143 - Dewi Pasar Melanting

Nama Inisiator

Mireki Okubo Jasmine

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

20 tahun

Contoh Karya

Kukusan Peken Oleh KitaPoleng dipersembahkan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation - Art Jakarta 2017.mp4

Kategori Proyek

lintasgenerasi

Deskripsi Proyek

Terinspirasikan oleh sebuah kisah nyata di Bali, yang tertuliskan dalam bentuk lontar pada abad ke 14 masehi. Direprensentasikan kembali dalam bentuk seni pertunjukan kontemporer. Menceritakan kehidupan Dewi pasar di balik pasar tradisi Bali yang memiliki dimensi yang berbeda atau disebut dengan Skala dan Niskala. Karya ini melibatkan sejumlah seniman di bidang artistic director, composer, lighting designer, dan saya selaku choreografer bersama teman-teman penari juga komunitas tuli dari denpasar Bali kurang lebih keseluruhan team mencapai 30-35 orang.

Latar Belakang Proyek

Kisah yang berdasarkan dari lontar Dwijendra Tattwa yang menceritakan kisah seorang putri dari tokoh Majapahit yaitu Dang Hyang Nirartha setelah sesampainya di pulau Bali bersama keluarganya, tak disangka kisah tragis menimpa putri pertamanya yaitu bernama Ida Ayu Swabawa mirisnya ia diperkosa oleh banyak lelaki di daerah Pulaki, akhirnya merasa dirinya dititik terendah dalam kehidupannya lalu memohon kepada sang Ayah yang juga Pendeta Sakti untuk diajarkan ilmu maya-maya atau tidak terwujud dalam bentuk manusia. Titipan dari ayahnya adalah sebuah sesajen berupa pasar kepada anaknya, sehingga masyarakat setempat membangun sebuah Pura yang disebut Pura Melanting. "Mel" berarti kebun "Anting" berarti anting. Sehingga sosok Ida Ayu Swabawa berubah menjadi Dewi pasar. Hingga saat ini masyarakat percaya bahwa sembahyang ke Pura tersebut akan membawa kelancaran dalam usaha dan rejekinya. Dewi Pasar Melanting memiliki filosofi yang tidak dapat dilepas dari kehidupan pasar dan perdagangan Bali. Pura Melanting adalah tempat bagi para pedagang untuk berdoa demi keselamatan dan kedamaian batin sehingga saat perdagangan bisa memperoleh keuntungan sesuai keinginan. Pasar merupakan ruang pertemuan antara penjual dan pembeli sehingga ada kesepakatan antara kedua belah pihak, juga dikenal sebagai alat komunikasi, pertemuan Ibu-ibu yang identik dengan ngerumpi, sehingga informasi menyebar dalam waktu yang singkat.

Masalah yang Diangkat

Saat ini banyak anak muda tidak mengetahui filosofi-filosofi dibalik bangunan pura-pura yang ada di Bali termasuk tradisi-tradisi tertentu bisa dilihat dari gaya hidup dan kurangnya ketertarikan terhadap budaya tradisi dari berbagai aspek. Perkembangan saat ini semakin punah, padahal tradisi yang ada di Indonesia tidak hanya ditemui dalam kesenian namun juga dapat di tempi dikehidupan sehari-hari misalnya dipasar dari cara bahasa, tradisi tawar-menawar, kehidupan perempuan, kerajianan, cara berpakaian kuliner dan bumbu-bumbu tradisional yang saat ini mayoritas dianggap kuno. Dengan konsep tersebut bukan hanya semata ingin menangkat sisi estetika saja namun bagaimana mempertahankan tradisi dalam bentuk wujud kekinian agar dapat imbangi eksistensi di dunia seni pertunjukan guna kembalikan ketertarikan generasi muda. Harapanya juga karya ini bisa memberikan sebuah grafis untuk bahan penelitian ke depannya dalam bentuk tulisan.

Indikator Sukses

Tujuan utama dan harapanya dari karya inovatif ini adalah sebuah professionalisme, sebuah pertunjukan yang berkualitas dengan memiliki nilai-nilai, nilai filosofis, nilai sejarah dan nilai sosial, sebab di Indonesia ini mempunyai banyak generasi muda yang sangat berbakat namun sering kali terbengkalai dengan kondisi biaya untuk menciptakan sebuah karya sehingga gagasan ide pun tidak tercapai sesuai harapan yang diinginkan. Kami sangat berharap bahwa karya inovatif ini bisa memberikan sebuah apresiasi seni serta inspirasi dan pengetahuan dalam dunia kesenian. Kami juga disini melibatkan beberapa seniman berbakat sesuai bidangnya dan berkolaborasi untuk mematangkan karya tersebut dari segi artistik panggung dan isi pertunjukan tersebut selain teman-teman penari kami juga melibatkan temen-temen dari komunitas tuli guna untuk membagi ruang seni dan berkreatifitas bersama, dalam kesempatan ini semoga dapat melangkah lebih maju untuk berkarya dan dapat membuktikan bahwa Indonesia memiliki banyak seniman muda berpotensial yang mampu menciptakan karya-karya yang menarik.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.88 Juta

Durasi Proyek

7 bulan