!300px-Sarinah_124_Solidaritas.net_Media_Center.jpg](/uploads/300px-Sarinah_124_Solidaritas.net_Media_Center.jpg){: .img-responsive .center-block }
Final 18 Juni 2014
Organisasi
Status resmi
Kontak
Lokasi
Cikarang, Jawa Barat
Deskripsi Proyek
Solidaritas.net Media Center adalah pusat kegiatan produksi dan penyebarluasan konten, konsultasi, pendidikan serta advokasi perburuhan.
1.1 Produksi dan Penyebarluasan Konten
Produksi konten adalah kegiatan pembuatan informasi sampai dengan ditampilkan di media online Solidaritas.net dan disebarkan melalui media multi-platform. Program ini dapat dinikmati oleh buruh di seluruh wilayah di Indonesia dan bahkan luar negeri.
Konten adalah informasi dan pengetahuan seputar perburuhan berupa berupa teks, gambar dan video yang sifatnya ringkas, padat dan jelas agar mudah diakses dan diserap oleh buruh.
Website Solidaritas.net adalah media online yang menggunakan template (theme) yang mobile responsive, bersifat interaktif serta dilengkapi dengan aplikasi Blackberry Launcher dan aplikasi Android yang dapat diunduh secara gratis. Website ini menggunakan platform Wordpress yang dikenal mudah digunakan. Sementara penyimpanan data website menggunakan dedicated hosting di layanan yang menjamin kebebasan berpendapat (free speech). Website dilengkapi dengan content delivery network (CDN) untuk membuat website semakin ringan sehingga mudah diakses di ponsel. Website menggunakan formulir komentar Facebook agar buruh mudah berkomentar, karena Facebook adalah media sosial yang paling populer di kalangan buruh. Tautan (link) website dipersingkat menjadi short link (tautan pendek; uniform resources locator/url pendek) agar jumlah karakter menjadi lebih pendek sehingga mudah disebarluaskan melalui media sosial dan media seluler. Aplikasi Blackberry Launcher dan Android disediakan bagi buruh yang mengakses website dengan menggunakan Blackberry dan smartphone berbasis Android. Dan disediakan pilihan versi cetak bagi penerima SMS yang tidak bisa mengakses internet, yang bisa diambil di Kantor Solidaritas.net Media Center.
Saluran video online Solidaritas.net adalah informasi perburuhan yang disajikan dalam bentuk video, berupa berita, talk show (bincang-bincang), diskusi, film dokumenter dan feature perburuhan, yang tayang di Solidaritas.net dan Youtube. Ukuran file akan dikompresi seringan mungkin dalam format 3gp agar mudah dibuka di perangkat seluler. Penyebarluasan konten adalah kegiatan membagikan konten melalui media seluler multi platform, yakni:
Pesan Center: Short Message Service (SMS), Whats App dan Blackberry Messanger (BBM) Pesan Center adalah layanan yang digunakan sebagai media pengiriman pesan, pelayanan konsultasi dan penggalangan dukungan, yakni dengan menggunakann Short Message Service (SMS) Center, Whats App dan Blackberry Messanger (BBM). SMS Center dibuat dengan menggunakan aplikasi open source GAMMU, sementara Whats App dan BBM diakses dengan menggunakan Smartphone.
Konten dibagikan di media sosial Facebook melalui status, fitur kelompok (group) dan halaman penggemar (fan page).
1.2 Konsultasi, Pendidikan dan Advokasi
Kegiatan konsultasi, pendidikan dan advokasi disediakan untuk pembaca Solidaritas.net yang ingin memahami lebih mendalam mengenai masalah hukum perburuhan dan memajukan kapasitasnya dalam advokasi.
