998 - Belajar Semangat Kolektif

Nama Inisiator

Pauline

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

5 tahun

Contoh Karya

DSC_2741.jpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Palka merupakan wadah penyalur aspirasi kreatifitas dalam mendesain dan pemanfaatan limbah menjadi karya yang memiliki nilai fungsi tambah. Palka dimulai dari tangan tangan perempuan yang tetap berusaha mencari celah eksplorasi kreatif di antara belenggu masalah kehidupan rumah tangga dan keluarga. Palka percaya bahwa upaya untuk merawat keberlanjutan adalah dengan cara kebersamaan, yang kami rumuskan dengan konsep kolektif. Oleh karena itu palka tidak dirawat untuk menjadi sebuah wadah yang bersistem industri , melainkan sebuah ruang simpul antara kesadaran kreatifitas yang terus berlanjut dalam proses kolektif yang seimbang dengan tuntutan perempuan dalam keluarga dan masyarakatnya. Selama ini Palka berhasil menjadi media belajar untuk menemukan esensi dari kolektifitas yang sebenarnya. Walaupun dengan proses yang alami dan target yang sederhana, dan tidak terburu buru. Tujuan utama dari proses ini adalah belajar merawat kolektifitas dan rasa percaya diri melalui proses kreatif yang terus dikembangkan sebagai sarana untuk mewujudkan perempuan yang kuat melalui kreatifitas dalam mengolah limbah kertas dan limbah organik untuk menjadi karya yang multiguna. Bahkan sejak tahun lalu, kami sudah mampu menabung dari 20% dari penjualan karya kami untuk mendukung penelitian parsitipatif melalui metode literasi oleh masyarakat adat sasak Senaru, Lombok.

Latar Belakang Proyek

12 tahun lalu sekitar 20 KK dipaksa pindah dari tanah yang terlanjur menjadi ruang hidup hingga 3 generasi. Sebagian besar dari mereka adalah keluarga yang jauh dari kondisi sehat secara sosial. Seperempat dari hidup saya tumbuh berkembang di antara mereka. Masalah yang kerap terjadi adalah cekcok karena masalah perselingkuhan, dan depresi. Sebagian besar teman perempuan sepermainan pun menikah di umur yang sangat muda (15-18 tahun), biasanya karena mereka sudah terlanjur hamil. Pasca penggusuran, kami semua hidup berpencar dan mejalani hidup masing masing. Sebagian besar ibu muda tersebut akhirnya kini memutuskan untuk bercerai dan merawat anaknya sendiri. Tentunya mereka hidup dalam kondisi ekonomi yang tidak ideal,mereka selalu memaksa diri untuk bekerja keras dengan ketrampilan seadanya. Biasanya mereka memilih untuk menjadi pembantu rumah tangga atau buruh. Mereka terpaksa membawa anak anak balitanya sambil melakukan pekerjaan. Ada juga yang kini memiliki keterbatasan fisik, sehingga tidak lagi bisa beraktifitas normal. Awalnya Palka dimulai hanya 2 orang saja. Proses karya kami sangat dinamis, hingga akhirnya kami mulai berani melibatkan teman kami lebih banyak. Semangat kolektif yang berawal dengan sangat sederhana ini memberikan semangat untuk tidak tumbuh menggunakan sistem template industri pada umumnya. Proses berjalan sangat alami, metode dipilih dengan menyesuaikan kemampuan masing masing.

Masalah yang Diangkat

Proses ini secara pribadi menantang saya sendiri untuk menemukan esensi dari konsep kolektifitas yang sebenarnya. Proses penemuan ini saya putuskan untuk dilakukan dengan sangat hati hati dan tidak terburu buru. “Ideal” hanya menjadi bonus dalam proses, melainkan kekayaan konflik dan strategi untuk menyelesaikan setiap segmen masalah adalah tujuan utama dari proses kolektif palka ini. Selama 1 tahun terakhir kami baru berhasil bersama sama bertujuh orang. Namun, jumlah bukan menjadi target utama kami, melainkan mengenai kreatifitas, kepribadian, dan hidup serta proses belajar dalam kebersamaan. Semangat ini ingin kami lanjutkan hingga sejauh mana kami berhasil menemukan nilai dari proses kolektif kreatif ini sambil menjalani hidup kami masing masing secara seimbang. Proses keberlanjutan dalam konsep kolektifitas kreatif ini kami rencanakan dengan beberapa cara diantaranya adalah 1) bagaimana cara meningkatkan ikatan kebersamaan dengan konsisten sebagai bentuk dukungan kepada diri sendiri untuk menjadi perempuan kuat dengan rasa percaya diri dan rasa nyaman untuk terus mengembangkan ketrampilan dengan hati yang bahagia 2) Bagamana menyeimbangkan antara berkarya dengan proses kreatif supaya dapat membuat kami lebih ringan secara mental dan justru dapat dilakukan sambil mengembangkan kreatifitas kami dan melakukan tanggung jawab kami sebagai ibu.

Indikator Sukses

1)Setidaknya harus konsisten mempertahankan jumlah partisipan hingga 9 bulan terakhir sambil terus melakukan proses pendekatan untuk melibatkan perempuan lebih banyak lagi. 2) Melakukan kegiatan eksplorasi baru di samping terus membuat karya karya sebelumnya. Upaya pengembangan olahan limbah kertas menggunakan metode daur ulang dan bahan organik lain dengan mengkaji kembali metode pembuatan daluwang. Daluwang adalah jenis kertas lokal yang kini sudah tidak lagi diproduksi. Metode pembuatannya sangat organik dan tidak memerlukan alat berat, sehingga metode pembuatannya dapat diadopsi untuk mengeksplor bahan dan desain karya yang baru, karena selama ini masih sebagian menggunakan material import. 3) Kami ingin menambah daya jual karya kami yang sudah berjalan selama ini dengan mengkondisikan ruang display sebagai media promosi/pameran karya yang konsisten dan berkelanjutan dan sebagai ruang temu dengan apresiator kami. Sebagian dari kami mengartikan ruangan ini sebagai galery di mana orang dapat mudah melihat karya dan membelinya. Karena sejauh ini mempromosikan karya untuk dapat dibeli orang lain dapat menghasilkan tambahan finansial dan menyeimbangkan tuntutan kami sebagai ibu dan pengrajin.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.200 Juta

Durasi Proyek

9 bulan