1093 - Rahan Kai Vatvat: Rumah Belajar Tenun Desa Matakus, Tanimbar

Nama Inisiator

Endah Triastuti

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

4 tahun

Contoh Karya

Pemberdayaan Desa Napan NTT Melalui Produk Lokal.pdf

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Program ini akan mengembangkan rumah belajar sebagai wadah memulai tradisi ‘kolaborasi’ (community of practice), yang menggunakan praktik belajar dalam komunitas untuk mencari solusi dan penyebaran inovasi terkait dengan kerajinan tenun Desa Matakus. Tujuan utamanya adalah mengembangkan sebuah tradisi berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam komunitas perempuan penenun (community of knowledge). Pengetahuan yang akan dikembangkan termasuk pengetahuan dan pengalaman/tradisi/nilai identitas individu dalam konteks keseharian dan/atau kelompok dalam hal solusi, strategi, ide, kebiasaan, kendala, tips dalam kerajinan tenun. Untuk mencapai tujuan tersebut, program ini akan menyediakan dan mengembangkan akses dan alat untuk berbagi dan mencari pengetahuan dan keterampilan (baik yang sudah ada mau pun yang baru), yang dibutuhkan perempuan penenun untuk mendukung terjadinya kolaborasi (community of practice). Program Rumah Belajar ini secara tidak langsung akan meningkatkan akses pada pengetahuan untuk mengembangkan kapital ekonomi perempuan penenun. Selain itu, rumah belajar juga akan menjadi tempat belajar mengakses pengetahuan baru melalui IPTEKS. Proyek ini akan dilaksanakan dalam bentuk pemetaan pengetahuan lokal untuk menemukenali kembali praktik tenun, pelatihan pengelolaan rumah belajar, pelatihan ekonomi kreatif dan pemasaran, pendampingan peningkatan kualitas SDM lokal melalui kegiatan di dalam rumah belajar, survei dan pemetaan potensi HKI, pendampingan dan pendaftaran HKI dan evaluasi program.

Latar Belakang Proyek

Tahun 2017 saya melakukan studi terhadap pemetaan potensi ekonomi perempuan di daerah rural (salah satunya di Desa Matakus) menggunakan dana dari APEC Women in Research Fellowship. Hasil studi menunjukkan bahwa walaupun perempuan Desa Matakus memiliki potensi besar dalam perekonomian kreatif melalui kerajinan tenun, namun potensi ini menghadapi sejumlah tantangan. Tantangan tersebut, antara lain: akses transportasi yang terbatas dan mahal (untuk pelatihan/pembelian barang/transaksi), tidak punya pengetahuan untuk menjalin hubungan dengan mitra sehingga kerajinan tenun merupakan usaha individu, belum ada inventarisasi budaya (dalam hal kerajinan tenun), peran domestik perempuan dan minimnya akses terhadap informasi/pengetahuan terkait kerajinan tenun. Padahal, pengetahuan dalam komunitas merupakan modal intelektual yang penting (Bobrow dan Whalen, 2002), dalam meningkatkan kolaborasi ekonomi (Lave dan Wanger, 1991). Pengetahuan komunitas seringkali tidak terungkap dan terdokumentasikan karena berupa perilaku, gagasan verbal, dan strategi para anggota komunitas yang bersumber pada solusi keseharian dan bersifat praktikal, berakar kuat pada pengalaman individu dan budaya komunitas (contohnya Senge et al., 1999). Praktik dan pengalaman kerajinan tenun - merupakan salah satu pengetahuan lokal yang jarang didokumentasikan sehingga sulit dikembangkan dan berpotensi untuk punah. Dengan keragaman tenun di Indonesia, perlu dikembangkan sebuah sistem untuk mulai mendokumentasikan praktik kerajinan tenun, dapat dimulai dengan membangun rumah belajar bagi penenun.

Masalah yang Diangkat

Kain tenun Matakus yang dibuat oleh para perempuan memiliki potensi ekonomi. Sayangnya, selama ini kerajinan tenun dilakukan oleh perorangan. Sementara itu, letaknya yang terpencil, jauh dari akses informasi dan beban domestik menyebabkan kerajinan tenun Matakus kurang berkembang dan berpotensi punah. Karenanya perlu dikembangkan sistem akses pengetahuan dan keterampilan tenun yang berpihak para konteks perempuan di Desa Matakus Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat Maluku yang dapat mendukung kolaborasi ekonomi di antara perempuan Desa Matakus. Program ini akan mencakup kegiatan menemukenali kembali praktik tenun sebagai bagian dari identitas dan budaya komunitas (termasuk mengidentifikasi jenis produk, motif, craftsmanship, maupun inovasi yang dilakukan dalam membuat produk-produk unggulan). Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan inventarisasi budaya yang penting untuk keperluan HKI. Kegiatan yang lain adalah pelatihan pengelolaan rumah belajar serta pendampingan peningkatan kualitas SDM lokal melalui kegiatan di dalam rumah belajar. Kegiatan yang termasuk pendampingan peningkatan SDM adalah pelatihan ekonomi kreatif dan pemasaran. Setelah itu, program ini akan memperkenalkan Hak Kekayaan Intelektual pada perempuan Desa Matakus untuk mendorong mereka untuk mendaftarkan kerajinan tenun mereka sebagai HKI. Program ini juga merupakan bagian dari sosialisasi lingkungan kreasi ramah anak. Program rumah belajar akan menyediakan ruang/tempat/kegiatan bagi anak ketika perempuan menenun.

Indikator Sukses

1. Berdirinya Rahan Kai Vatvat: Rumah Belajar Tenun Desa Matakus, Tanimbar dan mendaftarkan pada google maps (sehingga dapat mengajukan bantuan buku-buku pada Perpustakaan Nasional) 2. hasil survei inventarisasi kerajinan tenun dalam bentuk buku laporan 3. terjadinya kegiatan menenun bersama di Rahan Kai Vatvat, sedikitnya seminggu sekali selama dua bulan berturut turut (termasuk kehadiran untuk mengikuti 4 kali pelatihan terkait ekonomi kreatif) 4. perempuan penenun di Desa Matakus dapat mencari informasi tentang pengetahuan dan keterampilan tenun lewat internet. 5. Keinginan untuk mendaftarkan karya tenun untuk mendapatkan HKI

Dana yang Dibutuhkan

Rp.600 Juta

Durasi Proyek

9 bulan