425 - BIYUNG : Perempuan di Perapian

Nama Inisiator

OKTAVIANI PUSPITASARI, SH

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

17 Tahun

Contoh Karya

Performance Art.rar

Kategori Proyek

perjalanan

Deskripsi Proyek

“Biyung:Perempuan di Perapian” adalah proyek karya multi perspektif yang menggali dan mengeksplorasi tentang kehidupan para janda lanjut usia yang hidup sendirian di kawasan masyarakat adat Tengger, di sekitar kawasan gunung Bromo, Jawa Timur. Proyek karya ini merupakan kerja tim yang akan dilaksanakan oleh 3 orang perempuan yang bergerak dari 3 wilayah domisili yang berbeda yaitu Tarakan, Kupang, dan Probolinggo. Proyek “Biyung:Perempuan di Perapian” terdiri atas 3 tahap pengkaryaan yaitu residensi, produksi, dan pertunjukan hasil. Residensi dilaksanakan secara periodikal dengan tinggal di rumah para janda lanjut usia yang menjadi sumber inspirasi utama karya. Tahap produksi berupa seni pertunjukan (performance art) dikolaborasikan dengan penggalian nyanyian mantra adat Tengger, photo-poem exhibition, dan termasuk produksi cetak buku photo-poem akan dikerjakan secara berkelanjutan bersamaan dengan masa residensi dan setelahnya. Tahap selanjutnya yang meliputi pertunjukan hasil dan pameran akan dilaksanakan di 5 wilayah yang mengelilingi kawasan Gunung Bromo yaitu Bromo, Probolinggo, Lumajang, Pasuruan, dan Malang.

Latar Belakang Proyek

Niat untuk mengangkat cerita tentang kehidupan para janda lansia di desa adat Tengger "ditemukan” ketika kami melaksanakan bakti sosial di wilayah Bromo. Menyaksikan sendiri kehidupan mereka ternyata meninggalkan kegelisahan dan pertanyaan besar bagi kami: apa yang membuat mereka “memilih” untuk hidup sendiri di masa tuanya? Kami melihat, para janda lansia bahkan tetap aktif bekerja di ladang untuk menghidupi diri sendiri, tidak tergantung pada anak atau keluarga. Cerita tentang kehidupan para janda lansia di Tengger merupakan fenomena paradoksal di balik kesuksesan pariwisata Bromo, sebuah kehidupan yang luput dari perhatian banyak orang. Kami melakukan sedikit kajian pustaka, observasi, dan diskusi dengan beberapa tokoh kunci di desa adat Tengger, kami temukan bahwa lebih banyak referensi pustaka menyebutkan tentang kehidupan perempuan Tengger dalam perspektif beragam kecuali tentang kehidupan para janda lansia. Tokoh kunci menyebutkan para janda lansia banyak tersebar di beberapa desa di sekitar Tengger, hidup sendirian dengan sangat sederhana, luput dari hingar bingar pariwisata. Melalui karya ini, kami berusaha untuk menggali lebih jauh dan menyampaikan kepada khalayak tentang kehidupan para janda lansia. Sebab kami meyakini bahwa mereka menyimpan banyak cerita tentang keteladanan hidup dan kearifan budaya yang dapat dijadikan panutan oleh generasi yang lebih muda. Sebuah contoh nyata tentang pilihan hidup perempuan tangguh.

Masalah yang Diangkat

Hal-hal yang hendak diangkat oleh karya “Biyung : Perempuan di Perapian” adalah: (1) Makna pilihan hidup perempuan; (2) Keteladanan hidup; dan (3) Memunculkan kesadaran kolektif tentang realita sosial kehidupan para janda lansia.

Indikator Sukses

Indikator sukses dari masing-masing tahap adalah : (1) Tahap residensi : menemukan “makna” di balik pilihan hidup sendiri di masa tua oleh para janda lansia di Tengger; (2) Tahap produksi : - Membuat buku photo-poem yang bercerita tentang kehidupan para janda lansia di Tengger - Membuat seni pertunjukan tentang kehidupan para janda lansia di Tengger (3) Tahap pertunjukan hasil: - Pameran foto dan buku photo-poem di lima kota yang mengelilingi Gunung Bromo - Menggelar pementasan seni pertunjukan tentang kehidupan para janda lansia yang dipentaskan di lima wilayah yang mengelilingi Gunung Bromo yaitu Bromo, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, dan Malang. - Memunculkan kesadaran kolektif pada masyarakat tentang kehidupan para janda lansia di Tengger melalui karya yang dipertunjukkan

Dana yang Dibutuhkan

Rp.235 Juta

Durasi Proyek

9 bulan