1.2.1 Konsultasi
Konsultasi adalah kegiatan melayani pengaduan dan permintaan informasi untuk mengatasi kasus perburuhan yang dialami oleh buruh. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari dari jam 09.00 hingga jam 17.00 WIB melalui tatap muka langsung, dan dari jam 09.00 sampai jam 20.00 WIB untuk layanan konsultasi melalui SMS, BBM dan Whats App. Konsultasi meliputi masalah-masalah sebagai berikut:
Masalah normatif yang mengacu pada Undang-Undang Ketenagakerjaan dan aturan-aturannya turunannya yang meliputi hak upah, tunjangan-tunjangan, keselamatan dan kecelakaan kerja (K3), status hubungan kerja, serta kebebasan berserikat. Siasat perjuangan dan advokasi di pabrik.
1.2.2 Konsolidasi dan diskusi (kopi darat)
Konsolidasi dan diskusi (kopi darat) adalah kegiatan pertemuan dengan para pembaca yang diselenggarakan setiap bulan atau 12 kali selama satu tahun. Kegiatan ini membahas masalah sebagai berikut:
Masalah-masalah perburuhan aktual dan jalan keluarnya. Kritik, saran dan masukan dari pembaca Solidaritas.net.
1.2.3 Pendidikan
Pendidikan adalah kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas yang terdiri atas: 1. Pendidikan jurnalis warga/buruh, yang materinya terdiri dari:
Dasar-dasar jurnalistik. Cara menulis dan membuat berita. Cara memanfaatkan media seluler untuk menjadi kontributor atau jurnalis warga/buruh. Pendidikan jurnalistik diselenggarakan sebanyak 4 kali dalam satu tahun dimana satu kali pendidikan sebanyak 2 kali pertemuan. 2 .Pendidikan advokasi, yang materinya terdiri dari:
Pengantar hukum Hukum perburuhan Hukum acara pengadilan hubungan industrial Simulasi pengadilan hubungan industrial Siasat advokasi melalui jalur litigasi dan non litigasi. Pendidikan advokasi diselenggarakan sebanyak 4 kali dalam satu tahun dimana satu kali pendidikan sebanyak 4 kali pertemuan. 3. Pendidikan ekonomi dan politik perburuhan.
Sejarah pembentukan relasi sosial antara pengusaha dengan buruh. Analisa proses produksi dan jantung pabrik . Analisa rantai pasokan (supply chain). Siasat pemogokan dan aksi. Kombinasi perjuangan ekonomis dan politis. Politik hukum. Pendidikan ekonomi dan politik perburuhan diselenggarakan sebanyak 4 kali dalam satu tahun dimana satu kali pendidikan sebanyak 4 kali pertemuan.
1.2.4 Advokasi
Advokasi adalah kegiatan pembelaan terhadap buruh melalui jalur litigasi dan non litigasi. Pemberian bantuan advokasi baik dalam jalur litigasi dan non litigasi. Bantuan litigasi diberikan kepada 6 kasus dalam satu tahun dan bantuan non litigasi diberikan kepada 12 kasus dalam satu tahun. Bantuan litigasi diprioritaskan untuk kasus buruh kontrak sebagai masalah paling luas dan prinsipil—karena menyangkut kepastian kerja—yang diderita oleh kaum buruh saat ini. Adapun kegiatan advokasi meliputi: 1) Litigasi adalah bantuan advokasi hukum formil diberikan dalam bentuk penasehat hukum untuk membantu buruh yang membela dirinya sendiri dengan beracara di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). 2) Non litigasi adalah bantuan advokasi (baca: pembelaan) yang diberikan dalam bentuk penggalangan dukungan dari publik untuk memberikan tekanan kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab atas kasus yang dialami buruh. Contohnya dengan kampanye, petisi, boikot dan aksi. Kegiatan advokasi selanjutnya didorong untuk membentuk wadah-wadah advokasi yang dijalankan oleh buruh sendiri. Wadah ini fokus pada kegiatan memajukan kapasitas buruh untuk mengadvokasi dengan pendidikan dan latihan mengadvokasi diri sendiri maupun buruh lainnya. Selain tiga kegiatan utama tersebut di atas, media center ini juga menyelenggarakan kegiatan lain, yakni pertujukkan kesenian, pemutaran film (feature dan dokumenter), serta pameran (display) usaha sampingan buruh serta korban PHK. Seluruh kegiatan ini kemudian diolah menjadi informasi dan pengetahuan yang selanjutnya dipublikasikan di media Solidaritas.net.
