1081 - Irul, Perempuan, dan Kue Tradisional

Nama Inisiator

Yenti Aprianti

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

Baru memulai

Contoh Karya

cuplikan inovasi citarasa bakso solo_yenti_UI.docx

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Saya ingin meneliti dan menulis buku tentang Irul dan Kampung Kue. lrul atau Choirul Mahpuduah (49) adalah perempuan penggagas Kampung Kue di Rungkut, Surabaya. Awalnya ia hanya pembuat kue biasa seperti perempuan lain di kampungnya. Para perempuan bekerja sendiri-sendiri sehingga keterampilan turun-temurun mereka tidak cukup meningkatkan pengetahuan, jaringan, dan kesejahteraan masyarakat. Irul tergerak untuk membangun budaya organisasi di kalangan perempuan pembuat kue sehingga para perempuan seprofesinya dapat lebih berdaya dengan identitas barunya sebagai perempuan dari kampung Kue. Di awal usahanya, rintangan datang dari suami para pembuat kue, yang malu beristrikan tukang kue. Banyak strategi yang Irul telah lakukan untuk mengatasi berbagai rintangan sehingga Kampung Kue dapat mapan seperti saat ini. Pembuat kue sangat identik dengan perempuan, jumlah mereka sangat banyak, dan tersebar di seluruh Indonesia. Di dalam diri para perempuan tersebut tersimpan kekayaan kuliner lokal yang perlu dilestarikan. Sayangnya di antara mereka masih menjadi kaum marjinal meskipun memiliki kemampuan membuat kue yang mumpuni. Itu sebabnya pendokumentasian tentang pengetahuan baru di bidang pemberdayaan perempuan pembuat kue seperti yang dilakukan Irul menjadi sangat penting bagi Indonesia.

Latar Belakang Proyek

Saya memiliki latar belakang jurnalistik dan antropologi dengan kajian ekonomi masyarakat, pertanian, dan makanan. Tesis saya tentang Inovasi Citarasa Bakso Solo mendapatkan nilai terbaik tetapi selepas studi saya disibukkan oleh kegiatan domestik dan sulit mendapatkan kesempatan melakukan riset lapangan. Sambil menjalankan aktivitas rumah tangga di rumah, selama 7 tahun selepas masa studi, saya terus mengumpulkan data di bidang yang saya minati. Saya sudah menerjemahkan buku Rambles in Java and Straits in 1852 by Bengal Civilian yang banyak mencatat tanaman pangan, menu makanan kaum elit, dan jajanan di Indonesia. Saya juga mengumpulkan buku dan majalah kuliner lama, dan mengumpulkan data tentang jajanan dan migrasi. Namun semua itu belum dapat menjadi karya utuh karena masih banyak data lapangan yang belum lengkap. Salah satu hal yang menarik bagi saya adalah perempuan para pembuat dan penjaja kue. Banyak di antara mereka sudah lanjut usia. Keterampilan membuat kue tradisional yang dianggap rumit dan kurang mampu meningkatkan kesejahteraan tidak banyak diminati kaum muda dalam kelompok masyarakat pembuat kue. Saya mencoba mencari data terkait melalui internet. Irul adalah sosok yang dapat menjadi inspirasi penting dalam memberdayakan perempuan pembuat kue dan penjaga khazanah kuliner lokal Indonesia. Karyanya berupa Kampung Kue Rungkut menjadi contoh yang perlu untuk dicatat.

Masalah yang Diangkat

Indonesia dengan beragam budayanya memiliki kekayaan kue tradisional yang sangat besar. Sebagian besar pelestari kue tradisional adalah perempuan. Dengan pengetahuan dan keterampilan membuat kue, mereka ikut melestarikan tanaman pangan lokal, lingkungan hidup, dan kekayaan rasa beserta inovasinya. Sejarawan dan antropolog makanan, Montanari, dalam bukunya Food is Culture mengatakan "...Rasa adalah sensor ganda yang mampu membangkitkan memori. Rasa juga sekumpulan pengetahuan. ... dan makanan adalah kebudayaan sejak dipersiapkan, diolah, dan disajikan. Makanan adalah bentuk penciptaan." Kuliner lokal dan segala nyang membentuknya adalah jati diri masyarakatnya. Meskipun kita mudah menemukan resep kue tradisional di internet, kenyataannya keterampilan dan pengetahuan turun-temurun itu belum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan pengusungnya. Pengetahuan baru tentang budaya organisasi masyarakat pembuat kue tradisional menjadi penting. Saya ingin meneliti Irul dan Kampung Kue yang dibangunnya. Hasil penelitan akan dibukukan agar pengetahuan untuk melestarikan dan mengembangkan kue tradisional dapat diakses dengan mudah oleh kelompok masyarakat di berbagai daerah.

Indikator Sukses

Selesainya penulisan buku Irul, Perempuan, dan Kue Tradisional

Dana yang Dibutuhkan

Rp.30 Juta

Durasi Proyek

9 bulan