Aldepe.com: Advokasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua Via Media Online, Telpon Seluler dan Sosial Media
Organisasi
Aliansi Demokrasi Untuk Papua (ALDP) adalah organisasi nirlaba yang berdiri di Jayapura pada 5 Februari 2000. Organisasi ini lahir dari keprihatinan sejarah panjang ketidakadilan, penindasan dan penghilangan hak-hak kemanusiaan masyarakat Papua. Sejak berdiri hingga kini, AlDP hampir selalu terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi pelanggaran HAM di Papua. Beberapa contoh aksi advokasi yang dilakukan antara lain: terlibat dalam koalisi advokasi kasus Abepura berdarah (2000), investigasi kasus Wasior (2002), investigasi kasus Wamena (2004), pendampingan nelayan di wilayah Demta untuk mendapat akses keadilan (2007), pelayanan konseling bagi korban pelanggaran HAM Papua (2003-2007), pendampingan masyarakat adat di wilayah Demta untuk mendata aturan adat (2005-2007) dimana aturan-aturan adat itu kini dijadikan sebagai tata aturan adat di masyarakat Demta. Belakangan, AlDP juga memanfaatkan media sebagai sarana advokasi HAM dengan membangun www.aldepe.com (2011).
Status resmi
Aliansi Demokrasi Untuk Papua (AlDP) adalah organisasi yang terdaftar melalui akte notaris di Jayapura dengan status legal Yayasan.
Kontak
Latifah Anum Siregar
Posisi
-
Lokasi
Jayapura
Deskripsi Proyek
Tujuan:
Sasaran:
Latar belakang:
A. Keterkaitan pada topik: Keadilan dan kesetaraan akses terhadap media
Proyek aldepe.com adalah proyek advokasi HAM di Papua berbasiskan media. HAM yang dimaksud bukan hanya hak sipil dan politik (sipol) saja, tapi juga juga hak ekonomi,sosial dan budaya (ecosob) seperti pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam), pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Sementara, media yang dimaksud adalah media online, mobile phone dan social media seperti twitter, facebook dan lain-lain. Proyek ini menyempurnakan dan meningkatkan media advokasi ALDP sebelumnya yaitu www.aldepe.com yang saat ini masih berbasiskan media online.
Pemanfaatan berbagai media ini dalam rangka memperluas penyebaran informasi alternatif yang tujuan akhirnya memperluas dukungan publik terhadap proses advokasi HAM di Papua. Pemanfaatan berbagai media ini juga bisa jadi solusi atas berbagai hambatan proses diseminasi informasi di Papua dikarenakan restriksi informasi yang dilakukan pemerintah seperti pelarangan wartawan dan peneliti asing di Papua, pengusiran berbagai organisasi HAM internasional, monopoli informasi oleh pemerintah di berbagai media lokal serta hambatan geografis di Papua dimana masih banyak warga masyarakat di wilayah pedalaman sulit mendapat akses terhadap media.
Melalui proyek ini juga informasi yang akan disajikan tak hanya berbentuk teks tapi juga images dan video. Selain untuk memperkuat pengaruh sebuah pesan, images dan video diharapkan juga bisa jadi solusi atas tingkat literasi warga Papua yang masih rendah serta persoalan belum akrabnya sebagian warga Papua dengan teknologi informasi.
B. Masalah yang ingin diatasi dan keterkaitan dengan aktivitas
Hambatan diseminasi informasi di Papua disebabkan situasi geografis Papua serta rendahnya tingkat literasi warga yang menurut data BPS penduduk buta aksara di Papua pada 2010 mencapai 23% dari total penduduk.
Berita-berita HAM Papua memang kerap juga muncul di media nasional. Sayangnya mereka hanya fokus pada kasus yang highprofile seperti kekerasan aparat keamanan. Itu pun pemberitaannya kerap tak kontinyu. Sementara berita soal hak Ecosob seperti pengelolaan sumber daya alam, pendidikan, ekonomi dan kesehatan terabaikan karena dianggap tak punya news value yang tinggi.
Di sisi lain, kesadaran kalangan civil society di Papua untuk memanfaatkan media sebagai sarana advokasi masih minim. Dari sekitar 184 LSM di Papua hanya 15 lembaga yang memiliki website. Itupun kebanyakan informasinya tak update dan hanya copy paste dari media umum.
