Organisasi
Maluku Satu Media adalah perkumpulan orang muda lintas komunitas yang memiliki fokus pada upaya memampukan masyarakat untuk membuat infrastruktur teknologi informasi secara kreatif dan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah Maluku. Perkumpulan ini memiliki keprihatinan utama pada peningkatan kualitas dan produktivitas masyarakat melalui langkah-langkah strategis terkait peningkatan kapasitas dan pembentukan karakater masyarakat dalam memanfaatkan teknologi melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara sukarela sehingga masyarakat dapat mengakses dan saling berbagi informasi.
Status resmi
Perkumpulan Maluku Satu Media sampai sekarang ini belum berbadan hukum.
Kontak
Benhard Ricardo Mattheis
Posisi
Pemimpin proyek
Lokasi
Ambon
Deskripsi Proyek
Tujuan:
Masyarakat Pulau Ambon dapat mengakses dan saling bertukar informasi menggunakan infrastruktur jaringan komputer berbasis wireless.
Sasaran:
Latar belakang:
A. Keterkaitan pada topik: Keadilan dan kesetaraan akses terhadap media
Sejalan dengan Cipta Media Bersama, Maluku Satu Media memandang bahwa penetrasi teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia tidak merata. Walau pengguna internet di Indonesia meningkat secara dramatis dan pengguna telepon genggam lebih dari 180 juta, namun masih terpusat di beberapa wilayah dan kelompok tertentu di Indonesia. Akibatnya, akses informasi dan peluang hanya dapat dinikmati sebagian kalangan saja.
Di Indonesia, “kalangan-kalangan yang beruntung” itu dapat dialamatkan kepada mereka di wilayah perkotaan yang sekaligus adalah bagian dari kalangan menengah ke atas dalam strata ekonomi, serta yang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi informasi.
Wilayah Perkotaan sebagaimana dikatakan di atas adalah lokus-lokus tertentu di sekitar sentra-sentra pemerintahan, baik dalam skala nasional maupun regional. Yang kedua, kelompok masyarakat kelas menengah ke atas dalam strata ekonomi adalah masyarakat yang secara ekonomis mampu membiayai konsekuensi dana yang timbul untuk pemenuhan kebutuhan mengakses dan memanfaatkan informasi. Oleh karena itu, masyarakat ekonomi kelas bawah akan secara otomatis terbatas dalam akses informasi dan kehilangan peluang karena tidak mampu menyediakan kepada dirinya sendiri kebutuhan dasar guna mengakses informasi dan berkomunikasi karena memang sekarang ini hal itu mensyaratkan ketersediaan infrastruktur yang mahal harganya.
Yang terakhir, masyarakat pun bisa kehilangan peluang dan tidak dapat mengakses informasi dan berkomunikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi karena tidak memiliki kemampuan, dalam hal ini tidak memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan, untuk memanfaatkan sarana dan media teknologi informasi yang tersedia.
Awalnya, Maluku Satu Media merencanakan untuk menjalankan proyek yang bertumpu pada penyediaan infrastruktur teknologi informasi tetapi berdasarkan beberapa pikiran yang diterima, maka hal itu dihindari sebab akan menghadirkan polemik terkait kewajiban pemerintah untuk menyediakannya dan menghadirkan kesan memanjakan pemerintah.
Oleh karena itu, proyek ini akan lebih banyak diarahkan pada upaya memampukan masyarakat untuk membuat infrastruktur teknologi yang sederhana dan murah yang dapat membantu masyarakat mengatasi masalah kelangkaan infrastruktur, keterbatasan kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan internet, dan persoalan kemiskinan yang selama ini menjadi batas antara masyarakat dan akses internet yang mahal secara ekonomis.
Proses kreatif yang dibangun melalui pelatihan-pelatihan yang pada akhirnya menghasilkan masyarakat yang mampu menyediakan akses murah dan terjangkau bagi diri dan komunitasnya dengan mengkreasikan infrastruktur sederhana dan murah kiranya dapat menjadi model yang bisa direplikasi oleh berbagai kalangan di berbagai daerah.
Amboina Cyber Society ditujukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas akan menjadi satu cerita sukses sekaligus cikal-bakal kampanye “Keadilan dan Kesetaraan Akses terhadap Media”, melalui jalan-jalan kreatif berbasis masyarakat, tentu dengan optimisme yang tinggi bahwa semua komponen masyarakat di berbagai pulau lain akan mampu melakukan hal yang sama untuk memenuhi kebutuhan akses terhadap informasi.
B. Masalah yang ingin diatasi dan keterkaitan dengan aktivitas
Terbatasnya akses pada media informs yang hanya bisa dijangkau oleh kalangan masyarakat tertentu dan di wilayah tertentu karena kelangkaan infrastruktur teknologi informasi serta terbatasnya kemampuan masyarakat untuk menyediakan sendiri jalan-jalan alternatif yang kreatif terkait pemenuhan kebutuhan berbagi informasi.
C. Keterkaitan pada kategori: Konten Lokal, Kemitraan, Strategi Kreatif, Aksi, dan Teknologi Tepat Guna
Konten Lokal
Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk bisa mengkreasi dan memanfaatkan infrastruktur sederhana yang memungkinkan masyarakat untuk terhubung dan berbagi informasi akan berdampak pada lahirnya berbagai konten lokal yang dimediasi dalam portal website yang bisa diakses secara intranet (offline) dan internet (online).
Kemitraan
Proyek Amboina Cyber Society sejak awal telah dirancang dengan memperhatikan hubungan kemitraan yang mutual dengan pemerintah (pendidikan dan kepariwisataan), swasta (UKM), komunitas-komunitas basis orang muda (blogger Maluku, Malukupedia, Gunung Mimpi, Kali Hidup, dsb.), komunitas-komunitas basis agamais (Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, Muda-mudi Katolik, Remaja Mesjid di kota Ambon), dan kelompok-kelompok masyarakat yang lain.
Strategi kreatif
Keterkaitan pada ketegori ini terletak pada upaya melatih masyarakat untuk secara kreatif menciptakan infrastruktur teknologi informasi yang murah dan sederhana namun bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan akses terhadap informasi melalui tindakan berbagi informasi antar individu maupun komunitas.
Aksi
Memobilisasi anggota komunitas-komunitas dari berbagai latar belakang untuk berkontribusi kepada pelaksanaan proyek Amboina Cyber Society untuk pelatihan kreasi infrastruktur sederhana, pelatihan guna peningkatan kemampuan memanfaatkan teknologi yang tepat guna dan turut berkontribusi bagi penyediaan konten lokal pada portal media informasi.
Teknologi Tepat Guna
Melatih masyarakat untuk membuat sendiri infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dari berbagai materi sederhana dan murah sehingga masyarakat dapat secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan akses informasi.
D. Aktifitas dan keterkaitan pada sasaran
Kontribusi untuk sasaran A – Melakukan pelatihan-pelatihan kepada kelompok-kelompok masyarakat untuk membangun infrastruktur jaringan komputer berbasis wireless.
Aktivitas:
Kontribusi untuk sasaran B – Melatihnya kelompok-kelompok masyarakat untuk menggunakan portal website dalam rangka bertukar informasi dalam komunitas maupun antar kamunitas di pulau Ambon dengan menggunakan jaringan computer berbasis wireless.
Aktivitas:
Kontribusi untuk sasaran C - Menyedianya informasi tentang Ambon kepada masyarakat umum melalui internet
Aktivitas:
Kontribusi untuk sasaran D- Berfungsinya layanan Amboina Cyber Society kepada masyarakat Pulau Ambon secara berkelanjutan.
Aktivitas:
E. Latar belakang dan demografi pelaku proyek
Pemimpin proyek
Laki-laki usia 28 tahun yang berpengalaman di bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai konsultan dan content developper kurang lebih 4 tahun di Maluku.
Pelaku Proyek
Orang-orang muda dari berbagai komunitas di kota Ambon dan dari berbagai latar belakang agama dan disiplin ilmu dengan rentang usia dari 22 sampai 47 tahun.
F. Demografik kelompok target
Kelompok masyarakat yang sampai hari ini belum bisa mengakses media informasi, khususnya komunitas-komunitas basis orang muda, dan komunitas-komunitas agamais.
G. Hasil yang diharapkan dan indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan:
H. Keterkaitan proyek dengan perbaikan media dan keadilan sosial
Perbaikan media
Portal website yang tersedia dan bisa diakses secara intranet maupun internet untuk berbagi informasi dan sebagai media untuk saling memverifikasi kebenaran informasi tertentu. Hal ini tentu berkaitan dengan kondisi kota dan pulau Ambon akhir-akhir ini dan selanjutnya dapat memediasi perjumpaan lintas Portal website sebagai tempat berbagi dan menampung berbagai konten dapat mengimbangi konten media mainstream yang lebih banyak berbicara tentang hal-hal namun sedikit sekali yang berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
Keadilan sosial
Proyek ini secara sederhana bertujuan untuk memampukan masyarakat dalam hal membuat dan memanfaatkan teknologi tepat guna untuk berbagi informasi melalui pelatihan-pelatihan bagi masyarakat untuk secara kreatif dapat menciptakan jalan-jalan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan akses terhadap informasi.
I. Durasi waktu aktifitas dilaksanakan:
20 Januari 2012 – 19 Januari 2013 (1 tahun) dan seterusnya akan membiayai diri sendiri dengan mengupayakan strategi kreatif
J. Total kebutuhan dana untuk melakukan aktifitas:
USD 20.771,76 ~ Rp. 176.560.000,-
K. Kontribusi organisasi:
L. Kontribusi dari kelompok target: