472 - Self Confidence Perempuan Positif Sumatera Utara

Nama Inisiator

TYA EKA DEBRIA

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

Pertunjukan tunggal dengan tema SELAMETAN TIRAI TEATER , karya berjudul "KLOZ FUT LOZ" karangan AGUS SUSILO. dan menampilkan karya yang sama pada MALAM RENUNGAN TEATER MEDAN.

Contoh Karya

tya.mp4

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Dalam proyek ini terdapat pelatihan kepercayaan diri bagi perempuan dengan HIV/AIDS yang meliputi capacity bulding, public speaking, pelatihan Aktif, Presentasi, Interaktif, Diskusi Kelompok, Brainstorming, Bermain Peran, Berpikir Kreatif, Simulasi, Belajar Dalam Kompetisi Permainan, Studi Kasus, Latihan, Bimbingan, Diskusi, Perenungan, Experiential Learning, Icebreaker. Didalam nya juga terdapat pertunjukan teatrikal tentang konsep diri seorang perempuan dengan HIV/AIDS dalam menjalankan kehidupan sehari-hari yang dipenuhi oleh stigma dan diskriminasi masyarakat di lingkungannya, Selain itu juga ada paparan tentang kesehatan perempuan dari dinas terkait. Serta spirit dan motivasi dari tokoh perempuan HIV/AIDS untuk saling berbagi pengalaman dan kekuatan dalam menghadapi tekanan budaya yang masih tabu terhadap HIV/AIDS. Pelatihan ini akan diikuti oleh 100 orang perempuan positiv HIV/AIDS yang ada di Sumatera Utara dari faktor resiko dan status sosial yang berbeda-beda. Diadakan selama 7 hari, di salah satu hotel bintang 3 Sumatera Utara. Kegiatan akan dilakukan indoor dan outdoor (outdoor akan dilaksanakan didaerah pengunungan). Proyek ini melibatkan Komunitas Teater sumatera utara, LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS, serta dokter-dokter yang telah berpengalaman dalam kasus HIV/AIDS. Semua akomodari peserta akan dibiayai, begitu pun pihak-pihak yang terkait didalamnya.

Latar Belakang Proyek

HIV/AIDS saat ini masih merupakan momok yang sangat menakutkan bagi sebahagian besar masyarakat Indonesia. Virus ini diangggap sebagai virus kotor yang menimbulkan stigma yang begitu besar. Penerimaan di masyarakat untuk ODHA (orang dengan hiv/aids) sangat lah kecil. Cibiran hingga diskriminasi menjadi hal pertama yang akan diterima. Ini merupakan salah satu yang menyebabkan instansi terkait sangat menjaga kerahasiaan data ODHA. Tidak hanya itu, ketakutan akan intimidasi dan diskriminasi juga turut memaksa ODHA untuk tidak membuka status HIV/AIDS nya kepada orang lain, bahkan keluarga sendiri. Tentu hal ini dapat menjadi tekanan batin, dimana ODHA yang ingin tetap sehat meski virus ada di dalam tubuhnya, harus secara teratur dan patuh mengkonsumsi obat Anti Retroviral (ART) setiap hari sepanjang hidupnya. Tekanan dan kekhawatiran bila mana orang lain mengetahui status HIV/AIDS membuat ruang gerak ODHA menjadi terbatas, seperti harus sembunyi-sembunyi saat mengkonsumsi obat, ataupun berbohong bila ada yang bertanya tentang obat yang diminum setiap hari itu. Tak hayal, tingkat kepercayaan diri dan eksplorasi diripun semakin menurun. Apalagi bila ODHA tersebut adalah seorang perempuan, yang cenderung menggunakan perasaan dalam menghadapi masalah. Dari data yang ada, bahwa kurang lebih 320 dari 1000 ODHA adalah perempuan dari faktor resiko, pekerjaan, dan status sosial yang berbeda (data LSM terkait).

Masalah yang Diangkat

Kepercayaan diri dan eksplorasi diri yang menurun mengakibatkan sebahagian Perempuan Positiv HiV/AIDS memiliki ruang gerak yang semakin menyempit pula. Ketakutan dianggap sebagai manusia kotor dan memiliki akhlak tercela juga turut menyudutkan perempuan positif HIV/AIDS, dan semakin menambah alasan untuk terus meratapi nasib. Untuk itu, dengan diadakannya pelatihan ini, diharapkan dapat semakin meningkatkan Self Confidence Perempuan Positif HIV/AIDS untuk semakin menunjukkan taringnya. Menjadi contoh bagi perempuan positif lainnya untuk terus berkarya tanpa harus memikirkan kata orang, Serta menghapus stigma dan diskriminasi.

Indikator Sukses

Terciptanya perempuan-perempuan Duta HIV/AIDS. Pertunjukan Teatrikal tentang Perempuan Positif HIV/AIDS. Terbentuknya kecakapan berbicara perempuan positif HIV/AIDS dalam menghadapi Stigma dan diskriminasi.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.480 Juta

Durasi Proyek

6 bulan