturunan /suku (matrilineal) dan kedudukan di dalam rumah gadang. Suatu kaum di Minangkabau tidak akan membiarkan wanitanya berbuat cela. Bagi sebuah kaum, kehormatan wanita adalah segala-galanya dan harus dipertahankan dengan cara apapun. Maka Minangkabau menerapkan suatu aturan-aturan untuk mendidik dan menjaga martabat wanita dalam kaumnya. Aturan itu salah satunya dirumuskan dalam 12 larangan yang harus dijauhi wanita yang disebut dengan sumbang. Secara paradoksial aturan ini meningkatkan derajat wanita disatu sisi, di sisi lain seolah mengekang kebebasan wanita Minangkabau untuk berekspresi. Namun sejatinya dengan didukung latar belakang kebudayaan tersebut, membuat wanita Minangkabau lebih berpotensi mencari celah baru untuk berekspresi dan berkarya terutama bagi seniman wanita generasi hari ini, selanjutnya menungkinkannya untuk tetap berdamai dengan idealisme selayaknya wanita dalam adat dengan tantangan perkembangan zaman. Wadah yang dirasa cocok untuk itu adalah dengan mengadakan even seni LIMPAPEH#1

Masalah yang Diangkat

Perubahan budaya terjadi beriringan dengan perkembangan teknologi yang memudahkan berbagai aktifitas manusia, begitupun kalangan wanita. Keterbatasan tidak lagi menjadi soal bagi wanita untuk mengakses informasi, berpergian, atau melakukan aktivitas-aktivitas yang sebelumnya ‘hanya’ dapat dilakukan laki-laki. Tidak hanya di Minangkabau, perkembangan zaman sudah sewajarnya menjadikan wanita juga lebih berpemikiran terbuka. Seni salah satu media pengetahuan bagi wanita sejak dulu di Minangkabau, terutama di ranah seni tradisi. Di ranah modern, perkembangan seni sudah menjadi kesadaran wanita Minangkabau untuk mengupgrade pendidikan dengan tanpa meninggalkan khasanah budaya lama. Sebagai limpapeh rumah nan gadang hal ini menjadi kebutuhan salah satunya melalui media seni. Sayangnya, sangat sedikit event spesifik yang mewadahi para perupa wanita sebagai aktor utama dalam berkegiatan seni. Untuk itu perlu diadakan sebuah wadah yang mampu menampilkan ekspresi wanita dalam berkarya dan membuka pintu gerbang bagi penggiat seni wanita untuk lebih menunjukkan eksitensinya dalam berkesenian. Melalui project LIMPAPEH, diharapkan mampu membaca dan memaknai fenomena Limpapeh kini yang berkarya dan berekspresi dalam konteks zaman sekarang serta dapat membaca sejauh mana eksplorasi yang telah digali oleh seniman-seniman wanita sehingga menemukan benang merah kekhasan latar belakang gender dan lokalitas budaya Minangkabau dari karya-karya yang dihadirkan serta dapat memetakan pergerakan perupa wanita yang menjalani proses kreatifnya di Minangkabau

Indikator Sukses

-Terlaksananya sebuah wadah yang mampu menampilkan ekspresi seniman wanita di Minangkabau dan mengupgrade pendidikan wanita Minangkabau. - Melahirkan keberagaman wacana terhadap pembacaan berbagai proses kreatif dan eksekusi karya yang dilakukan perupa wanita di Sumatera Barat oleh para pelaku seni, pemerhati seni, dan kritikus seni dalam berbagai publikasi diskusi dan surat kabar. -Diperolehnya pemetaan dari terdatanya para perupa wanita yang ikut berpartisipasi dalam even ini dengan berproses kreatif dengan pembacaan seni yang unik dan khas. -Memuncul apresiasi dan pembelajaran terhadap eksistensi karya seniman wanita di Minangkabau. -Adanya suatu pengkajian mengenai benang merah yang menghubungkan setiap karya, yang merepresentasikan kekhasan latar belakang gender dan lokalitas budaya Minangkabau dari karya-karya perupa wanita dalam bentuk tulisan kuratorial dan ulasan seni.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.70 Juta

Durasi Proyek

9 bulan