609 - Pertunjukan Teater Kontemporer Latah

Nama Inisiator

Fani Dilasari

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

9 tahun

Contoh Karya

embrio latah.mp4

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Sebuah kerja kolaborasi yang melibatkan beberapa perempuan pelaku seni dari berbagai bidang seni , baik seni pertunjukan maupun seni rupa dalam mewujudkan sebuah pertunjukan yang berjudul latah.

Latar Belakang Proyek

Teater termasuk dalam sebuah proses transformasi antropologi manusia yang dituangkan melalui ide-ide yang bersifat imajinatif, intuitif, ekspresif dan kreatif. Perkembangannya, teater menjadi sarana komunikasi untuk menyampaikan aspirasi dan inspirasi sebagai perwakilan individu, kolektif dan massa. Teater dirasa penting sebagai ruang diskursus yang berpengaruh bagi masyarakatnya. Teater merupakan genre seni yang cukup kompleks karena dapat diwujudkan dari akulturasi berbagai disiplin seni rupa, design, dan seni pertunjukan lainnya. Karya ini nantinya merupakan sebuah kerjasama kolektif para pelaku seni perempuan diantaranya teaterawan, komposer/pemusik, koreografer, designer dan perempuan dalam merancang sebuah pertunjukan kontemporer sebagai bentuk ruang kreatif dalam menyampaikan pandangan ataupun kritikan terhadap sebuah gejala sosial saat ini. Perempuan dirasa perlu terlibat aktif dalam menyuarakan fenomena sosial saat ini karena bagian dari ekosistem yang telah terbentuk, baik itu sebagai penikmat maupun pengamat. Pilihan terhadap bentuk kontemporer pun dirasa perlu karena minimnya perkembangan seni pertunjukan kontemporer di Aceh, dengan harapan menambah vokabuler atau geliat baru bagi ruang kreativitas seni budaya. Selain itu, aktivitas perempuan pelaku seni dalam merespon zaman inipun akan menjadi spektakel yang akan dihadirkan dalam pertunjukan dan jauh lebih luas bisa akan menjadi sebuah performing art dari berbagai bidang seni dalam satu panggung.

Masalah yang Diangkat

Berangkat dari pengamatan terhadap dampak negativ smartphone yang tengah menjadi problematik dii masyarakat, saya mencoba untuk membuka ruang diskusi dengan menghadirkannya di atas panggung sebagai bahan refleksi dan kritik atas fenomena tersebut. Pilihan garapan akan diwujudkan dalam bentuk teater eksplorasi dengan capaian melihat bentuk kekuasaan smartphone dalam menjajah pikiran dan prilaku setiap individu. Pertunjukan akan dikemas menjadi sebuah pertunjukan kontemporer yang mencoba menawarkan gagasan kekinian dalam mewujudkan reaksi atas fenomena sosial saat ini. Karya ini dapat menjadi sebuah kritik ataupun refleksi kita karena berada pada masa era komunikasi yang telah kehilangan esensinya oleh kecanggihan sebuah alat yaitu Smartphone. Masyarakatnya melatahkan diri kehilangan privasi untuk bergaya selfie. Ada yang sangat terindividu, lupa kewajibannya sebagai bapak dan ibu. Semua berusaha membohongi diri sendiri dengan memakai kamera aplikasi terkini, dan tiada rasa malu mempertunjukan keintiman diri. Smartphone membawa wabah latah di semua kalangan, dimana smartphone tak bisa lepas dari tangan. Manusia menghamba pada Smartphone sebab ialah dewa yang dapat memberi jawaban atas pertanyaan. Ibarat jamur penggunaan Smartphone telah melatah disemua kalangan.

Indikator Sukses

Ukuran keberhasilan dari proyek ini adalah mampu mewujudkan sebuah pertunjukan kontemporer secara estetik dengan melibatkan pelaku seni perempuan dari berbagai latarbelakang seni dan terciptanya diskusi dan refleksi yang lebih luas bahwa perempuanpun mampu ikut terlibat atau berperan aktif dalam merespon zaman. Menambah capaian setingkat lebih maju bahwa perempuan saat ini tidak hanya bicara mengenai persoalan perempuan saja namun bisa merangkul persoalan yang universal. Adapun harapan kesuksesannya adalah tidak hanya dipertunjukan di ruang lingkup Aceh namun bisa dipentaskan pula di kota besar lainnya, sebab sejauh ini kondisi aceh kadang dianggap awam dalam mewujudkan sebuah pertunjukan kontemporer, diluar pemberitaan kondisi sosial masyarakat yang beredar. Hal itu menjadi pacuan bagi kami untuk merubah paradigma dan menumbuhkan kepercayaan diri agar bisa sama dengan daerah lain yang kreativitas seninya lebih berkembang.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.165 Juta

Durasi Proyek

6 bulan