701 - Merekam Ingatan Perempuan: Kumpulan Cerita Pendek

Nama Inisiator

Raisa Kamila

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

Menulis Fiksi: < 5 tahun; Menulis Non-Fiksi: < 7 tahun; Riset Lapangan & Arsip: < 5 tahun

Contoh Karya

Portofolio Bersama_Hibah Cipta.pdf

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Dalam proyek ini, saya mengajak perempuan-perempuan dengan pengalaman organisasi dan menulis dari lima daerah, yaitu Ruhaeni Intan Hasanah (Jawa Tengah), Amanatia Junda S. (Jawa Timur), Armadhany (Sulawesi Selatan), Maria Margareth R.F. (Nusa Tenggara Timur) dan Astuti N. Kilwouw (Maluku Utara), untuk berkolaborasi menulis cerita pendek berdasarkan riset di daerah masing-masing. Proyek ini dimaksudkan untuk menelusuri situasi di daerah-daerah luar ibukota dalam rentang periode transisi setelah Reformasi (1997-2004), dengan fokus pada berbagai hal yang dialami perempuan di tengah perubahan struktur ekonomi dan politik pasca Orde Baru. Narasi yang diperoleh melalui proses riset akan menjadi bahan untuk penulisan cerita pendek oleh tiap penulis. Dalam jangka panjang, proyek ini dibayangkan dapat menjadi awal dari pembentukan forum penulis perempuan yang berada di luar medan sosial wacana kebudayaan Indonesia. Kegiatan yang ingin diajukan untuk hibah ini meliputi: 1) proses pematangan perspektif dan pengetahuan yang mempertemukan enam penulis melalui workshop dengan materi dari peneliti, akademisi, penulis dan aktivis, 2) proses penelitian di daerah masing-masing, 3) pertemuan lanjutan enam penulis untuk membahas temuan, kendala dan proses kreatif, serta 4) proses penyuntingan karya hingga siap diedarkan untuk pembaca, baik dalam bentuk cetak maupun digital.

Latar Belakang Proyek

Ide mengenai proyek ini bermula dari pertanyaan-pertanyaan seperti: menjelang dua dekade Reformasi, apa cerita-cerita yang luput dari pengetahuan publik? Bagaimana peran, posisi dan pengalaman perempuan dalam masa transisi ekonomi politik di Indonesia? Bagaimana para penulis sastra generasi pasca 1998 selama ini menuliskan perempuan dalam karyanya? Momen kejatuhan rezim Orde Baru yang membuka ruang demokrasi lebih besar, telah memberi inspirasi bagi banyak penulis untuk menghasilkan karya sastra (Saman-Ayu Utami, Pulang dan Laut Bercerita-Leila S. Chudori, Trilogi Soekram-Sapardi Djoko Damono, 1998-Ratna Iswandari Ibrahim, dlsb). Namun, sebagian besar karya tersebut hanya mengambil latar di kota-kota besar yang menjadi pusat konflik, seperti Jakarta, Solo atau Yogyakarta dan pusat cerita seringkali berkutat pada aktivisme mahasiswa. Sebagai sebuah perubahan rezim yang bersifat struktural, dampak Reformasi secara sekaligus maupun bertahap, juga terjadi di berbagai wilayah di seluruh pelosok Indonesia, dengan konflik yang beragam pula. Alasan kami memilih rentang waktu kisah antara 1997-2004, karena kami meyakini bahwa pada periode tersebut, dinamika sosial-politik Indonesia mengalami masa transisi yang krusial. Keberadaan perempuan, terutama dari luar kota yang menjadi pusat ekonomi dan politik Indonesia, di tengah situasi tersebut penting untuk ditelusuri dan ditulis.

Masalah yang Diangkat

1) Terbatasnya narasi mengenai proses transisi dari kejatuhan Orde Baru menuju Reformasi di luar kota-kota pusat ekonomi dan politik Indonesia, terutama yang bersinggungan dengan persoalan dan keseharian yang dialami perempuan di luar wilayah tersebut. 2) Terbatasnya wadah interaksi kreatif bagi penulis dari luar medan sosial kebudayaan Indonesia, terutama perempuan, yang meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan sastra secara formal, namun berusaha untuk terlibat, baik secara aktif dan pasif, dalam dinamika wacana sastra di Indonesia maupun dalam proses penciptaan narasi yang mandiri.

Indikator Sukses

Berhasil melakukan riset di wilayah yang telah ditentukan, menuliskan dan menerbitkan hasilnya dalam bentuk kumpulan cerita pendek (terdiri dari 18 cerpen) baik dalam format cetak maupun digital.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.135 Juta

Durasi Proyek

9 bulan