Tujuan
Adapun tujuan dari Solidaritas.net Media Center adalah:
Sasaran
Latar Belakang
Keterkaitan pada tujuan Cipta Media Seluler
Solidaritas.net Media Center adalah proyek penyebarluasan informasi dan pengetahuan perburuhan serta isu-isu keadilan sosial lainnya di kalangan buruh dengan memanfaatkan media seluler yang saat ini menjadi alat komunikasi yang digunakan oleh buruh. Proyek ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kapasitas buruh dalam mengadvokasi dirinya sendiri sehingga buruh dapat menjadi aktor utama untuk memperjuangkan kepentingan kelompoknya sendiri. Semakin banyak buruh yang memiliki pengetahuan dan kapasitas, maka perjuangan buruh dalam memastikan hak-haknya terpenuhi akan semakin cepat berkembang dan berhasil. Gerakan buruh akan mampu menjadi gerakan perubahan untuk mewujudkan kondisi hubungan industrial maupun hubungan sosial secara umum yang berkeadilan. Hal ini relevan dengan tujuan dari Cipta Media Seluler yang ingin mewujudkan dunia yang lebih adil melalui penggunaan media seluler.
Masalah yang ingin diatasi dan keterkaitan dengan aktivitas
Masalah yang ingin diatasi dan aktivitas yang dilakukan:
Keterkaitan pada kategori: Produksi dan Penyampaian Konten
**Produksi dan Penyampaian Konten **
Konten utama Konten utama terdiri atas berita-berita aktual perburuhan, hukum, advokasi ketenagakerjaan serta ekonomi dan politik dengan porsi sebanyak 60 persen.
Konten lainnya Konten pelengkap terdiri atas berita aktual perburuhan dengan topik kabar luar negeri, sastra dan kesenian, kesehatan, buruh perempuan, HAM (Hak Asasi Manusia), perubahan hukum, lingkungan, pengalaman perjuangan, lowongan kerja serta promosi usaha-usaha sampingan buruh dengan porsi sebanyak 40 persen,
Video Video berupa berita pendek yang berdurasi maksimal 2 menit, reportase mendalam dan talk show berdurasi maksimal 30 menit. Topik konten video merujuk pada konten utama dan konten lainnya dengan proporsi 60:40.
Tabel 2.
Pada bulan pertama sampai ketiga, konten diproduksi sebanyak 354 konten yang terdiri atas 198 konten utama, 132 konten lainnya dan 24 konten video. Dengan kata lain, seluruh konten yang selama satu bulan adalah 118 konten. Pada bulan keempat sampai keenam, jumlah konten yang diproduksi sebanyak 543 konten atau 181 konten per bulan. Produksi konten meningkat secara konsisten sampai dengan bulan ke 10 - 12 dimana produksi konten sebanyak 1124 konten atau 375 konten per bulan.
Sumber Konten bersumber dari informasi dan pengetahuan yang diperoleh dari:
Pembuat Pengurus, anggota dan kontributor lepas Solidaritas.net (Lampiran 1).
Izin penggunaan Lisensi berbagi serupa 3.0 tanpa adaptasi.
Latar belakang dan demografi pelaku proyek dan kelompok
Demografik pelaku proyek
Saya memiliki pengalaman penanganan terhadap isu-isu keadilan sosial sejak aktif berorganisasi saat masih berstatus sebagai mahasiswa di Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Tadulako. Adapun aktivitas saya dalam usaha perubahan sosial adalah sebagai berikut:
2006-2008 Aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) yang memperjuangkan demokratisasi pendidikan. 2006-2010 Aktivis Perempuan Mahardhika yang memperjuangkan kesetaraan perempuan. 2011-2012 Voluntir Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulteng. 2011-2012 Jurnalis di Majalah Silo, Yayasan Merah Putih, yang banyak menulis tentang masalah pertambangan, masyarakat adat dan REDD. 2011 Peneliti Gizi Buruk di Morowali di lembaga Yayasan Tanah Merdeka (YTM) bekerjasama dengan INFID. 2011 Peneliti Kondisi Perburuhan Sulawesi Tengah, sudah diterbitkan dalam buku antologi “Kebangkitan Gerakan Reformasi: Refleksi Era Reformasi”, editor: Jafar Suryomenggolo; penerbit: Margin Kiri, 2014. 2012 Informan utama penelitian Rantai Pasokan (supply chain) Samsung yang ditulis oleh Abu Mufakhir, sudah diterbitakan oleh ATNC dalam bahasa Inggris. 2012-2013 Pengelola dan penulis di website resmi Serikat Pekerja Aneka Industri, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPAI-FSPMI), www-spai-fspmi.or.id 2012-sekarang Menyelenggarakan pendidikan ekonomi dan politik untuk buruh. 2013-2014 Mendirikan dan mengembangkan media buruh, Solidaritas.net yang mempublikasikan artikel-artikel perburuhan, menyelenggarakan pendidikan advokasi hukum dan pendidikan ekonomi dan politik. Selama tiga tahun terakhir, saya tinggal di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi, yang merupakan kawasan industri terbesar di Indonesia. Hal ini membuat saya memiliki interaksi yang masif dengan buruh sehingga saya memahami karakter dan hambatan mereka dalam mengakses informasi yang aktual dan benar. Saya sendiri memiliki pengalaman menulis sejak mahasiswa sebagai aktivis yang mengajarkan saya pada isu keadilan sosial; blogger, yang mengenalkan cara memanfaatkan media murah (bahkan gratis) untuk menyebarluaskan informasi, dan juga; saya memiliki background lulusan Ilmu Komunikasi. Seluruh pengalaman tersebut, saya gunakan untuk menulis dan sekaligus mendistribusikan informasi untuk membantu perjuangan buruh dalam menuntut hak-haknya.
Saat ini, saya adalah penulis di media online Solidaritas.net mengenai masalah-masalah perburuhan. Saya juga mengorganisir dua kelas belajar bersama buruh, yakni Sekolah Advokasi Perburuhan dan Kelas Ekonomi-Politik Buruh. Saya sering memberikan konsultasi hukum perburuhan kepada buruh secara tatap muka dan kemudian menuliskannya di Solidaritas.net. Saya juga banyak membantu kampanye perjuangan kasus-kasus buruh, misalnya kasus union busting Samsung (2012), kasus Outsourcing ilegal Unilever (2012), kasus PHK Sari Roti (2013) dan sekarang kasus union busting subkontraktor Nike PT Chang Shin serta boikot produk GRC Board (Asbestos) PT BPAS. Saya juga ikut menginisiasi lahirnya Aliansi Buruh Jawa Barat (Al-Jabar) yang memperjuangkan judicial review pasal 65-66 dan 59 di Mahkamah Konstitusi agar memiliki hak eksekutorial atau bisa dieksekusi dengan dimintakan ke Pengadilan Negeri. Saya tertarik mengerjakan proyek Solidaritas.net Media Center karena menyadari bahwa hambatan utama bagi kemajuan gerakan perubahan untuk sistem perburuhan yang lebih adil adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran massa buruh sebagai pelaku perubahan tersebut. Tanpa pengetahuan dan kesadaran, massa buruh tidak memiliki kepribadian-mandiri untuk mengambil keputusan dan mendesakkan demokratisasi baik di internal serikat buruh maupun ke negara. Padahal buruh adalah sektor dalam gerakan rakyat yang paling terorganisir dan memiliki potensi besar untuk mempelopori gerakan perubahan dalam sektor perburuhan maupun secara umum di Indonesia. Hanya saja, terdapat hambatan birokratisme di internal serikat buruh yang cenderung menggiring gerakan buruh berdasarkan keputusan sepihak dari atas ke bawah yang dalam prakteknya kerap mengalami kesalahan siasat, progam dan akhirnya, kekalahan.
