212 - Boneka Tangan (Rasa yang merasa)

Nama Inisiator

scholastica wahyu pribadi

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

10 tahun.Rimbayana (2008, Opera parabinatang (2009), Slulum (2010), Rama Shinta (2011), Kuwur (2012), Bima (2012), my shadow(2014). Cray(2015)renuka (2016),Trance (2016),Cappucino (2017), Eprit (2017)

Contoh Karya

videoplayback (5).mp4

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Boneka adalah karakter lucu dan merik dari masa ke masa. Media interaktif untuk memperlihatkan karakter setiap rasa pada boneka. Kami adalah kumpulan wanita yang memiliki beberapa kecemasan dan penderitaan pada masa lalu. Kolaborasi ini perkumpulan wanita yang ingin hidup diluar bayang-bayang kehidupan gelap masa lalu. kami ingin berbagi cerita melalui pertunjukan boneka dengan kolaborasi profesi yang kami lalui saat ini. kami adalah Penari, staff notaris, tukang salon, dan penjahit. Kami ingin memberi contoh bahwa kami wanita muda walupun dengan keterbatasan kami sebagi profesi yang kami jalani mampu menghidupi keluarga dan juga anak. Inti dari projek ini lebih memberikan hiburan kepada anak-anak dan mengedukasi masyarakat untuk melihat Wanita punya karya dari keterbatasan kami. Saya sebagai salah satu anggota IWAPI mengajak kolaborasi dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indeonesia (IWAPI) Gunungkidul untuk serta memberikan peran aktif dalam projek ini sebagai wanita dengan kegiatan profuktif, memalui pembuatan pertunjukan boneka yang edukatif dimana karakter boneka dan penari dilakukan oleh wanita dan dibuat sendiri. Saya mengajak wanita yang memiliki perjuangan hidup dan ketertekanan sebagai wanita untuk bersama membuat karya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat Gunungkidul.

Latar Belakang Proyek

Saya adalah penari didik olah ibu yang sudah ditinggal meniggal suami ketika umur 8 th. Saya hidup dengan ibu dan adek hing saya usia 28 tahun sekarang ibu saya tidak menikah lagi. bermulai ibu saya sebagai tukang potong keliling untuk menafkai saya hingga punya salon kecil untuk membiayai adek dan saya kuliah. Semasa ibu memiliki salon saya selalu membantu disitu sampai sekarang di desa Kampungkidul, kampung, Ngawen gunungkidul tempat desa terpencil di perbatasan saya mendengar berbagai macam berita wanita yang dikerasi oleh suami dan dipukul. Tidak heran Gunungkidul tingkat perceraiaan miliki tingka no 1 di Yogyakarta. Masyarakat yang masi beberapa keluarga tidak mampu mengirim anak-anaknya merantau sebagai buruh atau menikah dini. disinilah keprihatinan muncul saya bersama wanita muda yang lainnya melihat fenomena ini ingin membuat media yang interaktif dan menghibur dan cocok didaerah pedesaan dan kampung. Pertunjukan yang edukatif dan membangun yang didalamnya diberikan isu-isu sosial disekitar mereka. Saya sebagai penari akan membuat karya seni tari, staff notaris yang bekerja bagian hukum akan menuliskan cerita isu sosial, dan tukang salon akan membuat kareakter , sedangkan penjahit dan pembuat boneka akan membuat dan mendesai boneka pertunjukan ( beliau mengalami kekerasan rumah tangga dan akhirnya sekarang membesarkan anak seorang diri dengan menjahit).

Masalah yang Diangkat

meningkatkan produtikfitas wanita dalam nejalani kehidupan baik keluarga dan usaha/profesi yang ditekuni. Dibalik Gunungkidul adalah salah satu Kabupaten dengan Tingkat perceraian paling tinggi di Provinsi Yogyakarta. faktor hamil diluar nikah, pelecehan seksual terhadap anak dan kurangnya keterampilan ibu-ibu muda dan ekonomi menjadikan faktor kekerasan dalam keluarga. masalah ini sangat tabu dibicarakan di Daerah saya sehingga saya memiliki ide dengan media Boneka yang interaktif lucu dan menghibur dapat menarik perhatian sekaligus dapat disisipi nilai-nilai sosial.

Indikator Sukses

5 seniman wanita baik penari dan pembuat boneka mampu menciptakan karakter minimal 5 sebagai percontohan untuk dapat dijadikan pelatihan membuat boneka dan dipertunjukan. 10 penari wanita mampu memerankan dan mengerti pentingnya wanita dan mampu memberikan teladan kepada masyarakat. Untuk pendukung pementasan yang 100% akan dilakukan oleh wanita yang sebelumnya dilatih kusus untuk menjadi, pembuat musik, penata suara, lampu, dekorasi, makanan, setting panggung dan seniman yang melakukan. setidaknya mampu menampung kurang lebih 100-150 wanita perwakilan dari wanita di seluruh Gunungkidul, dalam komunitas wanita untuk memberikan koresponden tentang pentingnya hidup mandiri dan profuktif dalam menjalani hidup sebagai wanita. Mengundang penoton bebrbagai kalangan dan menarik penonton dari usa dini, dewasa hingga keluarga untuk hadir menyaksikan sebagai pertunjukan edukatif yang berpatok pada norma, budaya dan empati.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.97.5 Juta

Durasi Proyek

3 bulan