Pada umumnya media online advokasi yang ada di Papua relatif masih sedikit, jika pun ada media online tersebut lebih mengfokuskan pada konsep bisnis. Akibatnya masyarakat sebagai kelompok sasaran penikmat dari informasi tersebut kerap tidak mendapatkan informasi mendalam . yang muncul hanyalah pemberitaan yang terkesan membuat masyarakat bingung dan kerap dengan mudahnya terprovokasi akan penyampiaan informasi/berita tersebut.
Belum banyak media online advokasi yang mengintegrasikan ke dalam konsep mobile phone. Mobile phone (HP) sangat penting untuk di integrasikan sebab pada umumnya masyarakat memiliki mobile phone derngan akses jaringan telkomsel yang hampir sebagian besar tersebar di wilayah-wilayah pegunungan (pedalaman) sehingga di harapkan dengan menggunakan konsep ini maka masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi terutama informasi advokasi HAM yang terjadi di Tanah Papua. Konsep mobile phone ini akan menggunakan Frontline SMS dan teknologi USHAIDI.
Untuk menghadapi masalah-masalah diatas. Kegiatan proyek Aldepe.com akan difokuskan pada produksi berita dalam beragam format yaitu teks, gambar dan video dan fokus dan penyebarannya akan memanfaatkan beragam jenis media mulai dari media online, social media serta mobile phone. Pemanfaatkan berbagai format berita serta pemanfaatan berbagai media ini diharapkan jadi solusi terhadap semua permasalahan di atas. Contohnya masyarakat yang tinggal di daerah terpencil yang tak punya akses internet bisa tetap memdapatkan via mobile phone. Bagi warga yang yang mempunyai tingkat literasi yang rendah bisa mendapatkan informasinya berupa images dan video sementara untuk komunitas internasional bisa mendapatkan informasi dalam bahasa Inggris.
C. Keterkaitan pada kategori: Aksi, strategi kreatif
Aksi
Menerobos berbagai halangan informasi soal HAM di Papua. Informasi yang diproduksi aldepe.com tak berhenti hanya sebagai berita an sich. Informasi-informasi ini akan ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan aksi advokasi yang dilakukan oleh AlDP beserta mitra koalisi yang terdiri dari berbagai kelompok civil society di Papua baik itu NGO, kelompok adat, kelompok agama serta masyarakat.
Strategi kreatif
Proyek aldepe.com memanfaatkan teknologi informasi untuk memenuhi hak informasi masyarakat Papua sekaligus memanfaatkan teknologi informasi untuk sarana advokasi.
D. Aktifitas dan keterkaitan pada sasaran
Kontribusi untuk sasaran A – Memperbaiki penampilan dan meningkatkan kapasitas website www.aldepe.com.
Aktivitas: Melakukan redesign tampilan visual www.aldepe.com dan penambahan feature-feature untuk informasi berbentuk teks, gambar serta video, mengintegrasikan social media, mobile phone dalam website aldepe.com serta penambahan kapasitas server.
Kontribusi untuk sasaran B – Meningkatkan jumlah liputan dan investigasi yang terdiri dari liputan harian, liputan dan liputan daerah terhadap peristiwa HAM(Ecosob dan Sipol).
Aktivitas: Melakukan Peliputan yang terdiri dari peliputan harian, peliputan khusus dan liputan investigasi bulanan.
Kontribusi untuk sasaran C - Melipatgandakan jumlah pembaca di dalam dan luar negeri termasuk di wilayah pedalaman Papua melalui media sosial,media online dan mobile phone.
Aktivitas: Diseminasi informasi melalui tiga media: social media, online serta mobile phone. Diseminasi informasi ini ditujukan bagi masyarakat di dalam dan luar negeri yang melek teknologi dan juga warga Papua yang selama ini tak bisa mengakses informasi. Khusus untuk pembaca luar negeri, sebagian item informasi ini akan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris. Sementara itu, untuk pembaca di wilayah pedalaman, penyebaran informasi via mobile phone akan menjadi kunci. Proyek ini akan memproduksi teks berita pendek sebanyak 160 karakter, gambar serta video yang ramah buat teknologi mobile phone.