Dengan adanya proyek Solidaritas.net Media Center, akan memberikan penyadaran kepada buruh yang sudah berserikat maupun yang belum berserikat agar menyadari akar persoalan dan cara mengatasinya dengan benar, untuk mewujudkan kondisi perburuhan yang lebih adil. Kesadaran ini akan mendorong buruh mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan. Itulah sebabnya, mengapa proyek Solidaritas.net tidak hanya menyangkut produksi konten (pasokan informasi), tetapi juga pendidikan, advokasi, konsolidasi dan aksi bersama (bertindak).
Apabila saya mendapatkan hibah ini, maka saya akan memimpin langsung pengerjaannya dan mengeksplorasi seluruh pengetahuan dan pengalaman saya untuk menyukseskan proyek ini. Solidaritas.net memiliki kontributor dari kalangan buruh dan mahasiswa yang bisa mengerjakan proyek ini secara bersama-sama. Saya optimis proyek ini mendapatkan banyak dukungan dari buruh karena sudah banyak buruh yang merasakan manfaat dari informasi/pengetahuan dan kampanye penggalangan dukungan di website Solidaritas.net.
Demografik target penerima manfaat
Terdapat 1,2 juta buruh yang hidup dan bekerja di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Mereka tersebar di 5000-an pabrik di tujuh kawasan industri besar dalam dua golongan, yakni buruh yang sudah berserikat dan buruh yang belum berserikat. Jumlah buruh yang sudah berserikat diperkirakan baru sekitar 200 ribu orang, sisanya belum berserikat.
Masalah umum yang dialami oleh buruh adalah kekurangan informasi dan pengetahuan yang benar dan bersifat alternatif mengenai perburuhan yang berkeadilan, karena: 1) Kesejahteraan yang masih minim sehingga menjauhkan buruh dari akses informasi karena buruh tidak mampu membeli informasi, seperti koran dan buku. 2) Disiplin pabrik, yakni jam kerja yang panjang, long shift, target produksi yang tinggi, kurangnya istirahat dan kecenderungan buruh mengambil banyak lembur untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga buruh kelelahan dan waktu luangnya semakin sedikit untuk mengakses informasi. 3) Penerbitan bacaan dan terbitan dari serikat buruh yang masih minim, serta kurangnya pendidikan atau hanya bersifat perwakilan yang tidak merata, sehingga tidak semua buruh yang sudah berserikat mendapatkan pendidikan. 4) Media populer televisi jarang mengangkat persoalan buruh, yang kalaupun ada, isiannya bukan tandingan (alternative).
Sehingga buruh mengalami masalah pelanggaran normatif akibat dari minimnya informasi mengenai hukum perburuhan (ketenagakerjaan). Selain itu, posisi tawar buruh lemah, sehingga sekalipun mereka memahami aturan-aturan hukum tersebut dan memberitahukannya ke pengusaha, tidak serta merta pengusaha mau menaatinya. Hal ini menjadikan tekanan massa dengan cara mogok dan demonstrasi harus dipilih oleh kaum buruh sebagai metode perjuangannya. Namun, sekali lagi, mayoritas buruh yang karena ketidakmengertiannya akan hukum membuat mereka enggan memperjuangkan nasibnya sendiri.
