488 - Cooking Class for women cooking exhibition

Nama Inisiator

Ernawati Widyaningrum

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

mulai dari 2009 hingga saat ini berkarya di bidang seni pertunjukan, seni teater. mulai dari 2016 hingga sekarang menekuni berkarya di bidang kuliner.

Contoh Karya

IMG-20160613-WA0004.jpg

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Mengenalkan teknik memasak dan tradisi masakan Indonesia kepada para santriwati sehingga dapat menginspirasi, menumbuhkan semangat dan menemukan potensi baru untuk berkreasi di bidang kuliner.Ikut berperan dalam kemajuan dan perkembangan perempuan Indonesia sehingga diharapkan tidak ada lagi perempuan yang merasa tidak berdaya untuk maju dan terus berkarya. Memberikan cooking class sebanyak tujuh pertemuan dalam satu bulan. Cooking class akan diakumulasikan ke dalam bentuk seni pertunjukan atau cooking exhibition di pertemuan terakhir. Pelaku cooking exhibition ini adalah para santri itu sendiri. dan pertunjukan dalam cooking exhibition bisa dinikmati/ditonton langsung oleh masyarakat umum, pemuka agama, seniman, anak-anak, ibu-ibu, dan santri-santri dari pesantren yang lain. Dalam satu bulan, penulis membagi jadwal kelas untuk 2 pesantren sekaligus. Setiap pondok mendapatkan 15 hari dan 7 pertemuan cooking class termasuk cooking exhibition. Menu masakan ditentukan penulis. namun juga bersifat fleksibel,memanfaatkan bahan-bahan yang bisa didapat di sana. Sebab di setiap daerah akan berbeda-beda jenis kelengkapan bahan pangannya.Setiap pondok diberikan fasilitas alat-alat memasak beserta sarananya.Peralatan tersebut akan menjadi milik kedua pondok pesantren tersebut dengan harapan kegiatan memasak dapat diteruskan dan dikembangkan.cooking class diikuti oleh 3 kelompok santri. Setiap kelompok terdiri minimal 4 orang. Setiap hari, anggota kelompok akan bergantian dengan peserta yang lain sehingga semua santri dapat giliran.

Latar Belakang Proyek

Penulis memiliki ketertarikan khusus terhadap perempuan-perempuan yang menjadi santri dan mengabdi di pondok pesantren tempat para santriwati menimba ilmu. Sebagian besar waktu mereka selama di pondok digunakan untuk belajar.Kemampuan seperti ini di usia remaja patut dibanggakan. Para santri sudah memiliki potensi untuk terus belajar dan bekerja dengan tekun. Perbedaan dengan para remaja yang tidak mondok yaitu waktu atau kesempatan untuk mengeksplor diri dengan keluarga di dapur, lebih banyak dibanding santri. Penulis ingin mengenalkan dapur sebagai tempat belajar yang baru dan memasak sebagai modal kekuatan perempuan. dengan proses cooking class ini, diharapkan lebih banyak perempuan terutama generasi muda lebih percaya diri untuk menciptakan karya, apapun jenis karyanya dan apapun latar belakang mereka. seni pertunjukan akan menjadi ruang dan media mereka berekspresi dengan bahan-bahan kuliner. sehingga dalam cooking class ini, para santri akan mendapatkan sedikitnya dua pengalaman, yaitu dari proses mencipta masakan dan mencipta ruang seni pertunjukan.

Masalah yang Diangkat

Perempuan adalah tonggak kehidupan umat manusia yang senantiasa memiliki semangat hidup dan menghidupi. Perempuan yang lahir dari daerah, budaya dan lapisan manapun akan membawa identitasnya melalui makanan. Ia harus bisa menghidupi dirinya maupun orang-orang di luar dirinya dengan makanan yang ia ciptakan sendiri. Sampai hari ini masih banyak perempuan yang belum bisa menemukan keahliannya di suatu bidang. Dan banyak perempuan cenderung terbatasi oleh waktunya sebagai perempuan rumahan. Sehingga ia menyerah pada identitasnya sebagai perempuan pengangguran atau ibu rumah tangga (bagi yang sudah menikah). Padahal, meskipun di rumah, perempuan masih bisa berkarya, masih bisa menghasilkan sesuatu untuk kemajuan dirinya. Pekerjaan dapat dilakukan di mana saja selama perempuan memiliki semangat dan motivasi untuk terus maju. dari pengalaman penulis, dunia yang terdekat dengan perempuan adalah dunia dapur, dunia masak-memasak. Jadi selain ia bisa menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga, ia juga bisa terus berekspresi dan berkarya lewat seni memasak. Berdasarkan semangat hidup dan menghidupi ini lah penulis yakin bahwa skill memasak akan memperkaya kehidupan para santriwati sebagai perempuan baik karir maupun ibu rumah tangga nantinya.

Indikator Sukses

95% berhasil. para santri memiliki tingkat antusiasme yang cukup tinggi terutama dengan kegiatan belajar praktik. ditambah dengan unsur seni didalamnya, akan menambah ketertarikan dan proses cooking class lebih cepat diserap.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.150 Juta

Durasi Proyek

1 bulan