Martha Hebi

Perempuan (Tidak) Biasa di Sumba Era 1965 - 1998

Martha adalah fasilitator pemberdayaan masyarakat dan pegiat seni. Aktif dalam penguatan warga terutama perempuan dan orang muda selama lebih dari 15 tahun. Ia mengkomunikasikan isu-isu sosial, isu perempuan dan anak muda melalui puisi, cerpen, monolog, teater. Puisinya didokumentasikan dalam Antologi Puisi Isis dan Musim-musim. Bersama Komunitas Hambila, ia menyelenggarakan Arisan Talenta berupa pelatihan-pelatihan gratis bagi anak muda di Sumba. Ia juga relawan di Komunitas SOPAN (Solidaritas Perempuan dan Anak) Sumba.

Ringkasan Proyek


Dana Proyek

Durasi

9 bulan

Dokumentasi 15 kisah inspiratif perempuan Sumba yang berada di empat Kabupaten di Sumba selama periode 1965-1998. Perempuan-perempuan ini menjadi luar biasa karena mereka melakukan hal-hal sederhana di masa sulit dengan daya, cinta, hati, analisa dan strategi tersendiri. Mulai dari advokasi perubahan kebijakan gereja yang kurang sensitif gender pada era 1970an-1980an, pegiat lingkungan yang akhirnya mendapatkan penghargaan Kalpataru, ada seniman musik tradisonal, seniman tenun, dukun pijat, dukun beranak yang keseluruhannya bergerak dalam diam dan jejaknya menoreh perubahan. Upaya dokumentasi ini adalah upaya publikasi kisah para perempuan inspiratif ini untuk menjawab siapa mereka, apa yang mereka lakukan pada periode itu, mengapa mereka mau/harus melakukan, bagaimana cara mereka melakukan, perubahan apa yang terjadi pada masa itu dan apakah perubahan itu masih terasa hingga kini.

Proposal Lengkap Laporan Naratif

Aktivitas


Pameran Karya


Berita Terbaru


Menggugat Diskriminasi Negara Terhadap Kepercayaan Marapu

14 Feb 2019

Bila sebuah negara melahirkan kebijakan tanpa mempertimbangkan keragaman warganya, maka akan berpotensi menjadi benih diskriminasi berkepanjangan. Bahkan tidak jarang akan menimbulkan konflik antar warganya. Sudah menjadi hukum alam bahwa kelompok...

Membiara untuk Mencintai Seutuhnya

11 Feb 2019

Pilihan menjadi biarawan atau biarawati Katolik bukan pilihan main-main atau sekedar coba-coba. Paling tidak ada ada 3 kaul yang menjadi landasan hidup yang dengan ikhlas dan sepenuh hati dijalani yaitu...

Melawan Tradisi Bawa Lari (Culik) Perempuan di Sumba

10 Feb 2019

Istilah bawa lari perempuan cukup dikenal dalam tradisi Sumba. Ini adalah jalan pintas untuk memperistri seorang perempuan idaman. Anda ingin membayangkan caranya? Seorang perempuan lajang dengan beberapa rekannya sedang ke...

Bangsawan yang Merdekakan Hambanya

09 Feb 2019

Bangsawan yang Merdekakan Hambanya Dalam sistem perbudakan tradisional Sumba, memiliki (menguasai) banyak hamba atau budak (bahasa Kambera : tau la umma atau ata ) dianggap akan membuat status sosial semakin...

Dukun Kampung, Pasiennya Bidan dan Dokter

07 Feb 2019

Dia dikenal sebagai dukun beranak. Ribuan anak lahir dengan selamat dari tangan dinginnya sejak 1969. Masa-masa sulit untuk mendapatkan bantuan medis dalam proses kelahiran di Pulau Sumba. Hampir setiap hari...

Seni Menjinakkan Politik

06 Feb 2019

Banyak yang menganggap politik itu liar, buas, kotor, dan hitam. Di tangan perempuan ini, asumsi tentang politik tersebut jadi berbeda. Maria Imaculata Nudu bergelut di dunia politik lebih dari 30...

Ingin Menari Sampai Mati

05 Feb 2019

Masih ingatkah dengan masa kecil Anda? Ya, saat Anda duduk di bangku Sekolah Dasar. Kalau berbuat salah atau terlambat tiba di sekolah biasanya ada hukuman. Kalau di Sumba, ada yang...

Warna Hidup Mama Hana

04 Feb 2019

Mama Hana tidak membutuhkan pelangi untuk mewarnai hidupnya. Dia menenunnya sendiri dengan cinta. Ketrampilannya membuat kemucing, anyaman dari pandan dan lontar serta kerajinan tangan lainnya adalah pelangi untuk mewujudkan mimpi...