940 - MIGRAN : MIGRAIN = "mereka yang purna"

Nama Inisiator

DEWI RAHMAWATI

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

2 tahun

Contoh Karya

BTS Anak Fix.3gp

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Proyek “MIGRAN : MIGRAIN = “mereka yang purna” merupakan riset awal untuk proses penciptaan film ekperimental saya. Kehidupan TKI terutama TKW memang mengusik hati dan pikiran saya, selain ada pengalaman dari keluarga sendiri, saya begitu penasaran dengan apa yang melatarbelakangi pengambilan keputusan para perempuan di daerah saya untuk menjadi TKI. Walau sebenarnya sudah banyak jawaban akan rasa penasaran itu, tetapi saya masih ingin mencari kemungkinan-kemungkinan lain, temuan-temuan lain, hingga ingin mencari, bagaimana kehidupan mereka setelah PURNA TKW? Bahagia, Sukses, Sejatera, Berkecukupan, atau sebaliknya!!! Riset visual ini akan menggunakan media dan metode “video partispatif” dengan saya datang sebagi seorang fasilitator. Terlepas dari riset, proyek ini bukan hanya menjadi dan memenuhi kebutuhan saya, tetapi proyek ini juga menjadi milik mereka yang purna TKW. Media video menjadi sarana mengajak partisipasi mereka untuk berrefleksi melalui ceritanya dan mengajak semua orang untuk kembali saling merangkul. Proyek ini diawali dengan workshop pembuatan video, sehingga hasil video/film adalah hasil karya mereka yang purna TKW. Bukan pada kualitas indah gambar yang dihasilkan, tetapi bagaimana dalam proses pembuatan video tersebut, mereka mampu mengeluarkan uneg-uneg, rasa sakit, bahagia, harapan, healing agar semua perasaan yang muncul tersebut tetap dirangkul sebagai pembelajaran

Latar Belakang Proyek

Apa ingatanmu tentang TKW? Masih teringat jelas semuanya, walau saat itu, bahkan sampai saat ini kepalaku masih penuh dengan tanda tanya. Waktu itu, kakak ke 2 ku (laki-laki) memutuskan untuk menjadi TKI Ilegal di Malasiya. Masih teringat, dengan samar kudengar Mamak menangis mendengar cerita bahwa Kakakku harus sembunyi di “joglangan” (lubang di dalam tanah) agar tidak tertangkap oleh petugas migrasi. Masih teringat Mbakyu ku (Istri kakak 1) memutuskan menjadi TKW di Hongkong. Saat itu, muncul tanya, kenapa bukan Masku?? Kan Mbakyu ku harus ngurus anak. Hingga 4 bulan kemudian, Mbakyu ku pulang dengan luka luka lebam di wajah dan tubuhnya. Masih teringat ketika Bulekku di penjara di Malasiya karena berkas-berkas ditahan majikannya sehingga berkasus di Bandara. Belum lagi keponakan ku yang bekerja di HongKong, bahkan seingatku dari SMP sampai sekarang baru pulang dua kali. Ketika pulang pun, keponakan ku pulang sudah dengan style yang berbeda, hingga isu menjadi seorang “Wedok’an Nakal” menyeruak di desa. Itu baru dari lingkunganku. Bagaimana dengan yang lain??? Walau sebenernya masalah itu sudah umum kita dengar! Ya walaupun ada juga TKW/TKI yang sukses. Lalu, bagaimana kehidupan mereka setelah PURNA TKW? Bahagia, Sukses, Sejatera, Berkercukupan, atau sebaliknya!!!

Masalah yang Diangkat

Jawa Timur berada diurutan 3 teratas sebagai provinsi dengan penyumbang TKI terbesar di Indonesia. Blitar, Tulungagung, Ponorogo dan Malang Selatan menjadi kabupaten dengan jumlah penduduk yang banyak menjadi TKI, dan sebagian besar perempuan (Tenaga Kerja Wanita/TKW). Lalu, bagaimana kehidupan mereka setelah PURNA TKW? Bahagia, Sukses, Sejatera, Berkecukupan, atau sebaliknya!!! Pulang memiliki usaha warung besar, namun rumah tangga buyar. Bahagia karena kesejateraan terjamin, tetapi anaknya miskin cinta dan kasih sayang. Berkecukupan dan berada, lantas bagaimana peran mereka dalam keluarga & masyarakat, ada pergeseran, penghargaan atau … Kabupaten Blitar angka kasus permasalahan TKI sangat tinggi di antaranya adalah kasus perceraian, penampungan ilegal, kekerasan terhadap TKI, hingga kasus kenakalan remaja yang meningkat karena kurangnya perhatian orang tua yang bekerja di luar negeri. PERTAKINA Blitar (Perkumpulan Tenaga Kerja Purna & Keluarga) sebagai wadah belum memiliki tenaga lebih untuk memfasilitasi dan mengajak PURNA TKW untuk bergabung, untuk saling berrefleksi dan bergotong royong untuk menciptkan eks TKI yang berdaya saing dan mampu mensejahterakan keluarganya & tidak kembali bekerja di luar negeri. Sehingga pembuatan Video Partisipatif ini di buat agar masyarakat PURNA TKW mampu mengeluarkan uneg-unegnya, dan menggugah keterlibatan mereka dalam komunitas PERTAKINA agar lebih berdaya.

Indikator Sukses

1) Banyaknya Purna TKW dan pihak terakit yang terlibat dalam proyek ini 2) Terbuatnya sebuah video/film partisipatif sebagai media ajakan untuk merangkul Purna TKW lain dan perempuan yang ingin menjadi TKW untuk lebih memikirkan kembali keputusannya. Bukan berarti menjadi TKW itu tidak baik. 3) Bertambahnya Purna TKW yang bergabung dengan Komunitas PERTAKINA sebagai wadah pengembangan diri, sekaligus media promosi karya karya handy craft, kuliner, produk-produk anggota PERTAKINA 4) Partisipasi & kelegaan mereka dalam mengeluarkan uneg uneg, cerita suka duka, apapun yang ada di hati dan pikiran mereka. Walau memang tidak bisa diukur.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.39 Juta

Durasi Proyek

7 bulan