797 - Support Group

Nama Inisiator

Nadya Karima Melati

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

3 tahun

Contoh Karya

modul-pelatihan-pencegahan-kekerasan-seksual-di-kampus-sgrc-ui.pdf

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

SG atau Support Group adalah kegiatan pertemuan berkala dari korban kejahatan seksual siber untuk berkumpul, bercerita, berdiskusi dan saling mendukung satu sama lain. Support Group penting karena korban mampu belajar sendiri tentang masalahnya dan mencari tahu jalan keluar terbaik untuk maslaahnya, korban juga mendapatkan teman dan keakraban emosional bersama kawan lainnya dan tidak lagi merasa sendirian. SG kali ini akan membantu korban-korban kekerasan seksual siber yang kebanyakan korbannya adalah anak muda pengguna internet. Secara formal SG akan berlangsung selama empat bulan dengan pertemuan pertama untuk berkumpul dna berkenalan kemudian di lanjut pada pertemuan-pertemuan berikutnya, biasanya setelah pryek SG akan terbentuk komunitas atau peer grup pertemanan baru antar penyintas. Target peserta SG sebanyak 50 orang yang akan dipecah menjadi dua kelompok agar lebih efektif. Pertemuan SG akan berlangsung sekali per dua minggu dan korban akan saling bercerita, mendengarkan, berdiskusi tentang kasus yang dihadapi didampingi oleh konselor. Apabila ada korban yang membutuhkan penanganan psikologis lebih lanjut akan dirujuk pada psikolog/psikiater profesional. Pada akhir pertemuan, korban akan mengevaluasi dirinya dan kelompoknya. Diharapkan korban sudah mampu sintas dan terbentuk peer pertemanan baru, perempuan yang saling bersolidaritas satu sama lain.

Latar Belakang Proyek

Saya bekerja sebagai Petugas Pengaduan untuk Rujukan di Komnas Perempuan sejak tahun 2017 dan selama bekerja saya bertemu langsung dengan korban dan mendengarkan kisah-kisah mereka. Maraknya kasus kekerasan seksual dan belum adanya payung hukum yang bisa melindungi perempuan menjadi kendala besar dalam penanganan. Terlebih, pada tiga tahun terakhir ini, berdasarkan laporan CATAHU 2018 KP mulai teridentifikasi kasus kejahatan seksual siber. Saya selama bekerja mengalami sendiri sulitnya menemukan lembaga untuk menangani kasus ini, dengan korban yang rata-rata berusia muda dan belum menikah. Banyak korban kebingungan karena tidak tahu harus apa, merasa paranoid dan terteror tanpa ada kepastian lembaga mumpuni yang mampu mendampingi. Kebetulan saya memiliki organisasi Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) dan saya berinisiatif untuk menghimpun korban ke dalam Support Group bersama SGRC. Selain membantu korban mendapatkan pemulihan, SGRC juga mampu menganalisis bentuk-bentuk kasus kejahatan siber yang terjadi dan memberikan publikasi kepada khalayak nantinya. Setidaknya ada beberapa kasus kejahatan seksual siber yang dapat teridentifikasi di antaranya impersonating, hacking, revenge porn, illegal content, cyber grooming, cyber harrasment, reqruiting dan morphing. Melalui SG diharapkan korban menjadi paham apa yang terjadi kepadanya dan mengetahui penyelesaian terbaik untuk masalah yang dialami.

Masalah yang Diangkat

Peningkatan penggunaan teknologi komunikasi dan internet memberikan babak baru dalam hidup manusia. Banyak hal yang berubah dan kemajuan ini bukan untuk di hindari. Perempuan sebagai perempuan baik di dunia nyata maupun maya berada di posisi yang rentan terhadap kejahatan seksual karena tidak adanya payung hukum yang melindungi dan juga penanganan kasus siber yang membutuhkan keterampilan khusus dalam bidang teknologi. Untuk itu SG berfungsi untuk menghimpun perempuan, minoritas seksual dan gender yang tidak paham harus melakukan apa dan bagaimana apabila berhadapan dengan kejahatan seksual siber. Tidak semua psikolog ataupun lembaga layanan berisi anak muda yang paham teknologi digital dan internet. Proyek ini berusaha mengumpulkan dan memberikan korban wadah untuk memahami masalah dan sintas bersama-sama.

Indikator Sukses

Korban telah memahami masalah yang dihadapinya dan mampu menemukan jalan keluar terbaik bagi masalahnya. Pengalaman sintas korban akan dirangkum menjadi cerita bersama dalam bentuk tulisan maupun video.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.100 Juta

Durasi Proyek

4 bulan