210 - Perempuan dalam pendidikan tanpa batas

Nama Inisiator

Ony Dina Maharani

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

2 tahun

Contoh Karya

MI.rar

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Saya ingin tinggal bersama (bukan menetap) dan mengenal mereka untuk mengetahui apa yang benar-benar mereka (perempuan dan anak-anak perempuan) butuhkan. Tidak sekedar kebutuhan perut, tapi kebutuhan pengetahuan. Keterbatasan waktu tentu akan membuat saya tidak bisa terlalu lama tinggal di sana, namun seoptimal dan semaksimal mungkin akan saya gali apa dan bagaimana saya bisa berbagi pengetahuan tentang dunia di luar Kiwirok dan Papua secara luas. Melalui buku berjenjang yang nanti saya susun agar bisa mereka gunakan ketika ada saya ataupun sudah tidak ada lagi di sana. Sebuah buku berjenjang untuk perempuan dan anak-anak perempuan yang kelak akan mereka cintai lebih dari cangkul dan arit. Pada akhirnya penitian ini akan saya jadikan disertasi pada program doktor di Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun ini.

Latar Belakang Proyek

Saya mempunyai seorang teman yang pada tahun lalu beruntung bisa ikut program pemerintah untuk mengajar di Papua (distrik Kiwirok desa Sopamikma) selama satu tahun. Dia menceritakan tentang wajah pendidikan di sana yang masih sangat buruk, sekalipun setiap tahun pemerintah selalu membuat program. Tidak banyak atau bisa dibilang tidak ada perubahan yang ditinggalkan setelah program selesai. Tidak ada pengembangan atau perubahan. Tugas perempuan dan anak-anak perempuan tetap melakukan pekerjaan berat. Laki-laki dan anak laki-laki dianggap memiliki ’power magic’ yang harus dihormati dan ditinggikan. Melalui program bantuan Cipta Media Ekspresi, saya berharap bisa berbagi kebiasaan untuk melihat bahwa pendidikan adalah hal yang juga sangat dibutuhkan bagi perempuan dan anak-anak perempuan selain urusan perut (berkebun dan mencari kayu di hutan). Saya sangat sadar, perubahan tidak dilakukan dengan cara instan, perlu dikawal dan dipantau, karenanya saya ingin berbaur dan tinggal di sana beberapa bulan untuk tau dan dapat membuat sesuatu (buku untuk mereka-bukan untuk dibaca orang agar paham tentang mereka, tapi benar-benar untuk mereka) yang bisa membuat perempuan dan anak-anak perempuan menjadi sama dengan perempuan dan anak-anak perempuan di Jawa.

Masalah yang Diangkat

Kiwirok adalah salah satu distik di Papua dengan orientasi hidup hanya untuk hari ini dan mengabaikan orientasi hidup masa depan. Masyarakat adat Kiwirok masih dalam ketidakberdayaan (powerless). Perempuan dan anak-anak perempuan melakukan tugas yang sama dengan laki-laki, bekerja di kebun, membelah kayu di hutan, dan pekerjaan berat lain (kecuali membangun rumah) yang bahkan bisa dilakukan dengan sangat terampil lebih dari seorang laki-laki. Saya tumbuh di bidang pendidikan dan saya merasa begitu ingin berbagi agar mereka juga bisa tumbuh bersama saya di bidang pendidikan. Saya perempuan dan saya berusaha untuk mampu, mereka juga tentu akan mampu. Howard gardner dalam teorinya multiple intelligence menyebutkan bahwa tidak ada anak yang bodoh-semua anak terlahir cerdas, perempuan dan anak-anak Kiwirok juga demikian. Tujuan saya adalah menganalisis kebutuhan pembelajaran dan membuat sebuah buku berjenjang yg menarik dan tepat guna bagi mereka. Bukan sekedar materi, bukan sekedar belajar membaca, tapi sebuah buku yang akan mereka cintai lebih dari cangkul dan arit. Melakukan perubahan di sana harus sustainable. Buku yang akan saya kembangkan akan berkesesuaian dengan kehidupan mereka agar secara tidak langsung, buku ini dapat memantau perkembangan mereka, sekalipun di luar kelas.

Indikator Sukses

Batas minimal sukses pada hal ini adalah munculnya keinginan perempuan dan anak-anak perempuan untuk mau dekat dengan buku mengingat begitu jauhnya jarak kehidupan dan pendidikan yang sudah mengakar dan menjadi kewajaran. Batas sukses selanjutnya adalah perempuan dan anak-anak mau membaca, tumbuh rasa suka, tumbuh kebiasaan, penularan dan kecintaan terhadap buku lebih dari cangkul dan arit agar perempuan dan anak-anak perempuan membuat satu langkah ke arah kemajuan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.125 Juta

Durasi Proyek

6 bulan