Pementasan Teater Dokumenter, Publikasi dan Dokumentasi, Focus Group Discussion |
||
---|---|---|
Tanggal | 24 Jul 2018 | |
Jam | 19.00-21.00 WITA | |
Lokasi | Rumah tinggal | |
Alamat | Jalan Pantai Penimbangan Gang Balbo no F8 Singaraja | |
Daftar Hadir | Putu Yogi Agustia Pratama
Mega Brahwija Widya Kusuma Putu Kerti Nitiasih Kadek Sonia Piscayanti Herlin Pramesti Susanti Ayu Dasrini Tini Wahyuni Watik Hermawati Yanti Pusparini Meilani Wiwik Widayanti Endang Hari Rizki Puji Astuti Astry Arlingga Andi Dayu Istri Arpin Rarekual Lily Suprianti Laba Jayanta Mami Sisca Rika Swandewi Kartina Dewi Ratna Istacy Rosree Nyoman Ari Purnaya Agodha Manik Sukadana Tantri Made Adnyana Ole Eka Prasetya Lilik Surya Aryani Agus Wiratama Yanti Pusparini Ketut Simpen |
|
Tujuan | Mementaskan kisah hidup seorang Ibu dari 11 Ibu yaitu Bu Erna sehingga cerita nyata yang dikemas dalam pentas teater bisa menginspirasi perempuan lainnya. setelah pementasan diadakan diskusi, evaluasi dan refleksi. Penonton juga memberikan respon teater berupa tulisan, ataupun gambar visual tentang pementasan. Dalam proses tersebut seluruh upaya dokumentasi dilakukan. Publikasi di media juga dilakukan secara online maupun offline. Setelah pentas 1, dilanjutkan dengan pentas kedua dan seterusnya hingga pentas ke 11 dan seluruh rangkaian ini ditutup pada acara Focus Group Discussion pada tanggal 30 Desember 2018. | |
Ringkasan | ||
Hasil | 11 Pementasan berlangsung sukses dengan hasil positif. Adanya iklim berproses dengan baik di antara 11 ibu, dimulai dengan belajar mendengar, belajar mengapresiasi dan menghargai orang lain. Juga pembelajaran lain adalah bahwa dengan teater dokumenter ini para Ibu menjadi lebih ringan bercerita, lebih merasa dihargai dan diapresiasi. Apalagi mereka bukanlah aktor. Tantangan berteater menjadi terapi bagi beban psikologis para Ibu. Dari sudut saya sebagai sutradara dan penulis naskah, bagi saya project ini berhasil karena dalam kondisi yang menantang, dinamis dan status sosial beragam, project ini terjadi dan hadir memberi alternatif baru di dunia teater. Keragaman para Ibu termasuk kondisi fisik dan psikologis yang tak sama, bahkan ada yang tuna rungu dan wicara, justru mempersatukan. Dari segi budaya, latar belakang 11 Ibu juga beragam; ada Bali, Jawa, China dan ada juga campuran di antaranya. Hal ini membuat rasa kebangsaan menebal. Project ini adalah model mini tentang pluralisme yang bersatu dalam harmoni. Sedangkan hasil dari segi penonton, karena setiap usai pementasan saya mengumpulkan respon, dari sana saya mendapat masukan bahwa pentas teater kami dihargai dan memberi inspirasi. | |
Evaluasi | Evaluasi terjadi untuk memastikan bahwa setiap proses adalah pembelajaran untuk membuat kita lebih baik dalam hal pengelolaan manajemen produksi, manajemen audiens, manajemen publikasi dan dokumentasi. Semua itu kita diskusikan secara santai namun serius demi upaya perbaikan ke depan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses teater dokumenter harus terus dilanjutkan dan dikembangkan. | |
Rekomendasi | Diperlukan sebuah riset untuk mengembangkan teater dokumenter di Indonesia. Saya sudah memulainya, namun jika dirancang penelitian lebih lanjut maka project ini pasti akan meningkat kualitasnya. |