892 - Dari Perempuan Untuk Perempuan

Nama Inisiator

Dira Herawati

Bidang Seni

seni_rupa

Pengalaman

20 Tahun

Contoh Karya

3.jpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Karya ini nantinya akan berbentuk kolaborasi antara 3 pengkarya perempuan, Dira herawati Kana, serta satu orang perempuan Baduy Luar. Dira merupakan pengkarya fotografi yang akan menghasilkan 10 karya foto fine art aktifitas keseharian perempuan Baduy dengan teknik double exposure,yang dicetak di atas kanvas. Setelah fine Art foto selesai dicetak, Kana selaku pengkarya seni rupa akan merespon foto tersebut dengan memberikan goresan-goresan senirupa di perkampungan Baduy Luar. Setelah Kana merespon foto melalui lukisan, kemudian seorang perempuan penenun baduy akan merespon karya tersebut dengan membubuhi beberapa hasil tenunan Baduy, tentang perempuan dan kehidupannya, di atas foto fine art tersebut. \r\n \tSetelah karya kolaborasi ini selesai, karya tersebut akan dibukukan dan di pamerankan di galeri yang ada di jakarta. Kami menargetkan pameran di Galeri Nasional.\r\n

Latar Belakang Proyek

Sebagai pengkarya perempuan kami merasakan masih sedikitnya karya senirupa yang mengangkat persoalan perempuan ke dalam bentuk karya seni rupa mix media. Akses berkesenian maupun menikmati senipun untuk perempuan masih terbatas. Perempuan secara umum larut dengan bentukan konstruksi sosial lingkungan kehidupannya. \r\nDalam karya ini kami akan mencoba mengangkat aktifitas keseharian perempuan Baduy. Secara tersirat kami melihat bahwa perempuan Baduy seakan tanpa disadari terikat oleh ketentuan adat suku mereka, sehingga dalam aktifitas keseharian, mereka pun mencoba menyesuaikan kegiatan yang tidak melanggar aturan adat yang mengikat mereka. \r\nKondisi ini seperti menjadi sebuah dua bentuk yang berbeda. Kami ingin menuangkan fenomena tersebut de dalam bentuk karya seni rupa, mengkolaborasikan tiga sub bidang senirupa, fotografi, seni murni, dan kriya textil ( Tenun Baduy). \r\n

Masalah yang Diangkat

Perempuan baduy adalah perempuan yang hidup di dalam kawasan wilayah adat suku Baduy Banten. Pada masyarakat Baduy, dikenal istilah “Pikukuh. Pikukuh adalah pandangan hidup masyarakat berupa aturan adat mutlak yang tidak boleh di langgar oleh masyarakatnya. Kehidupan mereka otomatis diatur secara ketat dengan ketentuan adat yang berlaku di Baduy, tidak terkecuali untuk perempuan. Dari observasi awal ke Baduy Dalam dan Baduy Luar,banyak perempuan Baduy seakan tidak bisa memiliki akses ke dunia luar. Salah satu faktornya adalah aturan adat yang mengikatnya. \r\nKondisi ini berbeda dengan kebiasaan secara umum perempuan di Indonesia, memiliki kesempatan yang banyak untuk sekolah, berkarir, dan lain-lain. Perempuan Indonesia secara umum memiliki akses yang luas untuk berekspresi dan berkreasi, bisa berinterkasi dengan kemajuan teknologi, bahkan memiliki pengetahuan dan pengakuan akan kesetaraan gender, serta perihal yang berhubungan dengan hal tersebut.\r\nKami memandang ini merupakan sebuah benturan-benturan dalam kehidupan yang kemudian akan kami ungkapkan melalui karya yang juga memenculkan benturan-benturan tersirat, menjadi satu buah kesatuan.\r\n

Indikator Sukses

Karya ini akan berbentuk karya senirupa yang akan memberikan pesan tentang permasalahan perempuan. Dengan adanya pameran dan buku, karya ini akan menjadi pesan penyampai permasalahan perempuan Baduy melalui bentuk mix media. Selain itu, indikator kesuksesan disini adalah ketika proses karya kolaborasi tiga sub bidang seni rupa ini bisa kami lewati dengan baik. Perempuan Baduy tidak hanya jadi objek karya , namun ikut terlibat menjadi pengkarya dalam karya ini.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.108 Juta

Durasi Proyek

6 bulan