882 - Mengukir Cerita di Biji Kansilao

Nama Inisiator

Nurma Yanti, SH

Bidang Seni

kriya

Pengalaman

2 Tahun

Contoh Karya

cme.jpg

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelompok Goje-Goje Desa Tampara, yang mayoritas beranggotakan remaja perempuan, dalam memproduksi seni kriya biji kansilao yang memiliki nilai budaya lokal. Peningkatan kapasitas ini akan membantu para remaja Goje-Goje untuk mengembangkan produk kriya mereka, terutama dalam memperkuat narasi-narasi yang bernilai budaya dan berperspektif perempuan dalam karya tersebut. Proyek ini sekaligus bertujuan memfasilitasi ruang bagi remaja perempuan untuk mengekspresikan kreativitas dan pertukaran pengetahuan.

Latar Belakang Proyek

Kelompok Goje-Goje Desa Tampara mulai berkumpul dan berkarya di tahun 2016, dimana saya berperan sebagai fasilitator lokal. Sebelum kelompok Goje-Goje ada, sangat sedikit atau bahkan tidak ada wadah untuk remaja perempuan di Tampara untuk mengorganisir aktivitas kolektif. Produksi kerajinan biji kansilao dilakukan berdasar pemetaan potensi lokal. Dahulu kala, biji kansilao digunakan sebagai alat permainan tradisional. Seiring pudarnya permainan tersebut, praktis biji kansilao semakin jarang dimanfaatkan oleh masyarakat Tampara. Selain itu, kelompok Goje-Goje juga memanfaatkan benang sisa tenun khas Kaledupa/Wakatobi dalam produk kriyanya untuk memperkuat unsur lokal dan memaksimalkan pemanfaatan material. Produk kriya berupa cinderamata sempat kami pasarkan di Festival Barata Kaledupa yang mulai diselenggarakan pada tahun 2016 yang mendatangkan wisatawan dari luar Wakatobi. Selain wisatawan, warga lokal juga mulai memesan produk kerajinan. Proses jejaring untuk pemasaran produk bekerja sama dengan pemerintah desa dan pihak potensial lainnya terus kami lakukan. Remaja-remaja perempuan mengambil peran penting dalam proses mulai dari produksi, manajemen sampai pemasaran. Dalam menjalankan proyek ini, kami akan bekerja sama dengan Forum Kahedupa Taudani (FORKANI) dan Yayasan Kampung Halaman. Dua organisasi ini terlibat pada awal inisiasi pengorganisasian dan pendirian kelompok Goje-Goje. Pelibatan ini akan mencakup peran-peran dialog maupun kritisi sekaligus akses pengetahuan yang lebih besar bagi proyek ini.

Masalah yang Diangkat

Berawal dari inisiatif sosial ekonomi, kami menyadari bahwa ada nilai budaya dan kelokalan dari produk kriya ini yang belum dieksplorasi lebih jauh. Nilai penting yang kami temukan berupa narasi budaya lokal tentang biji kansilao dan media bermain anak-anak, yang semakin berjarak dengan generasi muda di Tampara, justru belum terangkat. Aspek riset dan penggalian cerita antar generasi akan menjadi bagian penting dalam proyek ini. Karena proses ini akan dilakukan sebagian besar oleh perempuan, maka kami merasa perspektif perempuan dalam produk seni kriya ini akan menjadi nilai yang sangat berharga. Goje-Goje juga menghadapi permasalahan terkait keberlangsungan aktivitas ini. Kami mendapati, aktivitas kelompok Goje-Goje lebih dari sekedar kegiatan membuat produk. Tetapi ada ruang, cerita, ketrampilan dan pengetahuan yang perlu terus dibangun. Goje-Goje menjadi ruang remaja perempuan belajar berorganisasi. Hal ini menjadi penting khususnya bagi remaja perempuan yang masih memiliki keterbatasan lingkup gerak, aktivitas maupun partisipasi di lingkungannya. Kami merasa proses-proses regenerasi ini masih perlu difasilitasi, yaitu terkait kemampuan mengorganisir dan menjaga agar nilai keberpihakan pada kelompok perempuan remaja terus hidup. Kami merasa akses terhadap fasilitas yang dibutuhkan kelompok Goje-Goje masih sangat terbatas. Fasilitas ini tidak hanya terkait soal modal atau alat produksi, tetapi juga narasumber yang tepat dan didesain sesuai dengan kebutuhan.

Indikator Sukses

- Terlaksananya rangkaian pelatihan pengembangan produk kriya kansilao yang diikuti oleh 15 remaja perempuan, dengan 5 di antaranya anggota baru. - Dikembangkannya produk-produk seni kriya biji kansilao yang mengandung kekuatan narasi seni dan budaya lokal. - 50 produk lengkap dengan kemasan dan cerita diproduksi tiap bulannya (selama 4 bulan). - Pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang meningkat pada anggota remaja Goje-Goje mengenai budaya mereka dan pengembangan produk kriya.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.69.600000 Juta

Durasi Proyek

5 bulan