195 - POLOPALO SIMBOL PERLINDUNGAN PEREMPUAN GORONTALO

Nama Inisiator

NURNANINGSIH HASAN

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

KOREOGRAFER TARI MENGAHU, PENULIS JURNAL

Contoh Karya

PENELITIAN 1.docx

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Aktivitas perempuan yang dibatasi ruang kreativitasnya dengan alasan perempuan memounyai keterbatasan fisik dan mental yang lemah dibandingkan dengan kaum pria. Hal inilah yang mendorong saya mengikuti proyek ini, tujuan utamanya adalah, ingin mensosialisasikan bahwa perempuan bisa ikut terlibat juga dalam kegiatan atau praktek kebudayaan yang ada di daerahnya. Fisik dan mental bukan menjadi halangan perempuan untuk tidak terlibat dalam kegiatan sosial. Bentuk dari keberlanjutan proyek ini yakni, pemberian sosialisasi, pelatihan kepada perempuan remaja dan dewasa mengenai kegiatan adat Gorontalo, karena kegiatan adat yang terlibat langsung adalah kaum pria, perempuan dilibatkan sebagai pendamping bahkan tidak dilibatkan sama sekali. Proyek ini pula akan memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai keberadaan perempuan di Gorontalo, aktifitas keseharian, pola pikir dan perilaku mereka pada umumnya berdasarkan kondisi lingkungan atau daerah tempat tinggalnya. Kemungkinan akan ada kesamaan dengan pola perilakuperempuan daerah lainnya, sehingga nantinya proyek ini akan membantu pemerintah memperoleh data keterlibatan perempuan dalam kegiatan kebudayaan di Gorontalo.

Latar Belakang Proyek

Anggapan selama ini bahwa perempuan memiliki keterbatasan fisik dan mental dibandingkan dengan kaum pria sesungguhnya bisa ditepis, karena perempuan dapat juga menglebihi kekuatan pria. kekuatan yang dimaksud adalah ide-ide cemerlang dari kaum perempuan. Di Gorontalo khususnya, jarang bahkan tidak ada perempuan yang dilibatkan atau menjadi tokoh adat, mereka hanya mendampingi para suami, tetapi bukan menjadi pelaku utama yang berkecimpung atau mengurus kegiatan adat. Perempuan dianggap adalah mahluk yang harus dilindungi dan tidak memiliki kekuatan menghadapi masalah di luar rumah. Pada kenyataannya banyak juga perempuan Gorontalo yang sukses menjadi pengusaha, pemimpin di instansi perkantoran, lurah, camat dan lain sebagainya, dan jika melihat kesenian tradisonal Gorontalo seperti tarian, olah suara benyak perempuan yang menjadi pelakunya dan disitu terselib kekuatan perempuan. Salah satu contonya adalah Tidi Lo Polopalo (salah satu tarian klasik Gorontalo), dalam tarian ini perempuan diharapkan dapat menjadi sosok yang mampu melindungi dirinya sendiri bahkan melindungi keluarganya, properti Polopalo yang digunakan diumpamakan sebagai pedang yang bisa digunakan perempuan untuk menghadapi penjahat. Langga Bua (tarian) ini juga menggambarkan perempuan yang mahir bela diri/ silat bahkan sampai melawan musuh pada zaman memperembutkan kerajaan Gorontalo. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa perlu adanya sosialisasi kepada perempuan Gorontalo dengan proyek hibah ini.

Masalah yang Diangkat

Penguatan kepada kaum perempuan di daerah Gorontalo sangatlah perlu, agar mereka bisa terlibat dalam aktifitas kebudayaan atau kegiatan adat. Sejauh ini di perkampungan masih banyak perempuan yang tidak dilanjutkan sekolahnya sampai ke sekolah menengah atas dan perguruan tinggi karena para orang tua masih terframe dengan istilah " perempuan itu walupun sekolahnya tinggi tetap akan menjadi ibu rumahtangga" banyak juga perempuan yang bekerja tetapi bisa menunaikan kewajiban sebagai seorang istri, tetapi adapula yang full time di rumah. Permasalahnnya adalah, walaupun perempuan tidak diijinkan bekerja tetapi tidak juga diberi kesempatan untuk berkarya dan berkreatifitas di dalam rumah, bahkan seharusnya perempuan yang tidak bekerja di indtansi pemerintahan, memiliki waktu banyak untuk dilibatkan dalam aktifitas kebudayaan/ tokoh adat. Untuk itu melalui proyek ini kaum perempuan Gorontalo yang banyak waktunya di rumah akan diberikan sosialisasi dalam bentuk pelatihan melakukan usaha dirumah kajian mengenai praktek adat di Gorontalo dari adat pernikahan sampai kematian sesuai siklus hidup manusia dari lahir sampai mati.

Indikator Sukses

Kesusksesan dari proyek ini diukur dari terbentuknya komunitas perempuan yang produktif, inovatif, berkarya dan berkreasi. Mampu sejajar dengan kaum pria dengan menuangkan ide-ide cemerlang perempuan. Terbentuknya kelompok-kelompok kajian tradisi adat Gorontalo, yang akan nantinya akan turun-temurun ke generasi berikutnya.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.300 Juta

Durasi Proyek

6 bulan