876 - Teater Tri Sekar Ranum

Nama Inisiator

Ni Luh Putu Wulan Dewi Saraswati, S.Pd.

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

10 Tahun

Contoh Karya

25398328_10208445363571824_5405599665645052832_o.jpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan sebuah pementasan teater tiga perempuan. Tiga perempuan muda yang terlibat dalam pementasan ini adalah perempuan muda Bali yang mengalami tekanan adat dana tau lingkungan karena terlahir sebagai perempuan yang tidak mempunyai saudara laki-laki. Jika dalam suatu keluarga tidak memliki anak laki-laki, anak perempuan harus berusaha mencari laki-laki yang bersedia Nyentana (dipinang pihak perempuan lalu ikut menjadi anggota keluarga pihak perempuan) situasi tersebut berbeda dengan keadaan pada umumnya yang mengharuskan laki-laki meminang perempuan lalu istri akan menjadi bagian dari keluarga suami. Tiga perempuan muda Bali ini merupakan perempuan yang ingin mempertahankan keberlanjutan keluarganya dengan jalan mencari lelaki yang dapat dipinang. Tujuannya mempertahankan garis keturunan keluarganya dan agar mampu mempertahankan peninggalan leluhur yang sudah ada diwariskan turun – temurun. Secara umum, hal yang diwariskan leluhur orang Bali berupa tanah warisan yang harus dijaga dengan baik. Bagi perempuan Bali, mencari Sentana tidak mudah, terlebih perempuan tersebut memiliki latar belakang yang tidak biasa. Misal, pihak perempuan berkasta atau berasal dari keluarga keturunan bangsawan, pihak perempuan merupakan seorang janda muda, dan pihak perempuan adalah anak yatim. Tiga karakter tersebut mempunyai masalahnya masing-masing. Maka dari itu, pementasan ini cukup menarik sebagai ruang dialog untuk menyampaikan cerita mereka.

Latar Belakang Proyek

Hidup sebagai perempuan Bali yang masih dikuasai oleh sistem patriarki tidaklah mudah. Terlebih perempuan Bali tersebut tidak memiliki saudara laki-laki yang akan meneruskan keturunan. Pada keadaan seperti itu, perempuan didesak untuk mencari Sentana (lelaki yang mau dipinang kemudian ikut tinggal di keluarga istri). Hal itu berbanding terbalik dengan situasi pada umumnya yang mengharuskan laki-laki meminang perempuan. Di beberapa daerah di Bali hal tersebut diperbolehkan dengan tujuan agar perempuan juga mempunyai andil dalam keluarganya untuk mempertahankan tanah warisan leluhur dan untuk meneruskan keturunan keluarga. Bagi perempuan Bali mencari Sentana tidaklah mudah, terlebih perempuan tersebut memiliki latar belakang yang tidak biasa. Misalnya pihak perempuan berkasta atau berasal dari keluarga keturunan bangsawan, pihak perempuan merupakan seorang janda, dan atau perempuan tersebut adalah anak yatim. Tiga latar belakang keluarga tersebut semakin mempersulit perempuan untuk mendapatkan Sentana. Masalah tersebut kemudian menjadi beban psikis perempuan karena terlebih desakan dari keluarga dan kewajiban perempuan untuk bertahan di rumah menjaga tanah leluhur.

Masalah yang Diangkat

Fokus masalah yang diangkat, yakni pergolakan perempuan muda Bali yang dihadapkan pada sistem pernikahan Nyentana. Kesulitan untuk menghadapi situasi tersebut juga disebabkan latar belakang perempuan. Misalnya pihak perempuan mempunyai kasta atau berasal dari keluarga keturunan bangsawan, pihak perempuan merupakan seorang janda muda, dan pihak perempuan adalah anak yatim. Sistem patriarki di Bali menjadikan laki-laki memiliki banyak kesempatan dan hak daripada perempuan. Namun, di sisi lain, pernikahan nyentana yang juga ada dalam adat Bali memberi kesempatan untuk perempuan Bali bisa turut andil dalam menjaga tanah leluhurnya dan meneruskan keturunan keluarga. Dengan mengambil masalah perempuan muda Bali dalam bentuk pementasan teater ini, saya berharap ke depannya, perempuan muda Bali yang menjalani pernikahan nyentana ataupun tidak, semakin peduli dengan tanah Bali sehingga penting untuk turut andil dalam menjaga, melindungi, dan mempertahankan tanah leluhur.

Indikator Sukses

Kesuksesan pementasan ini dilihat dari tiga Perempuan yang terlibat mampu menyampaikan perasaan, pemikiran, dan pandangannya terkait penikahan Nyentana dengan latar belakang mereka yang khusus. Tiga perempuan tersebut mampu menjadi pemantik energi untuk perempuan-perempuan muda Bali juga masyarakat Bali pada umumnya. Masyarakat juga bekesempatan mendengar opini tiga perempuan tersebut yang secara tidak langsung mewakili perempuan-perempuan muda lain. Di harapkan masyarakat semakin yakin dan mampu melindungi tanah leluhur (bukan untuk diperdagangkan) meskipun perempuan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.12 Juta

Durasi Proyek

5 bulan