451 - Dodol Betawi Hj. Maryam

Nama Inisiator

Fatmawati

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

15 tahun

Contoh Karya

Analisis Kualitatif Kp Melayu draft_complete.doc

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Mendokumentasikan Dodol Bojoggede Hj Maryam sebagai panganan orang betawi pinggiran tidak saja memperkenalkan seluk beluk budaya betawi pinggiran (Jakarta), melainkan juga tentang artinya perjuangan seorang perempuan betawi yang ingin mempertahankan pangan tradisional dan sekaligus menjadi sumber utama ekonomi keluarga. Proyek video dokumenter ini akan menggunakan pendekatan etnografi (antropologi visual) dimana proses pembuatan dodol yang memakan waktu cukup lama mengandung filosofis dan latar belakang mendalam tentang budaya betawi dimana peran perempuan memiliki andil dalam penjaga eksistensi budaya sekaligus meningkatkan perekonomian keluarga.

Latar Belakang Proyek

Dodol Bojonggede merupakan jenis panganan turun temurun di keluarga Hj. Maryam yang sampai saat ini masih bertahan. Proses pembuatannya menggunakan bahan-bahan tradisi leluhur dengan cara tradisional menggunakan alat sederhana. Dikisahkan Hj. Maryam, awalnya dodol dibuat untuk kebutuhan keluarga menjelang hari raya (lebaran), namun banyaknya permintaan warga sekitar memunculkan ide untuk memproduksi dodol utuk dijual. Di era 80-an produksi dodolnya tengah menanjak, hampir setiap hari dodol habis terjual. Kini, usaha yang dirintis Hj. Maryam masih berjalan, produksinya tidak sebanyak dulu, namun masih mampu menghidupi keluarga. Ada yang berbeda dengan dodol milik Hj. Maryam, "lebih guruh, kenyal, dan legit" demikian tutur Hj. Maryam menirukan pendapat orang banyak. Persaingan pangan yang semakin banyak, tidak dipugkiri membuat peminat dodol berkurang. Meski demikian, adaptasi dengan cita rasa masyarakat dilakukan Hj Marayam dengan memproduksi dodol aneka rasa: Durian, Ketan Hitam, Coklat dan masih banyak lagi. Harga yang dijual pun terjangkau sebanding dengan ongkos produksi.

Masalah yang Diangkat

Persoalan yang diangkat dalam mendokumentasikan dodol Hj. Maryam adalah tentang bagaimana dodol betawi yang sampai saat ini tetap eksis karena tidak terlepas dari peran Hj. Maryam, perempuan betawi yang berkomitmen meneruskan resep tradisi keluarga. Dalam rangka menjaga eksistensi dodol Bojonggede, banyak dinamika yang dialami Hj. Maryam yang mencakup mulai dari proses produksi sampai distribusi. Di tengah gempuran masyarakat modern, dodol Bojonggede Hj. Maryam masih bertahan dan disukai oleh masyarakat. Merupakan sebuah capaian yang patut diapresiasi.

Indikator Sukses

Ukuran keberhasilan proyek ini adalah terselesaikannya film dokumenter ini dengan tepat waktu sesuai sumber daya yang ada, dan dapat disebarluaskan kepada khalayak sebagai film dokumenter yang dapat memotret bagaimana perempuan betawi menjaga eksistensi pangan tradisional (betawi) di tengah moderinitas dan persaingan usaha.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.226 Juta

Durasi Proyek

6 bulan