139 - Studio Krama (Karya, Rasa, Asa, Makna)

Nama Inisiator

Pujiati

Bidang Seni

kriya

Pengalaman

1 tahun

Contoh Karya

hasil karya.jpg

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Proyek ini adalah refleksi mimpi saya sebagai seorang perempuan yang gagal dalam rumah tangga dan harus terpisah sementara dengan anak-anak. Dimana menjadi power untuk bangkit dari mimpi buruk dan pengalaman pahit dari gagalnya menjadi istri dan Ibu. Berangkat dari keinginan untuk memberdayakan perempuan yang bernasib sama, bahkan ingin memfasilitasi perempuan untuk tetap berkarya dan melanjutkan peran sebagai Ibu dalam kehidupannya. Saya ingin melihat perempuan Indonesia lebih bebas mengekspresikan dirinya dan memberikan kontribusinya di ranah publik dengan merasakan kebahagiaan dalam mewujudkan mimpi tetap berkarya dan berdaya. Proyek ini akan membawa kesadaran betapa pentingnya memelihara kesehatan mental melalui berkesenian, seni bisa menjadi katarsis. Karena tuntutan menjadi perempuan tidaklah mudah dengan segala persoalan hariannya di ranah domestik. Proyek ini menjadi harapan saya dan tim untuk menciptkan kondisi sadar untuk tetap berkarya dan dapat menjalan pendidikan untuk anak dengan seimbang. Proyek ini memberikan kesempatan untuk Ibu-Ibu dan perempuan muda lainnya untuk mengubah keterpurukan masa lalu menjadi anugerah dan jiwa mereka tetap bahagia dan dapat menghasilkan karya yang bermakna dari asa yang ada dalam dirinya.

Latar Belakang Proyek

Perjalanan hijrah saya (pindah kota) setelah mengalami perceraian akibat tidak diberikannya kebebasan mengekspresikan diri dalam seni dan memberdayakan diri sebagai seorang istri, saya bertemu dengan seorang Ibu yang mengalami hal serupa, beliau menjadi istri ke-4, pernah mengalami KDRT, terlilit hutang dan masalah kompleks lainnya. Namun beliau memiliki asa untuk tetap aktif berkarya dan ingin mengajak perempuan lain ikut aktif percaya diri bahwa berkesenian itu bisa menjadi hal yang menghasilkan, namun keterbatasan modal dan tempat menjadi penghalang beliau melanjutkan karya. Hal lainnya, hasil dari validasi workshop knitting yang saya adakan, banyak Ibu-Ibu muda yang ingin berkarya namun harus terhalang dengan kesibukkan menjaga anak. Kemudian saya mengemas ide untuk membuat sebuah studio yang berfungsi sebagai makerspace dan gallery yang menyediakan penitipan anak dengan tenaga yang profesional agar Ibu dan anak bisa tetap bersama dalam satu tempat, Ibu bisa tetap melanjutkan karya mereka tanpa harus khawatir akan anaknya. Dan juga Ibu bisa tetap menjual hasil karyanya. Hal ini terinspirasi dari perjalanan-perjalanan yang saya lakukan dari beberapa kota. Dan melihat semangat Ibu-Ibu yang ingin tetap berkontribusi, berdaya dan tidak menghabiskan waktunya hanya dengan bergosip saja. Dan juga menciptakan kultur yang positif untuk perempuan dengan seni.

Masalah yang Diangkat

Tidak adanya tempat yang mendukung untuk menjadi studio. Tidak bebasnya perempuan ketika ingin berkarya namun terhalang izin menghadiri workshop, seminar ataupun hal lainnya karena tidak adanya kids corner atau fasilitas playground untuk anak mereka. Kurangnya dukungan dari keluarga untuk fokus di kesenian. Kurang dihargai hasil karya terutama buatan tangan, semisal menjual hasil karya dengan harga yang tak sebanding. Kurangnya modal dalam meneruskan usaha kriya. Kurangnya percaya diri dalam mengekspresikan karya. Kurangnya perhatian khusus tentang kesadaran kesehatan mental bagi perempuan, terutama Ibu. Melihat angka baby blues dan post partum depression yang mulai meningkat. Di Indonesia 50-70% angka kejadian baby blues dan cukup tinggi se-Asia Tenggara. Membuktikan bahwa masih banyak Ibu yang kurang siap dan kurang bahagia dengan kehidupannya karena minim informasi tentang kesadaran kesehatan mental. (sumber: http://jurnal.akper-notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/download/50/47 dan beberapa rujukan data dari internet yang menunjukkan nilai serupa).

Indikator Sukses

1. Memiliki tempat (bangunan) yang dapat dijadikan Studio Krama. 2. Berjalannya workshop secara rutin, dengan target 4 kali dalam sebulan. 3. Rutin mengadakan forum untuk memberdayakan, memberikan wawasan dan mendengarkan aspirasi dari perempuan yang tergabung di Studio Krama. 4. Berubahnya mindset perempuan yang mengikuti kegiatan di Studio Krama menjadi lebih percaya diri, bahagia, berdaya dan mandiri. 5. Menjadi wadah yang konsisten untuk memfasilitasi perempuan untuk berkarya. 6. Mengadakan pameran swakarya Studio Krama per 4 bulan sekali. 7. Terwujudnya pendidikan layak untuk anak-anak dari seniman perempuan, dengan memfasilitasi pengadaan forum parenting. 8. Sustainable dalam bisnis kriya.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.400 Juta

Durasi Proyek

9 bulan