Remotivi - Mentoring 22 Agustus 2014



From: Heru Tjatur

Date: 2014-08-22 17:23 GMT+07:00

To: Siska Doviana

Maaf baru sempat memberikan inputan. Saya sudah melihat rencana anggaran programmnya, yang saya percaya mencerminkan program yang akan dijalankan. Ada beberapa pertanyaan dan mungkin bisa dipertimbangkan untuk menjadi masukan.

Dari anggaran yang dialokasikan untuk Mobile App development, saya tidak yakin anggaran tersebut cukup untuk mewujudkan aplikasi system pelaporan yang digagas. Di dalam aplikasi tersebut ada beberapa komponen yang membutuhkan resource cukup besar. Estimasi saya, paling tidak perlu dana Rp 100-120 juta untuk Sub Anggaran C1-2 dan C1-3. Beberapa komponen yang harus dipertimbangkan: Program tersebut membutuhkan Situs Web untuk (1) Mempublikasikan laporan dan analisa hasil laporan yang dikirim publik, Menampung konten yang akan dipublikasi baik ke situs web itu sendiri atau ke Mobile Apps itu sendiri (CMS). CMS tersebut pun berfungsi untuk mengelola laporan yang dikirimkan ke publik, mengatur item-item yang dapat dilaporkan (sehingga publik dapat melaporkan dengan lebih mudah dan cepat). Untuk menghubungkan antara MobileApps dan CMS perlu aplikasi yang menjembatani (API). API ini dapat ditempatkan bersama dengan situs web dan CMS-nya. Platform yang dipilih adalah Android dan Blackberry. Untuk platform Android sudah jelas, ini platform yang tumbuh cepat dan mendominasi. Tantangannya adalah ‘backward compatibility’ antar versi Android yang banyak digunakan, mulai dari Gingerbread (2.3) atau Honeycomb(3.0) sampai dengan KitKat (4.4). Sementara untuk Blackberry, saya tidak tahu pertimbangannya. Dari pengalaman mengelola MobileApps, memang pengguna Blackberry masih banyak (15%) namun ini untuk BB OS6-7, yang saya duga populasi semakin menurun. Sementara untuk BB10 (Z10-Z3, Q5 atau Q10) setahu saya populasinya masih kecil, jauh lebih kecil ketimbang iOS, meskipun lebih besar ketimbang WindowsPhone. Pertanyaannya adalah akan dibuat untuk BB ber-OS yang mana OS6-7 atau BB10? Keduanya tidak compatible dan completely different animal. Apakah tidak mempertimbangkan untuk untuk platform iOS? Memang, tantangannya lebih besar. Karena AppStore pun menerapkan kebijakan yang super ketat untuk aplikasi UGC (User Generated Content), terkait privacy & user data. Pembuatan mobile site, ini akan menjembatani platform smartphone yang kita tidak memiliki mobile app. Sehingga mereka pun masih bisa berpartisipasi. Secara khusus, mobile site ini dapat disatukan dengan situs web pada point (A), hanya memang dalam pengembangan membutuhkan perencanaan yang matang agar responsive web design memberikan konten dan user interface yang tepat (mudah diakses dan nyaman) untuk setiap device yang berbeda. Agar lebih mudah diakses, mobile site di-book-mark dengan ikon khusus sehingga pada smartphone android atau iOS, link bookmark atau launcher mobile site tersebut tampil seperti ikon mobileApp. Kalau sudah ada fitur-fitur yang must-have, mungkin mulai bisa dishare dan didiskusikan lebih jauh, sebelum diskusi menyangkut aspek teknis. Bila hal ini tidak dibahas lebih dahulu, saya khawatir fitur-fitur penting justru terseret oleh aspek teknis, sehingga aplikasi tak mampu mewujudkan misi yang ingin dicapai dengan program ini. Supaya lebih jelas, sebaiknya poin-poin pada pos C rencana anggaran, dipisahkan Biaya Pembuatan dan Produksi Aplikasi dan Konten dari program peluncuruan (C1-4) dan C2-3. Menurut saya, poin tersebut harus masuk ke Pos Diseminasi dan Promosi. Pos E. Materi Kampanye (Buku Saku), saya melihat pos ini agak kontradiktif dengan program Kampanye Frekuensi Milik Publik yang berbasis Teknologi Selular, terutama bagian pencetakan buku saku. Program ini menyediakan aplikasi atau layanan yang memberikan sarana agar publik dapat melakukan advokasi langsung dengan ‘mengawasi’ kualitas program-program TV secara langsung, yang disediakan oleh teknologi digital. Teknologi yang sama memberikan keleluasaan untuk menyertakan semua informasi atau referensi dalam bentuk digital. Apakah tidak sebaiknya materi tersebut dimasukkan dalam aplikasi saja? Pertimbangan lain: Sependek pengetahuan dan pengalaman saya, sampai saat ini masih ada ‘jarak’ antara teknologi digital (Internet dan Smartphone) dengan dunia TV, meskipun teknologi berupaya membuat kuduanya konvergen. Sehebat apapun sebuah layanan internet atau bahkan dalam bentuk mobile app diiklankan atau dibahas di TV, tidak serta merta membuat penonton TV meng-klik atau mengakses layanan internet tersebut. Mungkin karena saya tidak dapat mengidentifikasi atau membedakan pengakses yang terpengaruh tayangan program TV karena ‘jarak’ tadi. Katakanlah memang ada impak siginifikan dari TV ke digital, seharusnya VivaNews.com atau Viva.co.id atau okezone.com jauh lebih besar dari saat ini karena didukung iklan TV yang cukup besar, demikian juga detikcom yang sempat dipromosikan di TV dengan gencar pada awal 2012. Nah, dengan pertimbangan itu, apakah kita akan menciptakan material yang juga ‘berjarak’ pada kedua ‘dunia’ yang menjadi objek program ini? Sementara itu, mungkin bisa didiskusikan lebih jauh.

Tags: