255 - Mengikat Serat-serat Kehidupan: sebuah Etnografi

Nama Inisiator

Ambarwati Kurnianingsih

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

17 tahun

Contoh Karya

Simulacra Bali_opt.pdf

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Tenganan Pegringsingan merupakan satu-satunya desa di Bali yang memiliki tenun ikat ganda, mendapatkan benang terbaiknya dari Nusa Penida. Tanglad adalah desa di Nusa Penida yang juga menghasilkan tenun ikat. Kedua desa ini masih menggunakan pewarna alam untuk tenun yang dihasilkan. Namun Tanglad sudah mulai menggunakan pewarna kimia karena tanaman pewarna sulit didapatkan bahkan tidak lagi tersedia. Berbeda dengan Tenganan Pegrigsingan yang memiliki sistem tradisi untuk menjaga dan menggunakan kain tenun alaminya. Riset etnografi di dua desa tersebut ditujukan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai material tenun ikat (bahan, ketersediaan dan sebaran), motif dan makna/nilai-nilai kehidupan yang ada di dalamnya, penggunaan tenun, serta kehidupan sosial budaya para penenun. Komparasi atas dua desa akan dilakukan untuk mengetahui sistem pelestarian tenun ikat dari generasi ke generasi. Hasil riset akan diolah dan dikemas menjadi buku etnofotografi serta video penenun Tenganan Pegringsingan dan Tanglad. Untuk mendapatkan masukan dari masyarakat Tenganan Pegringsingan dan Tanglad, juga para pecinta tenun, draft buku dan video akan disosialisasikan melalui diskusi. Hasil diskusi diharapkan bisa memberikan rekomendasi dalam upaya pelestarian tenun ikat. Pada saat bersamaan juga akan dilakukan pameran karya dan pementasan legenda tenun Bali bersama seniman Bali, ditujukan untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap tenun ikat.

Latar Belakang Proyek

Nusantara dianugerahi keragaman hayati, tradisi, adat, budaya berlimpah, hingga menginti menjadi peradaban hidup yang holistik, unik, dan otentik sebagai tatanan kesantunan hidup.Tatanan kesantunan hidup tersebut salah satunya diterjemahkan melalui karya cipta tenun ikat oleh para perempuan adat. Melalui pemintalan benang, pewarnaan, dan proses penenunan, para perempuan dilatih untuk memperhalus rasa dan menjalankan laku spiritual bagi diri dan lingkungannya. Juga, melalui tenun ikat alami yang dihasilkan, para perempuan telah melestarikan keanekaragaman hayati, serta mengajarkan nilai dan filosofi kehidupan melalui aneka motif dari generasi ke generasi. Namun fakta tersebut belum dipahami masyarakat luas, sehingga tidak memposisikan perempuan penenun dan karya ciptanya secara tepat. Hak intelektual komunitas dan para penenun belum dilindungi, demikian juga dengan sumber daya genetik atas keanekaragaman hayati material tenun. Ditambah lagi saat ini tenun harus bersaing dengan kain printing produk industri berbasis teknologi dan kapital. Padahal, tenun ikat merupakan intisari karya dan kehidupan Nusantara. Desa Tenganan Pegringsingan dan Tanglad di Bali hanya merupakan bagian dari kekayaan tenun Nusantara dan kehidupan di dalamnya. Hasil riset tenun ikat dua desa ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat luas untuk bisa memahami dan menghargai para penenun dan karya ciptanya, juga memberikan rekomendasi atas pelestarian sumber daya genetik material tenun.

Masalah yang Diangkat

- Tanaman kapas dan pewarna tenun mulai sulit didapatkan, bahkan beberapa di antaranya sudah tidak bisa ditemukan. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi para penenun untuk menggunakan benang pabrik dan pewarna kimia yang berpengaruh pada kesehatan para penenun dan kualitas lingkungan. - Jumlah penenun di Desa Tanglah semakin berkurang karena tidak memiliki sistem tradisi untuk menjaga dan menggunakan tenun. Sistem tradisi yang dimiliki Desa Tenganan Pegringsingan diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi Desa Tanglad, juga bagi desa-desa lain di Nusantara. - Semakin banyaknya kain printing motif tenun pabrikan dengan harga ekonomis menjadi pilihan bagi masyarakat, dibanding tenun ikat asli. Hal ini menyebabkan para perempuan penenun tidak bisa menjadikan tenun sebagai sumber pendapatannya. - Masyarakat luas belum memposisikan dan menghargai para perempuan penenun dan karya ciptanya secara tepat. Hal ini dikarenakan informasi mengenai tenun dan nilai-nilai kehidupan di dalamnya, juga peran penting para perempuan penenun di kalangan masyarakat umum masih sedikit dan tidak tersebar secara luas

Indikator Sukses

1. Semakin banyak masyarakat yang mengetahui arti penting tenun dan peran penting para perempuan penenun melalui: - Buku etnofotografi penenun Desa Tenganan Pegringsingan dan Tanglad - Video etnografi penenun Desa Tenganan Pegringsingan dan Tanglad - Pameran tenun ikat dan pementasan mitos/legenda tenun ikat Bali 2. Adanya rekomendasi sistem pelestarian tenun ikat melalui kegiatan diskusi yang ditujukan sebagai bagian kampanye perlindungan sumber daya genetik dan hak intelektual properti

Dana yang Dibutuhkan

Rp.396 Juta

Durasi Proyek

9 bulan