Sebagai contoh, tahun 2012, terjadi gerakan solidaritas geruduk pabrik yang dipicu oleh pelanggaran penempatan tenaga kerja alih daya (outsourcing) yang dilakukan oleh pengusaha selama bertahun-tahun. Perlawanan ini berhasil melibatkan setidaknya 100 ribu buruh yang secara aktif mendatangi pabrik-pabrik yang mempekerjakan buruh outsourcing yang melanggar ketentuan UU No. 13 Tahun 2003. Meski era outsourcing dianggap berakhir dengan keluarnya Permenakertrans No. 19 Tahun 2012, namun pelanggaran normatif tetaplah ada. Sebagai pengganti penghematan penggunaan outsourcing, pengusaha kembali menggunakan pekerja dengan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT/kontrak) yang tidak sesuai dengan ketentuan UUK No. 13 Tahun 2003. Sayangnya, maraknya pelanggaran penggunaan pekerja kontrak tidak menimbulkan gerakan protes sampai saat ini dengan berbagai sebab. Contoh lainnya lagi, meski buruh berhasil memperjuangkan kenaikan upah dari tahun ke tahun, namun upah ril buruh sebenarnya mengalami penurunan sebesar 56 persen selama 17 tahun terakhir ini. Gerakan politis yang menuntut kenaikan upah menunjukkan kecenderungan hanya didukung oleh buruh yang sudah berstatus permanen (tetap). Sementara, buruh yang berstatus kontrak enggan mendukung dan bergerak memperjuangkan kenaikan upah karena tidak memberikan kepastian kerja dan beresiko membuat mereka kehilangan pekerjaan. Padahal jumlah buruh kontrak lebih besar daripada buruh tetap, yakni sebesar 60-70 persen—yang sebagian besarnya melanggar ketentuan UUK No. 13 Tahun 2003 .
Inkonsistensi perjuangan buruh dalam mengawal isu pelanggaran aturan ketenagakerjaan memperlihatkan adanya: pertama, kesadaran yang tidak merata di kalangan buruh sehingga tidak mampu mempertahankan solidaritas dan perjuangan secara konsisiten; kedua, ketergantungan buruh terhadap elit serikatnya dimana buruh tidak akan bergerak secara spontan tanpa instruksi elit serikat. Sementara, demokratisasi di internal serikat buruh masih sangat lemah sehingga tidak ada ruang mendesakkan masukan dari bawah (anggota) di dalam serikat buruh.
Sebagai masyarakat yang tinggal di wilayah (industri) perkotaan, buruh mampu mengakses teknologi seluler beserta layanan internet. Mereka juga mampu membeli smartphone, karena pertama, memiliki penghasilan tetap dan membayarnya dengan kredit. Kedua, saat ini banyak dijual smartphone murah, seperti Blackberry CDMA dan smartphone Android, yang harganya di bawah satu juta rupiah . Seluler digunakan untuk hiburan, berinteraksi, menjalin pertemanan sampai dengan kampanye perjuangan. Kenyataan ini membuka ruang penyadaran yang lebih luas dan beragam untuk kaum buruh.
Hasil yang diharapkan dan indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan:
Upaya saya adalah mendirikan Solidaritas.net Media Center yang melakukan aktivitas mempromosikan informasi dan pengetahuan perburuhan yang benar dan bersifat tandingan (alternative): melayani konsultasi hukum; konsolidasi dan diskusi (kopi darat); pendidikan untuk buruh (jurnalistik, advokasi dan ekonomi-politik), dan; advokasi. Proyek ini adalah kombinasi dari menyebarluaskan pengetahuan, memperdalam dan memastikan terjadinya tindakan (action). Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Indikator kualitatif-kuantitatif:
Durasi waktu aktifitas dilaksanakan:
September 2014 - Agustus 2015
Total kebutuhan dana untuk melakukan aktifitas:
Total kebutuhan dana untuk melakukan aktivitas adalah Rp.680.845.096,-
Dana yang diminta dari Cipta Media Bersama:
Dana yang diminta dari Cipta Media Seluler adalah Rp.625.000.000,-
Sumber dana lainnya:
Kontribusi organisasi: Rp5.845.096,- Kontribusi dari kelompok target yang diharapkan:
Lampiran 1
Pelaksana Program