Nama Inisiator
Rita Meilinawaty
Bidang Seni
kriya
Pengalaman
untuk di dusun Kajang, baru akan bermula. Saya bersama desainer eco fashion Merdi Sihombing, sudah melakukan dibeberapa daerah sebelumnya seperti di Alor, Rote, dan Rote Ndao
Contoh Karya
_MG_5720.JPGKategori Proyek
kerjasama_kolaborasi
Deskripsi Proyek
1. Memberi keterampilan pembuatan produk tenun siap pakai sehingga akses market menjadi lebih luas, dengan akses pasar yang lebih luas diharapkan menambah penghasilan ibu-ibu penenun. 2. Memberi pengetahuan dan keterampilan Ecofashion untuk menunjang sustainability fashion yang ramah terhadap lingkungan. 3. Pengembangan usaha dengan produk Ecofashion tenun 4. Pelatihan dan workshop pembuatan produk turunan Tenun Ikat dengan konsep Ecofashion yang akan didampingi oleh Expert di bidang Ecofashion 5. Pembuatan dan perekaman motif khas daerah yang akan berkolaborasi dengan desainer. 6. Pengembangan usaha produk tenun Ecofashion
Latar Belakang Proyek
Tenun Ikat asli suku Kajang di Sulawesi Selatan, yang termasuk suku terdalam, ini disebut Tope Le’leng. Ada 7 desa yang ada di kawasan adat Ammatoa, kabupaten Kajang yang mempunyai kerajinan tersebut. Mirip dengan suku Baduy di Banten, mereka pun masih mempertahankan kearifan budaya lokal dengan kesederhanaan dan kekayaan alam didesa ini. Kain sarung ( Tope Le’leng) ini selalu berwarna hitam karena menggunakan pewarnaan alam yang berasal dari tanaman yaitu daun Tarun yang menghasilkan warna gelap dan menandakan kesederhanaan dan kesetaraan dengan alam. Jumlah penenun dari 7 dusun ini melebihi 700 perempuan. Anak-anak perempuan usia 13 tahun, sudah harus bisa menenun. Dalam prosesnya, untuk memproduksi 1 lembar sarung dibutuhkan gulungan benang besar yang bisa menghasilkan 7-8 sarung. Sedangkan harga 1 gulungan benang adalah Rp 1.200.000,- dan harga per sarung adalah Rp 700.000,- Waktu untuk pengerjaan 1 lembar sarung berkisar 3-4 minggu dan hasil tenun ini hanya dipergunakan untuk kebutuhan pribadi dan keluarga karena dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kajang menggunakan sarung ini. Melihat perkembangan eco fashion dunia dan Indonesia khususnya, desa Kajang merupakan daerah potensial untuk dijadikan eco fashion community dan membantu mensejahterakan masyarakat Kajang pada umumnya.
Masalah yang Diangkat
Karena background saya adalah media dan aktifis fashion, maka saya akan memberikan pendampingan langsung dan terarah untuk pengembangan fashion yang sudah turun menurun di Tanah Toa yang sangat ramah lingkungan. Ada 4 pilar tujuan utama dalam program ini yaitu : 1. Penguatan dan pemberdayaan perempuan, peran perempuan dalam masyarakat yang sangat berpengaruh. 2.Pengembangan fashion berkelanjutan, tidak hanya digunakan untuk kebutuhan keluarga, tetapi bisa dijadikan penunjang penghasilan keluarga 3.Perdagangan yang adil, pengerajin, desainer, dan kolektor 4.Penguatan masyarakat secara mandiri dan terarah
Indikator Sukses
Program dalam 9 bulan ini akan menghasilkan : 1. Kualitas yang baik dan mampu bersaing di pasar, aktif promosi dengan exhibition, pop up store 2. Proses produksi yang bersih dan tidak mengganggu kelestarian alam, melanjutkan pelestarian yang sudah bertahun-tahun dilakukan masyarakat Kajang 3. Harga yang terjangkau bagi konsumen, pemesanan Tenun Kajang meningkat, dan roda perekonomian semakin dinamis 4. Kondisi yang adil bagi produsen dengan sistem yang transparan 5. Terjaganya sumber daya alam dan kebudayaan lokal, regenerasi, budaya, adat istiadat terjaga dengan baik
Dana yang Dibutuhkan
Rp.750 Juta
Durasi Proyek
9 bulan