Kontribusi untuk sasaran D - Memperluas gerakan advokasi HAM berbasis media di tanah Papua dengan berbagai kelompok strategis.
Aktivitas: Melakukan penulisan dan launching buku liputan investigasi proyek aldepe.com. Buku ini akan jadi dokumen HAM yang akan digunakan sebagai alat kampanye kepada berbagai pihak termasuk para pemangku kepentingan lokal maupun nasional.
Kontribusi untuk sasaran E - Adanya monitoring dan evaluasi (monev) terhadap pelaksanaaan program dan keuangan selama 1 (satu ) tahun .
Aktivitas: Proses monitoring dan evaluasi terhadap proyek ini akan dilakukan setiap bulan. Tujuannya untuk memastikan bahwa sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan bisa dicapai. Pertemuan ini membahas atau mereview pelaksanaan program dan pelaporan keuangan. Di akhir program juga akan dilakukan audit keuangan oleh auditor independen.
E. Latar belakang dan demografi pelaku proyek
Pemimpin proyek
Perempuan dengan pengalaman bekerja di NGO khusus untuk isu HAM selama 15 tahun, berumur 40 tahun,menulis dan membuat beberapa laporan investigasi karena aktivitasnya dalam advokasi HAM pernah mendapatkan penghargaan pada 2007 sebagai Women Peace Maker dari UniversitasSanDiego,California,USA (http://www.sandiego.edu/peacestudies/ipj/programs/women_peace_makers/women_peacemakers/asia/Indonesia.php).
Pelaku Proyek
Staf proyek lainnya yang terlibat memiliki disiplin ilmu yakni Hukum, ekonomi, antroplogi dengan pengalaman di media dan NGO/LSM minimal 3 tahun.
F. Demografik kelompok target
Masyarakat Papua dan Papua Barat. NGO(lokal, nasional dan Internasional). Masyarakat internasional seperti NGO serta lembaga riset Internasional dan pihak kedutaan Asing yang menaruh minat terhadap permasalahan di Papua. Para Jurnalis di lokal Papua, nasional dan Internasional Pemangku kepentingan lokal dan nasional yang ingin mendapatkan informasi sebagai bahan perbandingan untuk dipergunakan sebagai referensi untuk merumuskan kebijakan di Papua.
G. Hasil yang diharapkan dan indikator keberhasilan
Proyek aldepe.com diharapkan mampu memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang selama ini sulit dipenuhi karena restriksi pemerintah serta hambatan geografis. Informasi yang diproduksi dapat berfungsi sebagai media alternatif dan memperluas jaringan advokasi HAM berbasis media bagi semua pihak.
Indikator keberhasilan:
H. Keterkaitan proyek dengan perbaikan media dan keadilan sosial
Perbaikan media
Proyek aldepe.com: Advokasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua Via Media Online, Mobile Phone dan Social Media diharapkan sebagai media yang dapat memberikan informasi HAM secara adil, jujur dan berimbang sebagai alternatif dari informasi HAM berbasis media lainnya dengan tetap mengedepankan jurnalisme damai. Selain itu proyek ini memperluas media informasi dalam bentuk media sosial dan hand phone sehingga informasi HAM berbasis media dapat menyebar lebih luas.
Keadilan sosial
Sebagai media online altenatif maka setiap orang dapat mengakses dan menggunakan referensi dari media ini untuk kepentingan perimbangan informasi. Selain itu memberikan kesempatan atau peluang seluas-luasnya bagi masyarakat terutama masyarakat kampung untuk memberikan kritik dan saran konstruktif terkait isi dari media online. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengembangkan media yang berbasis komunitas dan menjadi milik semua orang,baik yang ada di perkotaan kota mau pun di perkampungan/pedalaman.
I. Durasi waktu aktifitas dilaksanakan:
Januari 2012-Desember 2012
J. Total kebutuhan dana untuk melakukan aktifitas:
Rp 943,300,000 ( $110,976,47)
K. Kontribusi organisasi:
L. Kontribusi dari kelompok target:
M. Keberlanjutan proyek:
Mengingat bahwa ketersedian dana pada proyek ini terbatas,maka untuk menjaga keberlanjutan proyek, khususnya untuk media mobile phone,maka dilakuakn langkah antisipasi melalui program financial sustainibility dalam berbagai bentuk: