Tidak Bermula Dan Tidak Berakhir Dengan Berita - Laporan Narasi Pertanggung Jawaban Hibah Termin I



Ucu Agustin

Wikimedia Indonesia

Instruksi untuk mengisi laporan penerimaan hibah

Wikimedia Indonesia mengharuskan seluruh penerima hibah melaporkan kegiatan mereka dalam bentuk laporan naratif dan laporan keuangan berdasarkan Perjanjian Penerima Hibah Cipta Media Bersama yang telah disepakati kedua belah pihak. Laporan naratif disarankan dalam bentuk lima hingga tujuh halaman.

Laporan dapat dikirimkan melalui surel atau dokumen asli

Penerima hibah : UCU AGUSTIN

Periode Laporan : 5 Januari 2012 hingga 11 Oktober 2012

Proyek : Tidak Bermula dan Tidak Berakhir dengan Berita

1. Pembelajaran

Silahkan tuliskan pembelajaran, acara-acara yang anda buat/ alami yang dapat membuat perubahan dalam satu tahun kedepan sebagai hasil dari upaya upaya yang anda buat dibawah hibah yang anda terima, perubahan-perubahan yang anda percaya dapat membatu organisasi/ komunitas anda mencapai tujuan-tujuannya dan/ atau kesulitan dan tantangan yang tidak anda perkirakan yang anda temukan dalam periode pelaporan hibah ini.

Pembelajaran :

  • Perubahan tema yang terjadi 3 kali dalam proses script dokumenter kami (seiring berkembangnya cerita dan hasil riset serta apa yang terjadi di lapangan) membuat produksi film TBDTBD ini agak rumit pada awalnya, tapi story dalam film jadi lebih fokus pada akhirnya.

  • Kehilangan data 1card dari hasil pengambilan gambar dan itu adalah rekaman dari salah satu moment dalam film yang cukup penting. Alokasi dan sistem untuk storage data jadi hal yang kini kami sangat perhatikan kemudian hingga saat ini.

  • Dalam produksi, kesehatan crew atau tim produksi ternyata menjadi salah satu hal yang harus sangat dipikirkan. Line producer kami sakit, dan itu jadi pembelajaran bersama. Selain kelak akan berusaha memasukkan budget kesehatan, mungkin akan dipikirkan cara memiliki asuransi kesehatan yang efektif dan bijak untuk masa selama waktu kontrak berlangsung.

Perubahan:

  • Aproaching pada masa awal pembuatan sebuah film dokumenter untuk mendapatkan kepercayaan dari subyek utama dalam film adalah hal yang paling sulit dari keseluruhan proses dalam pembuatan film. Meyakinkan bahwa kami punya visi-misi yang sama dengan para jurnalis yang kisahnya ingin kami angkat dalam film karena kami percaya bahwa cerita tersebut harus dibagi untuk lebih baiknya media dan pers indonesia ke depan, pada akhirnya membuahkan hasil. Selain kepercayaan dari para subyek yang menjadi protagonis dalam film, kami juga mendapat dukungan penuh dari rekan AJI – terutama AJI Jakarta yang selalu siap membantu dan memiliki visi-misi yang sama dengan tujuan pembuatan film ini.

Kesulitan:

  • Dalam proses riset dan produksi, para jurnalis tidak mau membuka atau membagi ceritanya yang berkenaan dengan dapur redaksi atau bagaimana mereka bekerja yang dikaitkan dengan etika profesi dan independensi sebagai jurnalis. Mereka semacam takut atau ‘cari aman’, karena memang rata-rata ada pasal perjanjian kerja yang menyebutkan bahwa apa yang ada di dalam tidak boleh dibawa keluar. Para jurnalis ini seepertinya takut untuk melanggar hal tersebut, dan hal itu membuat mereka tidak bisa bicara dengan bebas. Solusinya, kami mendengarkan keluhan-keluhan atau cerita dari para jurnalis yang memang sedang ‘mengalami masalah’ dengan atau di tempat kerjanya. Hal ini bisa membuat kami mengetahu banyak isu di belakang meja media.

  • Data gambar yang sangat banyak membuat post-produksi jadi agak rumit dan memerlukan waktu yang cukup panjang. Dengan kesadaran penuh yang disadari bersama dalam tim, akhirnya kamipun memutukan untuk mengundur jadwal release film dokumenter ini.

  • Tim transkrip yang bermasalah, yang terjadi pada post-produksi. Ini menjadi kendala dalam membuat editing script, hingga editing script berjalan tidak begitu mulus karena sedikitnya transkrip yang dihasilkan. Kami pun dengan cepat harus memutuskan untuk membuat editing script di awal story saja terlebih dahulu, dan kemudian langsung terjun di editing sambil melakukan pembuatan script seiring berlangsungnya proses editing. Ini membuat kami sadar bahwa kami perlu meng-hire professional audi-visual transcriptor yang mengubah data hasil rekaman menjadi data teks. Kami sempat mencarinya via google, tapi harganya sangat mahal! Akhirnya saya sebagai pimpinan project melakukan transkrip dengan terlebih dahulu menyortir data yangkami punya, dan hanya mentranskrip yang benar-benar dibutuhkan saja. (tidak semua data hasil pengambilan gambar, kami transkrip).

2. Aktivitas/ Isu yang Anda usung dan mencoba atasi

Berikut adalah aktivitas dan isu-isu yang anda masukkan pada permohonan hibah anda:

Melalui gambar-gambar yang tak dimanipulasi, memberikan gambaran tentang fakta-realita cara kerja pers di lapangan dalam melakukan peliputan sebagai contoh kerja yang baik, ataupun yang buruk. Alur cerita akan dibuat menarik, penuh emosi, dan bisa bercerita tentang pers indonesia secara utuh (meski tidak menyeluruh) film diharapkan dapat membuat pemirsa:

  • Memperhatikan isu independensi media, dimana berita yang ditayangkan memberitakan komersialisme, kepentingan pribadi/ golongan, juga perusahaan. Film diharapkan mampu membawa keluar permasalahan yang dihadapi pers di masa lalu, dan persiapan di masa mendatang supaya kegagalan jurnalisme dalam berpihak pada kebenaran dapat dihindarkan dan semangat independensi bisa tumbuh di dada para jurnalis generasi masa kini.

  • Mendapatkan informasi mengenai linimasa pers Indonesia bekerja dari waktu ke waktu hingga saat ini di era digital dengan harapan terjadi perbandingan kinerja pers Indonesia aneka jaman dan pergulatan permasalahan media di dalamnya, termasuk tentang bagaimana awal mula munculnya infotainment yang keberadaannya sampai sekarang masih menjadi kontroversi.

  • Mempertanyakan etika media, juga prinsip-prinsip utama jurnalisme di era digital yang kerap dikesampingkan dalam pemberitaan demi untuk persaingan dalam kecepatan dan komersialisme. Dimanakah akurasi dan verifikasi? kenapa rating begitu penting?

Film menjadi:

  • Sarana refleksi pekerja pers dalam meredefiniskan kembali apa arti media, jurnalisme, dan profesi mereka.

  • Sarana pemetaan posisi pers di antara banyaknya portal online independen dan berita yang dibuat oleh para citizen journalist yang bersungguh-sungguh ingin memberikan pelaporan yang baik, jujur dan akurat kepada sesama warga.

Aktifitas dan isu yang anda atasi

Melalui gambar-gambar yang tak dimanipulasi, memberikan gambaran tentang fakta-realita cara kerja pers di lapangan dalam melakukan peliputan sebagai contoh kerja yang baik, ataupun yang buruk.

Selama masa pra-produksi dan produksi, tim tbdtbd berhasil melakukan:

  • 12 hari pengambilan gambar selama riset pra-produksi: penggalian data & riset visual

  • Melakukan Focus Group Discussion (12 Maret 2012) dengan tim ciptamedia dan ahli guna mendapat masukan untuk rencana pembuatan film dengan tema yang lebih fokus

  • Dalam waktu 8 bulan sebagaimana yang dijadwalkan, telah dilakukan 76 hari pengambilan gambar selama produksi dari perkiraan semula yang hanya berjumlah 60 hari produksi saja. Berhubung moment yang berkenaan dengan salah satu protagonist dalam film juga masih berjalan, diperkirakan total seluruh shooting day produksi film dokumenter TBDTBDB ini akan mencapai 80 hari pengambilan gambar produksi ditambah kebutuhan pengambilan gambar bila dirasa masih kurang untuk keperluan melengkapi gambar yang dibutuhkan dalam proses post-produksi

  • Saat ini film telah memasuki masa post-produksi dan secara bertahap mulai melakukan editing untuk presentasi Roughcut #1 dan seterusnya.

  • Dari 76 shooting days, saat ini terkumpul materi sekitar 300 jam footages yang terdiri dari:

  • 177 Card dari kamera utama (tiap card, terdiri 16GB dengan durasi rata-rata 60-90 menit)

  • 21 Card dari kamera tambahan (tiap card, terdiri dari 16GB dengan durasi antara 30-60 menit)

  • 38 Card dari kamera GOPRO

  • 3 Card dari kamera spycam

Film ini kelak akan memberikan porsi sebanyak:

  • 60 % untuk isu independensi media, porsi ini menunjukkan bagaimana komersialisme, kepentingan pribadi/ golongan, juga perusahaan, meresap kedalam lini-lini berita pada media yang kita konsumsi.

  • Untuk permasalahan yang dihadapi pers di masa lalu yang di dalam proposal sebelumnya tercantum sebagai salah satu content dalam film, dengan terpaksa kami tiadakan. Kami mengalami perubahan tema dan fokus cerita, seiring dengan proses perjalanan pembuatan film dokumenter kami. Cerita kini lebih pada kisah tentang Luviana, perjuangannya sebagai seorang jurnalis - yang melalui kisah ini kita akan melihat dapur ‘newsroom’ salah satu media di Indonesia (yang mencerminkan juga dapur newsroom media yang lainnya) serta kisah tentang SEPAKAT atau Serikat Pekerja Koresponden Tempo.

  • Sementara tentang content mengenai persiapan di masa mendatang supaya kegagalan jurnalisme dan keberpihakkan selain pada kebenaran dapat dikaji untuk membuat publik tidak dirugikan secara masif akan diilustrasikan dengan mengcapture para jurnalis yang bekerja di tempat-tempat liputan tertentu dimana perusahaan media miliknya bekerja juga memiliki kepentingan akan isu di tempat tersebut. Harapannya, jurnalis generasi masa kini setidaknya bisa melihat dengan jernih di mana posisi mereka : lebih condong ke public ataukah pada kepentingan pemilik?

Sampai saat ini, karena masih dalam proses editing, gambaran film secara utuh belum bisa dilihat. Tetapi konten serta fokus cerita yang telah kami buat selama proses pembuatan film, telah kami arahkan untuk mampu membuat penonton:

  • Mampu memperhatikan isu independensi media. Terutama diharapkan bisa membuat penonton dengan jeli melihat dan membedakan, manakah dalam pemberitaan media, berita yang sesungguhnya adalah berita, manakah berita yang ditayangkan untuk kepentingan komersil, pribadi dan golongan, dan mana berita yang ditayangkan cuma untuk kepentingan bisnis pemilik media semata.

  • Mampu membangkitkan solidaritas dan kesadaran para pekerja media dan pekerja pers tentang posisi mereka di era konglomerasi media. Menyadari kenyataan bahwa mereka bukan hanya pekerja professional yang bekerja dengan etika, tapi juga adalah buruh yang harus bersatu dan berserikat, adalah hal yang penting untuk menjaga integritas mereka.

  • Penonton mampu mempertanyakan etika media, juga prinsip-prinsip utama jurnalisme dengan tayangan.

3. Indikator sukses anda dalam permohonan hibah

  • Membuka ruang untuk kritik dan mempertanyakan cara kerja media dalam arti jurnalisme dan profesi jurnalis dalam pandangan public

  • Masukan dari jurnalis dan diskusi.

  • Pembicaraan dan pembahasan oleh jurnalis mengenai film

  • Pemutaran kembali film

  • Film menjadi materi lokakarya lembaga AJI, ISAI, LSPP dan lembaga sejenis

  • Respon dari mahasiswa dan perguruan tinggi dalam memutar film untuk umum.

Hasil aktual hingga laporan ini dibuat

a. Ruang kritik dan pertanyaan belum dapat dilaporkan karena film belum selesai dibuat.

b. Masukan sudah ada, terutama dari AJI Jakarta dan Federasi Serikat Pekerja Media.

c. Pembicaraan dan pembahasan belum dapat dilaporkan karena film belum selesai dibuat.

d. Pemutaran kembali belum dapat dilaporkan karena film belum selesai dibuat.

e. Film menjadi materi lokakarya belum dapat dilaporkan karena film belum selesai dibuat. Namun sudah diminta untuk diputar pada Remotivi dan CIPG sebagai bahan kajian.

f. Respon dari mahasiswa dan perguruan tinggi dalam memutar film untuk umum belum dapat dilaporkan karena film belum selesai dibuat.

4. Tujuan dan Sasaran

Silahkan anda jelaskan apa yang telah anda berhasil peroleh dengan hibah ini yang berkaitan dengan tujuan yang lebih besar yang anda harapkan dapat anda capai

Sasaran-sasaran yang diharapkan dapat dicapai

A. Tersedianya film dokumenter tentang media arus utama di Indonesia yang kritis dan mampu menggugah dan menginspirasi penontonnya untuk melakukan perubahan.

B. Tersosialisasinya film dokumenter tentang kinerja pers dan media ini pada 5 target pemirsa:

a. Untuk pekerja media: perubahan perilaku yang lebih membela kepentingan publik dibandingkan keuntungan perusahaan atau pemilik stasiun berita.

b. Untuk lembaga studi yang berkenaan dengan pers & media: menambah satu referensi untuk kajian mereka tentang media & pers indonesia.

c. Para mahasiswa di universitas-universitas yang memiliki Jurusan Jurnalistik dimana mereka adalah para calon pekerja media di masa depan: pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana media bekerja.

d. Untuk publik & komunitas penggiat film serta dokumenter: perubahan sikap dari tadinya menerima apa adanya penayangan-penayangan berita menjadi lebih awas dalam memilih informasi yang mereka terima. Memberi kontribusi untuk film-film dokumenter Indonesia dengan angle yang membidik para pekerja pers yang selama ini tidak dilirik oleh pembuat film dokumenter di Indonesia.

e. Untuk publik luar Indonesia, melalui festival dan sharing di jejaring maya (akan di share di portal2 media dan thread jalur distribusi online juga crowd sourcing seperti Engage Media /Youtube/Vimeo dll) : berbagi sudut pandang dan perspektif tentang pers dan media di Indonesia, yang diharapkan melalui komentar-komentar yang kontsruktif, bisa memberi feedback baik untuk kondisi media dan pers Indonesia maupun untuk filmnya sendiri.

Tujuan yang berhasil dicapai hingga saat ini

A. Merampungkan lebih dari 50% pembuatan film documenter tentang pekerja pers dan media di Indonesia.

B. Sosialisasi telah coba dilakukan dan meski film belum selesai dibuat, tapi permintaan pemutaran untuk film ini sudah mulai berdatangan: dari kampus, lembaga kajian media serta komunitas dan AJI.

5. Perubahan Lingkup Organisasi/ Lingkungan Sekitar

Tolong jabarkan perubahan perubahan signifikan yang organisasi anda dapatkan yang memiliki dampak pada pekerjaan anda pada periode pelaporan yang anda lakukan untuk saat ini. Masukkan secara deskriptif bagaimana anda menangani perubahan perubahan tersebut dan bagaimana perencanaan anda berubah sebagai hasilnya.

Tidak terjadi perubahan signifikan dalam organisasi atau tim pembuatan film dokumenter kami dari sejak riset pra-produksi hingga laporan naratif ini dibuat.

Tantangan/ masalah organisasi/ pengelolaan yang dihadapi

Isu-isu manajemen atau organisasi apakah yang anda hadapi pada saat anda menuliskan laporan ini (apakah ada perubahan signifikan pada komposisi staf/ dewan atau anggota tim anda. Apakah ada faktor-faktor lain yang dapat membatasi kemampuan organisasi/ komunitas anda untuk mengumpulkan data dan menerjemahkan data data keuangan atau aktifitas yang terkait dengan program dalam tujuan awal). Bila mungkin juga tuliskan dan tekankan kebutuhan yang belum terpenuhi/ teridentifikasi sebelumnya dalam menangani penguatan organisasi/ komunitas anda

  • Sistem pelaporan aktifitas dan penggunaan dana hibah yang dilakukan melalui social media twitter dan wikipedia, yang pada awalnya dikira mudah ternyata cukup sulit. Pertama, ada beberapa hal yang tak bisa dipublish ke publik berkenaan dengan hal rahasia yang terkait dengan subject dalam film. Kedua, saat produksi sedang berlangsung, sangat sulit untuk melakukan pelaporan aktifitas pada saat yang bersamaan karena padatnya aktifitas, kecuali mungkin bila ada orang yang khusus difungsikan untuk hal tersebut. Sebagai solusi sementara, akhirnya terpaksa sutradara dan penggagas ide project ucu agustin – tbdtbdb, dipaksa membeli BB.

  • Pelaporan keuangan, terutama pada waktu produksi, sangat banyak dan kadang ada pengeluaran yang di lapangan tidak bisa dimintai bukti pembelian atau kwitansi atau bon. Itu membuat laporan keuangan kami jadi agak sulit dan lama.

  • Dalam proposal budget, tidak memasukkan budget untuk subtitle (transkrip dan penerjemah), spotting subtitle (meletakkan kembali hasil terjemahan ke dalam timeline editing hingga subtitle bisa masuk) dan membeli copyright lagu yang dimasukkan digunakan dalam film. Padahal ketiga hal ini adalah hal yang sangat penting dalam proses post-produksi.

  • Lain kali akan memikirkan untuk anggaran kesehatan kesehatan crew atau tim produksi untuk masa selama waktu kontrak berlangsung.

6. Keberagaman

Silahkan ditulis perubahan perubahan yang berpengaruh dalam keberagaman (contohnya apabila anggota komunitas, dewan, atau komposisi staf anda mulai beragam dari sisi jenis kelaminnya, suku, pendidikan, umur, budaya, agama, latar belakang asal lokasinya, bahasanya, dan lain sebagainya) dalam periode pelaporan ini. Apabila organisasi/ komunitas anda mengalami tantangan keberagaman, silahkan tuliskan juga pendapat anda.

Tidak ada perubahan, keberagaman dalam tim tbdtbdb tetap dengan varian: inisiator project dan sutradara: adalah perempuan. Produser, perempuan. Line produser laki-laki. Camera person dan editor, laki-laki.

7. Laporan keuangan

Silahkan masukkan pranala laporan keuangan anda disini

http://ciptamedia.org/wiki/Tidak_Bermula_Dan_Tidak_Berakhir_Dengan_Berita/Laporan_Penggunaan_Dana

8. Pengesahan

Saya, sebagai penandatangan, menyatakan bahwa saya adalah individu yang berwenang untuk menyerahkan laporan ini atas nama komunitas/ organisasi saya sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan pada Perjanjian Hibah Cipta Media Bersama yang telah ditandatangani sebelumnya dan seluruh dana yang dibelanjakan telah dibelanjakan sesuai dengan tujuan-tujuan yang tercantum dalam permohonan hibah.

Tertanda: Lokasi dan tanggal:

Jakarta, 29 Oktober 2012

Ucu Agustin

Tags:



October 2012 | CC BY-SA 3.0